Harga Penjor Mencapai Rp 8 Juta, Pasang Pakai Crane
Penjor yang dilombakan setinggi 12 meter, ditancapkan 1,5 meter.
AMLAPURA, NusaBali
Panitia menggelar lomba penjor menyambut Karya
Usaba Kapat di Pura Pamaksan, Banjar Saren Kangin, Desa Adat Saren,
Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Panitia menggelar lomba penjor menyambut Karya
Usaba Kapat di Pura Pamaksan, Banjar Saren Kangin, Desa Adat Saren,
Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Jika dihitung-hitung rata-rata penjor yang dilombakan senilai Rp 8 juta. Lomba menilai 14 penjor, menurun dibandingkan tahun 2019 dengan 21 penjor. Menariknya lagi, pemasangan penjor menggunakan mobil crane.
Kelian Banjar Adat Saren Kangin, I Wayan Toya, mengatakan lomba penjor untuk menyongsong Usaba Kapat di Pura Pamaksan, Banjar Saren Kangin, yang puncaknya pada Purnama Kalima, Buda Wage Warigadean, Rabu (20/10). “Peserta penjor berkurang, tetapi secara kualitas ada peningkatan, itulah yang menyebabkan biaya yang dibutuhkan mengalami kenaikan,” ungkap Wayan Toya, Minggu (17/10).
Wayan Toya menambahkan, bahan-bahan penjor yang dibutuhkan dengan biaya Rp 5 juta sampai Rp 6 juta. Jika dihitung biaya pembuatannya selama 14 hari dan ongkos mencapai Rp 8 juta. Penjor setinggi 12 meter dan ditancapkan 1,5 meter. Penjor ukuran ini menghabiskan bahan 50 pucuk rontal. Per pucuk harganya Rp 35.000 hingga Rp 40.000, bahan lainnya berupa bambu petung Rp 200.000, buah, kain, dan perhiasan lainnya, sehingga nilainya mencapai Rp 8 juta.
Ketua Dewan Juri Ida Wayan Pang Swadarma menjelaskan, kriteria penilaian terbagi 21 kriteria. Diameter bambu penjor 13,64 cm, ada unsur ulap-ulap, sampian, tulang lindung, tamiang gunakan paku pidpid, tangga menek, tangga tuun, pala gantung, pala rambat, pala mebok, pala bungkah, dengdeng ai kain putih kuning, pala gebogan, janur seni budaya, janur lembaran ambu, lamak penjor lan lamak deling, tamiang sanggah, daksina pasegehan, dan seni kreativitas budaya.
“Sebanyak 14 peserta telah memenuhi semua kriteria. Pembina seni penjor Ida Wayan Jelantik Oyo dari Geria Krotok, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem mengatakan, penjor sebagai lambang gunung beserta isi alam semesta untuk persembahan, tetapi juga dikemas dalam bentuk seni. “Lomba penjor kombinasi antara kebutuhan upakara sesuai esensi dan seni, mengingat lomba jelang usaba kapat," jelas Ida Wayan Jelantik Oyo. Salah satu unsur seni yang ditampilkan dalam penjor yakni sampian penjor dari ujung penjor bagian atas panjang 3 meter, bambu berbentuk jaran teji atau singa ngarap. *k16
1
Komentar