Garap 'Game Calonarang', Undiksha Raih Perak
SINGARAJA, NusaBali
Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.
Prestasi tersebut datang dari ajang GEMASTIK (Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi) tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Pada ajang dengan tuan rumah Telkom University, tim Undiksha divisi pengembangan aplikasi permainan berhasil membawa pulang medali perak. Tim tersebut terdiri atas Made Agus Panji Sujaya, Made Yuda Sadewa, Nyoman Juli Budiartawan yang merupakan mahasiswa Prodi Teknik Informatika. Karya yang ditampilkan berupa game “Calonarang: The Darkness of Dirah”.
Panji selaku perwakilan tim menjelaskan pembuatan game tersebut berdasarkan realitas di lapangan, yaitu masyarakat masih banyak yang belum mengetahui cerita yang melatarbelakangi adanya ritual Calonarang. “Melalui game ini, kami mencoba memberikan ruang edukasi untuk masyarakat,” tuturnya, Senin, (11/10).
Pemilihan cerita Calonarang, katanya juga tidak terlepas dari keinginanya bersama tim untuk mengangkat cerita rakyat Bali kedalam sebuah game untuk lebih memperkenalkan kepada masyarakat luas. “Kami merasa bahwa cerita calonarang adalah salah satu cerita yang paling melekat bagi masyarakat Bali. Selain itu juga kami terinspirasi dari game yang kebanyakan hanya mengadopsi cerita rakyat luar negeri saja dan masih sedikit cerita rakyat khususnya dari Bali yang diangkat,” terangnya.
Pada ajang yang berlangsung dari 4 sampai 7 Oktober lalu, timnya bersaing dengan sejumlah yang berasal dari seluruh Universitas di Indonesia yang dinaungi Kemendikbudristek. Mahasiswa asal Desa Banyuning, Buleleng ini tidak menampik jika keberhasilan meraih prestasi tidak terlepas dari dukungan seluruh pimpinan lembaga, para dosen, dan juga dosen pembimbing yaitu I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.Sc.
Ditambahkan lebih lanjut, butuh waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan karya dan lainnya untuk menghadapi kompetisi bergengsi ini. “Kebetulan karya ini adalah salah satu produk skripsi anggota kami, yakni Nyoman Juli Budiartawan. Jadi sembari menyusun skripsi yang harus dikejar sembari berlomba. Syukur, semua jerih payah terbayarkan dengan medali perak yang akhirnya bisa kami raih,” terang mahasiswa berusia 22 tahun ini.
Keikutsertaan pada kompetisi ini, imbuh Panji, selain untuk mengukur kemampuan diri, juga untuk mendapatkan feedback dari para juri untuk pengembangan game. “Sehingga kedepannya kami dapat memoles game ini agar semakin baik. Selain itu juga kami berencana untuk mengikuti program inkubasi bagi perintis perusahaan game yang sedang digadang-gadang oleh kelompok/perusahaan ternama, seperti Indigo dan Agate,” jelasnya.
Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., pun memberikan apresiasi atas prestasi yang telah mengharumkan nama Undiksha di kancah nasional. Demikian juga dengan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Hubungan Masyarakat, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd. Diharapkan mahasiswa Undiksha tetap semangat berkarya dan terus meningkatkan kompetensi diri, sehingga semakin dapat bersaing di kompetisi, baik nasional maupun internasional. Peran dosen untuk turut serta membimbing juga diharapkan semakin maksimal. *
Pada ajang dengan tuan rumah Telkom University, tim Undiksha divisi pengembangan aplikasi permainan berhasil membawa pulang medali perak. Tim tersebut terdiri atas Made Agus Panji Sujaya, Made Yuda Sadewa, Nyoman Juli Budiartawan yang merupakan mahasiswa Prodi Teknik Informatika. Karya yang ditampilkan berupa game “Calonarang: The Darkness of Dirah”.
Panji selaku perwakilan tim menjelaskan pembuatan game tersebut berdasarkan realitas di lapangan, yaitu masyarakat masih banyak yang belum mengetahui cerita yang melatarbelakangi adanya ritual Calonarang. “Melalui game ini, kami mencoba memberikan ruang edukasi untuk masyarakat,” tuturnya, Senin, (11/10).
Pemilihan cerita Calonarang, katanya juga tidak terlepas dari keinginanya bersama tim untuk mengangkat cerita rakyat Bali kedalam sebuah game untuk lebih memperkenalkan kepada masyarakat luas. “Kami merasa bahwa cerita calonarang adalah salah satu cerita yang paling melekat bagi masyarakat Bali. Selain itu juga kami terinspirasi dari game yang kebanyakan hanya mengadopsi cerita rakyat luar negeri saja dan masih sedikit cerita rakyat khususnya dari Bali yang diangkat,” terangnya.
Pada ajang yang berlangsung dari 4 sampai 7 Oktober lalu, timnya bersaing dengan sejumlah yang berasal dari seluruh Universitas di Indonesia yang dinaungi Kemendikbudristek. Mahasiswa asal Desa Banyuning, Buleleng ini tidak menampik jika keberhasilan meraih prestasi tidak terlepas dari dukungan seluruh pimpinan lembaga, para dosen, dan juga dosen pembimbing yaitu I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.Sc.
Ditambahkan lebih lanjut, butuh waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan karya dan lainnya untuk menghadapi kompetisi bergengsi ini. “Kebetulan karya ini adalah salah satu produk skripsi anggota kami, yakni Nyoman Juli Budiartawan. Jadi sembari menyusun skripsi yang harus dikejar sembari berlomba. Syukur, semua jerih payah terbayarkan dengan medali perak yang akhirnya bisa kami raih,” terang mahasiswa berusia 22 tahun ini.
Keikutsertaan pada kompetisi ini, imbuh Panji, selain untuk mengukur kemampuan diri, juga untuk mendapatkan feedback dari para juri untuk pengembangan game. “Sehingga kedepannya kami dapat memoles game ini agar semakin baik. Selain itu juga kami berencana untuk mengikuti program inkubasi bagi perintis perusahaan game yang sedang digadang-gadang oleh kelompok/perusahaan ternama, seperti Indigo dan Agate,” jelasnya.
Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., pun memberikan apresiasi atas prestasi yang telah mengharumkan nama Undiksha di kancah nasional. Demikian juga dengan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Hubungan Masyarakat, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd. Diharapkan mahasiswa Undiksha tetap semangat berkarya dan terus meningkatkan kompetensi diri, sehingga semakin dapat bersaing di kompetisi, baik nasional maupun internasional. Peran dosen untuk turut serta membimbing juga diharapkan semakin maksimal. *
Komentar