Buleleng Pride, KMHDI Bali Luncurkan Produk Kopi

Terbukti per 6 Oktober 2021, KMHDI Bali sudah meluncurkan produk kopi dalam kemasan ziplock 80 gram ‘Buleleng Pride’ yang dibanderol Rp 10.000 per. “Sementara kami produksi yang berukuran 80 gram saja. Dan sudah kami pasarkan ke Jakarta dan NTT kemarin,” ungkap Ketua PD KMHDI Bali, I Gede Diyana Putra, Kamis (14/10/2021).

Nama Buleleng Pride dipilih karena biji kopi berasal dari dua desa yang ada di Kabupaten Buleleng, dengan melibatkan lima petani dan suplier lokal dalam proses pembuatannya berada di ketinggian 700 mdpl.

“KMHDI Bali menjalin kerja sama dengan petani lokal, dengan harapan dapat menggerakkan kembali roda perekonomian para petani di masa pandemi seperti saat ini,” ungkap I Gede Diyana Putra.

Ia pun menyatakan bahwa jenis biji kopi yang digunakan yakni jenis robusta, yang memiliki rasa yang halus dan aroma yang khas. “Produksi pertama pada tanggal 6 Oktober 2021 kami berhasil mengemas 2.800 bungkus kemasan 80 gram, dengan menghabiskan tiga kuintal biji kopi,” ungkapnya.

Hasil dari penjualan kopi bubuk tersebut pun digunakan sebagai kas organisasi, yang juga digunakan untuk menjalankan berbagai macam kegiatan sosial yang masuk dalam agenda atau program kerja KMHDI Bali. Lebih lanjut I Gede Diyana Putra pun menjelaskan mengapa KMHDI Bali memilih produk kopi untuk lebih lanjut dikembangkan serta diperjual belikan.

“Mengingat kebiasaan masyarakat Bali, yang selalu saja menyuguhkan kopi saat ada orang lain yang bertamu. Dan juga melihat kebiasaan masyarakat Bali yang sebagian besar mengonsumsi kopi,” terangnya.

Selain produk kopi bubuk, KMHDI Bali pun juga telah membuat produk gula aren, tumblr (wadah minum stainless), serta baju kaos KMHDI Bali, yang dipasarkan melalui media sosial instagram warungkmhdi.id.

I Gede Diyana Putra pun berharap, agar produk kopi Buleleng Pride yang telah diluncurkan oleh KMHDI Bali, diminati oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat Bali. “Untuk ke depannya saya berharap kerja sama dengan petani kopi lokal tersebut dapat terus berjalan. Dan juga dapat bekerja sama dengan petani lokal dari daerah lain yang ada di Bali,” tutupnya. *rma