Sehari Sebelum Meninggal Sempat Melatih Tari Kebesaran SMPN 1 Singaraja
Seniman Nyeraki Pencipta Tari Kreasi Baru Satya Brasta, Dr I Nyoman Cerita SST MFA Berpulang
Banyak karya seni ciptaan Nyoman Cerita yang fenomenal, seperti Tari Satya Brasta, Tari Garuda Wisnu Kencana, Tari Barong Api, Tari Sekar Pucuk Bang, Tari Sekar Gumitir maskot Kabupaten Bangli dan lainnya.
GIANYAR, NusaBali
Seniman nyeraki atau multitalenta Bali, Dr I Nyoman Cerita SST MFA asal Banjar Sengguan, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar berpulang. Pencipta Tari kreasi baru Satya Brasta yang eksis sejak tahun 1989 ini dilarikan ke RS Ganesha di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Senin (18/10) dinihari dengan keluhan sesak bagian ulu hati. Sempat dikira membaik, namun akhirnya Nyoman Cerita meninggal mendadak hari itu juga sekitar pukul 19.45 Wita.
Semasa hidup, Nyoman Cerita diketahui memiliki riwayat penyakit asam lambung. Diduga karena totalitasnya dalam berkesenian, hingga sering mengabaikan pola makan. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang malang melintang keliling dunia membawa misi kesenian ini sempat seharian melatih Tari kebesaran di SMPN 1 Singaraja.
"Hari Sabtu (16/10) bapak berangkat ke Buleleng untuk melatih Tari kebesaran SMPN 1 Singaraja. Menginap semalam, Minggu (17/10) sore baru tiba di rumah. Bapak berangkat bersama sopir. Selama di Buleleng bapak biasa-biasa saja, tiba di rumah juga masih biasa. Tengah malam jelang dinihari, baru bapak merasakan gelisah luar biasa," jelas I Kadek Puriartha, 35, putra bungsu mendiang Nyoman Cerita saat ditemui di rumah duka, Selasa (19/10).
Mendiang Nyoman Cerita meninggal pada usia 60 tahun. Prosesi Ngaben rencananya akan dilaksanakan pada Redite Pon Julungwangi, Minggu (24/10) di Setra Dalem Gede, Desa Adat Singapadu, Singapadu, Gianyar. Nyoman Cerita meninggalkan seorang istri, Ni Made Seri, 63, dua anak, menantu dan 7 orang cucu. Semasa hidup, Nyoman Cerita dikenal sebagai mahaguru yang totalitas dalam berkesenian. Banyak karya seni ciptaan Nyoman Cerita yang menjadi fenomenal hingga saat ini. Di antaranya Tari Satya Brasta, Tari Garuda Wisnu Kencana, Tari Barong Api, Tari Sekar Pucuk Bang, Tari Sekar Gumitir maskot Kabupaten Bangli dan masih banyak karya fenomenal lainnya.
Kepergian Nyoman Cerita dirasakan sangat mendadak oleh anak, istri termasuk koleganya di Bali hingga luar negeri. Sebab meskipun diketahui memiliki riwayat asam lambung, tidak pernah separah ini. "Jika asam lambungnya kumat, keluar sendawa saja sudah langsung baikan. Tumben kali ini bapak gelisah karena sulit bersendawa, dirasakan sesak bagian ulu hati," jelas Kadek Puriartha yang Kaprodi Produksi Film dan Televisi ISI Denpasar ini. Maka itu, keluarga, teman hingga anak didik Nyoman Cerita sangat kaget atas kabar meninggalnya seorang panutan. "Semua kaget, ndak percaya," ungkapnya.
Kadek Puriartha menduga ayahnya mengabaikan pola makan saat memberikan pelatihan dan pembinaan Tari di SMPN 1 Singajara. "Mungkin bapak lupa makan. Saya tahu gimana bapak kalau sudah menari, memang sering lupa makan. Bapak Seniman tulen, hidupnya memang diabdikan terhadap seni dan budaya. Seniman yang asyik berkarya, otomatis lupa makan," terang Kadek Puriartha.
Kebiasaan kurang baik ayahnya tersebut, sudah sering kali pula diperingatkan. Namun, sering kali pula diabaikan demi sebuah karya seni yang sedang digarap. "Awalnya bapak memang punya Maag akut, sudah sering saya ingatkan," jelasnya. Sepulang dari Buleleng, Nyoman Cerita beraktivitas seperti biasa di rumahnya. "Tidak ada yang aneh, semua masih baik-baik saja. Mendadak sekitar pukul 01.00 Wita, bapak gelisah, panik. Diantar sama ipar ke rumah sakit terdekat. Dicek dokter, ada penyempitan jantung. Mungkin dampak dari asam lambung. Tensinya juga turun, dari biasanya selalu tensi tinggi. Drop," jelasnya.
