Giliran Tim Basket 3x3 Putri Sumbang Perak buat Bali
Cabang Karate Tambah 1 Medali Perunggu Kumite Beregu Putri
JAYAPURA, NusaBali
Cabang olahraga basket mempersembahkan 2 medali perak bagi Kontingen Bali dalam PON XX 2020 di Papua.
Medali perak terakhir direbut dari basket 3x3 putri, Kamis (14/10) malam, setelah di babak final tim Bali dipecundangi tuan rumah Papua dengan skor telak 4-14. Sepekan sebelumnya, basket juga sudah mempersembahkan medali perak dari tim 5x5 putri setelah kalah dari Jawa Timur di final.
Dalam final basket 3x3 putri di GOR Basket Mimika Sport, Papua, tadi malam, Bali menerjunkan 4 pemain secara bergantian, yakni Pande Ketut Natalia Desintha, Regita Pramesti, Michelle Kurniawan, dan Fitria Ramadhani Madjid. Meski sudah berjuang keras selama 10 menit, tim Bali gagal mengimbangi tuan rumah Papua hingga menyerah 4-14.
Tim Bali sendiri lolos ke babak final, setelah dalam laga semifinal di tempat yang sama, Kamis siang, sukses membungkam DKI Jakarta (ruynner-up Pool A) dengan skor 15-12. Sebelumnya, dalam laga penyisihan Pool B, Regita Prameasti cs secara beruntun mengalahkan Sulawesi Selatan 10-6, Jawa Tengah 15-11, dan Jawa Barat 14-9. Bali pun lolos ke semifinal sebagai juara Pool B.
Pelatih Bali, Muflih Parhan, mennyayangkan timnya kalah dari Papua. Padahal, Bali diperkuat 2 pemain nasional yang sempat mengantarkan Indonesia juara Kejuaraan Asia U-18, yakni Regita Pramesti dan Michelle Kurniawan. "Saya akui tim basket 3x3 putri memang tidak pernah uji coba maupun ikut Kejurnas, karena situasi pandemi Covid-19," sesal Muflih Parhan tadi malam.
Meski demikian, cabang basket sudah ukir sejarah untuk kali pertama mampu mempersemnbahkan medali perak di ajang PON. Bahkan, Bali sabet 2 medali perak sekalilgus, setelah sebelumnya Kadek Liana cs juga jadi runner-up tim basket 5x5 putri usai dikalahkan Jawa Timur di final.
"Yang jelas, pencapaian basket Bali sudah melebihi pendahulunya di PON XV 2000 di Jawa Timur saat berhasil mempersembahkan medali perunggu dari tim putra," ujar manajer tim basket Bali, Deddy Setiawan. “Lumayan, kita sandingkan 2 medali perak dari tim 5x5 putri dan 3x3 putri,” sambung Ketua Umum Pengprov Perbasi Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan.
Sementara itu, cabang beladiri karate menutup pertandingan hari terakhir di PON XX 2020, Kamis kemarin, dengan tambahan 1 medali perunggu melalui kumite beregu putri. Dalam laga pamungkas cabang karate di GOR Politeknik Penerbangan Kayu Batu Jayapura, Papua tersebut, Bali menerjunkan trio karateka Cokorda Istri Agung Sanistyarani, Ni Made Meriantini, dan Ni Made Nada Dwimayanti.
Mereka mengawali pertandingan dengan mengalahkan tim Lampung 2-0. Sayangnya, dalam tarung semifinal kumite beregu putri kemarin, Bali dikandaskan DKI Jakarta dengan skor 0-2. Bali pun harus puas berebut medali perunggu melawan Sulawesi Tengah. Syukurnya, Cok Istri Agung Sanistyarani cs berhasil mengalahkan lawannya dengan skor 2-0, sehingga berhak atas medali perunggu.
Dengan hasil ini, cabang karate total mempersembahkan 2 medali emas dan 2 perunggu dalam PON XX 2020 di Papua. Dua medali emas dipersembahkan karateka I Kadek Krisna Dwi Antara melalui kumite kelas -60 kg putra dan sang juara bertahan Cokorda Istri Agung Sanistyarani dari kumite kelas -55 kg putri. Kedua karateka Inkai tersebut sabet emas di hari yang sama, Rabu (13/10) lalu. Sedangkan 1 medali perunggu lainnya cabang karate dipersembahkan karateka Ni Made Nada Dwimayanti dari kumite kelas -68 kg putri.
Ini merupakan prestasi terbaik tim karate Bali sepanjang sejarah PON. Pada PON XIX 2016 di Jawa Barat, cabang karate hanya menyumbang 1 medali emas dan 6 perunggu bagi kontingen Bali. Satu-satunya medali emas saat itu dipersembahkan Cok Istri Agung Sanistyarani alias Coki dari kumite kelas -55 kg putri.
Manajer tim karate Bali, Armand Setiawan, mengakui raihan medali ini sudah lebih baik dibandingkan PON XIX 2016. Tantangan ke depan adalah regenerasi. Pasalnya, jika ada batasan usia dalam PON XXI 2025 di Sumut-Aceh, jelas akan menjadi pekerjaan berat untuk Pengprov Forki Bali.
“Kemungkinan besar Cok Istri Agung Sanistyarani tidak bisa lagi turun di PON selanjutnya jika menggunakan batasan usia. Tapi, ada kemungkinan juga tidak memakai batasan usia. Sebab, karate kan sudah resmi dipertandingkan di Olimpiade," tegas Armand Setiawan. *dek
1
Komentar