Penonton Live Wajib Aplikasi PeduliLindungi
Festival Seni Bali Jani, 23 Oktober - 6 November 2021
DENPASAR, NusaBali
Festival Seni Bali Jani (FSBJ) III digelar Pemprov Bali, 23 Oktober - 6 November 2021. FSBJ ini masih memadukan konsep daring dan luring.
Meski demikian, seluruh kegiatan akan digelar live dan boleh ditonton langsung oleh masyarakat. Syaratnya, penoton terlebih dahulu discreening dengan aplikasi PeduliLindungi.
“Saat ini, PPKM di Bali sudah turun ke level 3. Makanya kami berani menggelar FSBJ ini secara langsung, tapi dengan prokes ketat. Jumlah penonton kami batasi setengah dari kapasitas gedung dan discreening aplikasi PeduliLindungi. Pertunjukan hanya digelar di gedung tertutup dan seniman juga kami wajibkan sudah divaksin minimal dua kali,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum, Sabtu (16/10).
Selain digelar langsung, agenda-agenda FSBJ juga akan disiarkan secara streaming di kanal youtube Disbud Provinsi Bali. Namun tidak menutup kemungkinan, jika di tengah jalan ada perubahan kebijakan akibat terjadinya lonjakan kasus covid-19, maka konsep pementasan akan menyesuaikan dengan kebijakan Pemprov Bali saat itu.
“Jika misalnya ada PPKM lagi, maka kita akan menyesuaikan. Intinya semua kegiatan kita akan gelar secara langsung, kecuali Madeeng Anyar atau Pawai. Khusus untuk pawai kita rekam, karena pawai bisa menimbulkan keramaian yang mungkin kita tidak bisa kendalikan pengunjungnya,” jelas mantan Rektor ISI Denpasar ini.
FSBJ tahun 2021 mengambil tema “Jenggala Sutra Susastra Wana Kerthi : Harmoni Diri dan Bumi” yang bermakna menjadikan keagungan hutan sebagai sumber literasi yang bisa memberi makna bagi kehidupan. “Kami mengajak para penonton untuk bisa memahami hutan. Hutan boleh dikelola tapi tidak dengan cara dieksploitasi, melainkan dipahami bahwa hutan harus tetap lestari. Sehingga bisa memberikan kehidupan,” jelasnya.
Prof Arya Sugiartha menjabarkan, FSBJ III 2021 akan berisi kegiatan Madeeng Anyar (karnaval/pawai), Pawimba (lomba), Adilango (pagelaran), Utsawa (parade), Megarupa (pameran), Timbang Rasa (sarasehan), Beranda Pustaka (bursa buku), dan Bali Jani Nugraha (penghargaan). Medeeng Anyar nanti berupa pertunjukan karnaval yang disajikan secara virtual, dengan seni olah kostum secara modern, namun masih menjadikan tradisi sebagai sumber inspirasi karya.
Adilango akan diisi dengan pagelaran kolosal kolaborasi live-virtual teater opera musikal ‘Pusaka Rimba’, saat acara pembukaan Festival SBJ III, 23 Oktober 2021. Sedangkan saat acara penutupan Festival SBJ III, 6 November 2021, akan diisi pagelaran musik modern dan komtemporer Sanggar Rare Angon Sejati (Lolot Band).
Untuk Utsawa, akan melibatkan tim-tim dari kabupaten/kota. Sementara untuk Megarupa akan berisi gabungan pameran langsung dan virtual dengan konsep unik dan inovatif, menjawab pandemi Covid-19. Timbang Rasa (sarasehan) akan menampilkan 7 topik. Rinciannya, sarasehan ‘Membangun Ekosistem Teater Modern Di Bali’, ‘Ragam Tematik Puisi Modern Bali’, ‘Seni Sebagai Seruan Kesadaran’, ‘Alih Media’, ‘Kreasi Musik Bali Kini’, ‘Taksu Seni Tari Kini’, dan ‘Seni Rupa Pertunjukan’.
Selain itu, juga akan ada Beranda Pustaka (bursa buku) yang akan diisi dengan penerbitan sastrawan dan pelaku seni. Termasuk bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, yang juga menggelar pameran di Taman Budaya. Terakhir, ada penghargaan Bali Jani Nugraha, yang merupakan pengakuan dan apresiasi pemerintah atas prestasi, dedikasi, pencapaian seniman, penulis, kritikus, pelaku seni modern, kontemporer, dan seni inovasi lainnya dalam pemajuan seni modern dan kontemporer. *ind
1
Komentar