Pencanangan Desa KBS di Buleleng
Bupati Minta Difasilitasi Penuntasan TPS3R
Keberadaan TPS3R di Buleleng sangat penting, karena topografi wilayahnya yang nyegara gunung.
SINGARAJA, NusaBali
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meminta Pemerintah Provinsi Bali membantu penuntasan pengadaan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di Buleleng. Harapan tersebut disampaikan saat pencanangan Desa Kerti Bali Sejahtera (KBS) oleh Gubernur Bali Wayan Koster secara daring serentak Sabtu (16/10).
Menurut Bupati Agus Suradnyana, pengadaan TPS3R di masing-masing desa saat ini sangat penting, untuk mempercepat salah satu program gubernur dalam pengelolaan sampah berbasis sumber. Program yang telah dituangkan dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 diharapkan dilaksanakan di masing-masing desa dan kelurahan, untuk mewujudkan desa bersih tanpa mengotori desa lain.
Selain juga mendorong percepatan program pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. “Saya ingin pak Gubernur bisa menyukseskan pembangunan TPS3R di daerah, khususnya di Kabupaten Buleleng untuk pengelolaan sampah yang lebih baik,” ujar Agus Suradnyana. Menurut bupati dua periode ini, keberadaan TPS3R di Buleleng sangat penting, karena topografi wilayahnya yang nyegara gunung. Pengelolaan sampah di daerah hulu akan sangat berpengaruh pada timbulan sampah di daerah hilir.
Agus Suradnyana mengatakan, satu desa tetap akan mengotori desa lain saat pengelolaan sampahnya tidak berjalan dengan baik. Terlebih desa tersebut ada di wilayah hulu. “TPS3R bisa mengurangi risiko melubernya sampah. Hal tersebut diperlukan karena topografi desa-desa di Buleleng mengalir dari atas ke bawah. Desa yang di atas mengotori desa yang lebih rendah,” imbuh Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng ini.
Kondisi tersebut membuat Agus Suradnyana berharap agar pemerintah provinsi dan pusat dapat membantu mempercepat penyelesaian pembangunan TPS3R. Sejauh ini dari 148 desa dan kelurahan yang ada di Buleleng, yang sudah memiliki TPS3R baru 32 desa. Rata-rata pembangunan TPS3R bersumber dari APBD Buleleng dan APBN.
Meskipun masih sangat rendah, Agus Suradnyana mengatakan upaya pengelolaan sampah berbasis sumber terus digencarkan. Selain TPS3R, juga sudah tercatat TPS sebanyak 24 unit dan 11 unit rumah kompos. Selain itu, Agus Suradnyana juga memaparkan perkembangan pengadaan air bersih di desa sudah dilakukan dengan baik. Begitu pula industri-industri yang berbasis desa dari wilayah timur sampai barat Buleleng telah dioptimalkan.
Sementara itu, dalam pencanangan Desa KBS akan dibentuk Tim Desa Kerti Bali Sejahtera. Mereka yang dilibatkan adalah ASN dan juga pegawai kontrak di lingkup Pemkab Buleleng. Tim Desa KBS berkewajiban memahami secara utuh produk hukum, kebijakan dan program. Selanjutnya mereka bertugas menyosialisasikan dan mendampingi pelaksanaan program di masing-masing desa. Khusus di Kabupaten Buleleng Tim Desa KBS akan melibatkan 2.556 orang ASN dan Pegawai Kontrak di lingkup Pemkab Buleleng.*k23
Menurut Bupati Agus Suradnyana, pengadaan TPS3R di masing-masing desa saat ini sangat penting, untuk mempercepat salah satu program gubernur dalam pengelolaan sampah berbasis sumber. Program yang telah dituangkan dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 diharapkan dilaksanakan di masing-masing desa dan kelurahan, untuk mewujudkan desa bersih tanpa mengotori desa lain.
Selain juga mendorong percepatan program pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. “Saya ingin pak Gubernur bisa menyukseskan pembangunan TPS3R di daerah, khususnya di Kabupaten Buleleng untuk pengelolaan sampah yang lebih baik,” ujar Agus Suradnyana. Menurut bupati dua periode ini, keberadaan TPS3R di Buleleng sangat penting, karena topografi wilayahnya yang nyegara gunung. Pengelolaan sampah di daerah hulu akan sangat berpengaruh pada timbulan sampah di daerah hilir.
Agus Suradnyana mengatakan, satu desa tetap akan mengotori desa lain saat pengelolaan sampahnya tidak berjalan dengan baik. Terlebih desa tersebut ada di wilayah hulu. “TPS3R bisa mengurangi risiko melubernya sampah. Hal tersebut diperlukan karena topografi desa-desa di Buleleng mengalir dari atas ke bawah. Desa yang di atas mengotori desa yang lebih rendah,” imbuh Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng ini.
Kondisi tersebut membuat Agus Suradnyana berharap agar pemerintah provinsi dan pusat dapat membantu mempercepat penyelesaian pembangunan TPS3R. Sejauh ini dari 148 desa dan kelurahan yang ada di Buleleng, yang sudah memiliki TPS3R baru 32 desa. Rata-rata pembangunan TPS3R bersumber dari APBD Buleleng dan APBN.
Meskipun masih sangat rendah, Agus Suradnyana mengatakan upaya pengelolaan sampah berbasis sumber terus digencarkan. Selain TPS3R, juga sudah tercatat TPS sebanyak 24 unit dan 11 unit rumah kompos. Selain itu, Agus Suradnyana juga memaparkan perkembangan pengadaan air bersih di desa sudah dilakukan dengan baik. Begitu pula industri-industri yang berbasis desa dari wilayah timur sampai barat Buleleng telah dioptimalkan.
Sementara itu, dalam pencanangan Desa KBS akan dibentuk Tim Desa Kerti Bali Sejahtera. Mereka yang dilibatkan adalah ASN dan juga pegawai kontrak di lingkup Pemkab Buleleng. Tim Desa KBS berkewajiban memahami secara utuh produk hukum, kebijakan dan program. Selanjutnya mereka bertugas menyosialisasikan dan mendampingi pelaksanaan program di masing-masing desa. Khusus di Kabupaten Buleleng Tim Desa KBS akan melibatkan 2.556 orang ASN dan Pegawai Kontrak di lingkup Pemkab Buleleng.*k23
Komentar