Dengan berbagai upaya tindakan medis, masa kritis tersebut sempat terlewati. "Saat dirawat, kesadaran bapak masih terjaga. Adiknya sempat nengok, bilang keluhannya hanya di ulu hati susah nafas. Biasa diajak ngobrol, dimotivasi agar fokus untuk sembuh jangan berpikir macem-macem," jelas Kadek Puriartha. Berselang beberapa jam kemudian, Tiba-tiba kondisi Nyoman Cerita kembali drop hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pukul 19.45 WITA. "Sudah tidak bisa tertolong lagi. Segala upaya sudah dilakukan, mungkin memang segitu usianya," jelas Kadek Puriartha dengan mata berkaca-kaca.
Bagi keluarga, sosok Nyoman Cerita adalah panutan. Apapun yang dikerjakan harus serius sangat totalitas. "Setiap muridnya pasti tahu bagaimana bapak saat mengajar. Dia tidak mau setengah-setengah, pasti menunjukkan yang terbaik. Bapak adalah guru saya, Bapak yang terbaik," jelasnya yang tak kuasa menahan air mata ini.
Salah satu mimpi besar almarhum yang ingin dicapai, yakni menyandang gelar guru besar. Semua berkas persyaratan telah diajukan, tinggal menunggu SK. "Impiannya Bapak, biar bisa sampai Profesor. Kesiapan sudah lengkap sekali," ungkapnya. Nyoman Cerita juga dikenal sebagai sosok pendidik yang tak pelit dengan ilmu. Justru semakin banyak melihat anak didiknya berhasil, Nyoman Cerita semakin bahagia. "Saya bangga punya ayah begitu," imbuhnya.
Selain itu, keluarga juga bangga karena setiap karya yang diciptakan kebanyakan menjadi fenomenal. Seperti misalnya Tari Kreasi Baru Satya Brasta. Tarian ini diciptakan sebagai Karya Tugas Akhir Sarjana Seni Tari di ISI Denpasar (dulu ASTI) Tahun 1989. Tarian yang mengisahkan tentang kepahlawanan Gatotkaca dengan Karna yang diakhiri dengan gugurnya Gatotkaca oleh senjata Konta Wijayakusuma ini sudah ditarikan oleh anak, cucu Nyoman Cerita dan masih eksis hingga saat ini. Nyoman Cerita sendiri sejatinya masih menjabat sebagai Ketua Listibya Kabupaten Gianyar.
Rasa bangga juga diungkapkan Ketut Gede Sumerta, 56, adik Nyoman Cerita. Baginya, Nyoman Cerita adalah guru Tari handal, koreografer terbaik.
"Temannya banyak, dari Jepang, India, Australia, Korea, Jerman, Prancis. Mereka datang mengucapkan belasungkawa, katanya dunia kehilangan Seniman besar," ujarnya. Meski dikenal seantero jagat, ternyata Nyoman Cerita adalah sosok Seniman yang sederhana. Tidak pernah gila popularitas, bahkan lembar-lembar piagam penghargaan, sertifikat hak kekayaan intelektual dan berkas penting lainnya tidak dipajang di dinding rumah. Nyoman Cerita pilih menyimpannya dengan rapi di dalam sebuah box. Selain itu, Nyoman Cerita juga punya kebiasaan mengendarai sepeda motor setiap kali mengajar ke kampus ISI Denpasar atau pun ke tempat-tempat yang meminta kehadirannya.
"Karakternya sederhana, ke kampus selalu naik sepeda motor. Hanya pakai mobil jika perjalanan jauh, seperti ke Buleleng," jelasnya. Masa kecil Nyoman Cerita juga unik. Setiap aktifitas diselingi dengan gerak tari. "Mau mandi pun sambil menari," kenangnya. Setiap kali ada pertunjukan seni di balai Banjar, Nyoman Cerita kecil merekam dengan ingatannya kemudian praktek sendiri di rumah.
"Yang berpengaruh besar bagi karir seni Bapak adalah Bu Cok Nandi, Puri Singapadu," jelasnya. Tidak saja pintar menari, Nyoman Cerita juga menguasai sejumlah bidang seni lain. Semisal membuat patung, menggambar, menabuh, membuat aransemen, properti dan kostum. "Multi talenta, istilahnya nyeraki. Bahwa Seniman itu tidak hanya bisa di satu bidang saja," jelas Gede Sumerta. Semasa hidup, Nyoman Cerita menempuh pendidikan mulai SDN 1 Singapadu, SMPN 2 Sukawati, Kokar (SMKI). Mendapatkan gelar Sarjana Seni Tari di ISI Denpasar, Master of Fine Arts di University of California, Los Angeles pada 17 Juni 2005, dan Doktor Kajian Budaya Universitas Udayana. Sempat diangkat sebagai guru di SMAN 1 Ubud, sebelum menjadi Dosen ISI Denpasar. *nvi
Seniman nyeraki atau multitalenta Bali, Dr I Nyoman Cerita SST MFA asal Banjar Sengguan, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar berpulang. Pencipta Tari kreasi baru Satya Brasta yang eksis sejak tahun 1989 ini dilarikan ke RS Ganesha di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Senin (18/10) dinihari dengan keluhan sesak bagian ulu hati. Sempat dikira membaik, namun akhirnya Nyoman Cerita meninggal mendadak hari itu juga sekitar pukul 19.45 Wita.
Semasa hidup, Nyoman Cerita diketahui memiliki riwayat penyakit asam lambung. Diduga karena totalitasnya dalam berkesenian, hingga sering mengabaikan pola makan. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang malang melintang keliling dunia membawa misi kesenian ini sempat seharian melatih Tari kebesaran di SMPN 1 Singaraja.
"Hari Sabtu (16/10) bapak berangkat ke Buleleng untuk melatih Tari kebesaran SMPN 1 Singaraja. Menginap semalam, Minggu (17/10) sore baru tiba di rumah. Bapak berangkat bersama sopir. Selama di Buleleng bapak biasa-biasa saja, tiba di rumah juga masih biasa. Tengah malam jelang dinihari, baru bapak merasakan gelisah luar biasa," jelas I Kadek Puriartha, 35, putra bungsu mendiang Nyoman Cerita saat ditemui di rumah duka, Selasa (19/10).
Mendiang Nyoman Cerita meninggal pada usia 60 tahun. Prosesi Ngaben rencananya akan dilaksanakan pada Redite Pon Julungwangi, Minggu (24/10) di Setra Dalem Gede, Desa Adat Singapadu, Singapadu, Gianyar. Nyoman Cerita meninggalkan seorang istri, Ni Made Seri, 63, dua anak, menantu dan 7 orang cucu. Semasa hidup, Nyoman Cerita dikenal sebagai mahaguru yang totalitas dalam berkesenian. Banyak karya seni ciptaan Nyoman Cerita yang menjadi fenomenal hingga saat ini. Di antaranya Tari Satya Brasta, Tari Garuda Wisnu Kencana, Tari Barong Api, Tari Sekar Pucuk Bang, Tari Sekar Gumitir maskot Kabupaten Bangli dan masih banyak karya fenomenal lainnya.
Kepergian Nyoman Cerita dirasakan sangat mendadak oleh anak, istri termasuk koleganya di Bali hingga luar negeri. Sebab meskipun diketahui memiliki riwayat asam lambung, tidak pernah separah ini. "Jika asam lambungnya kumat, keluar sendawa saja sudah langsung baikan. Tumben kali ini bapak gelisah karena sulit bersendawa, dirasakan sesak bagian ulu hati," jelas Kadek Puriartha yang Kaprodi Produksi Film dan Televisi ISI Denpasar ini. Maka itu, keluarga, teman hingga anak didik Nyoman Cerita sangat kaget atas kabar meninggalnya seorang panutan. "Semua kaget, ndak percaya," ungkapnya.
Kadek Puriartha menduga ayahnya mengabaikan pola makan saat memberikan pelatihan dan pembinaan Tari di SMPN 1 Singajara. "Mungkin bapak lupa makan. Saya tahu gimana bapak kalau sudah menari, memang sering lupa makan. Bapak Seniman tulen, hidupnya memang diabdikan terhadap seni dan budaya. Seniman yang asyik berkarya, otomatis lupa makan," terang Kadek Puriartha.
Kebiasaan kurang baik ayahnya tersebut, sudah sering kali pula diperingatkan. Namun, sering kali pula diabaikan demi sebuah karya seni yang sedang digarap. "Awalnya bapak memang punya Maag akut, sudah sering saya ingatkan," jelasnya. Sepulang dari Buleleng, Nyoman Cerita beraktivitas seperti biasa di rumahnya. "Tidak ada yang aneh, semua masih baik-baik saja. Mendadak sekitar pukul 01.00 Wita, bapak gelisah, panik. Diantar sama ipar ke rumah sakit terdekat. Dicek dokter, ada penyempitan jantung. Mungkin dampak dari asam lambung. Tensinya juga turun, dari biasanya selalu tensi tinggi. Drop," jelasnya.
Dengan berbagai upaya tindakan medis, masa kritis tersebut sempat terlewati. "Saat dirawat, kesadaran bapak masih terjaga. Adiknya sempat nengok, bilang keluhannya hanya di ulu hati susah nafas. Biasa diajak ngobrol, dimotivasi agar fokus untuk sembuh jangan berpikir macem-macem," jelas Kadek Puriartha. Berselang beberapa jam kemudian, Tiba-tiba kondisi Nyoman Cerita kembali drop hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pukul 19.45 WITA. "Sudah tidak bisa tertolong lagi. Segala upaya sudah dilakukan, mungkin memang segitu usianya," jelas Kadek Puriartha dengan mata berkaca-kaca.
Bagi keluarga, sosok Nyoman Cerita adalah panutan. Apapun yang dikerjakan harus serius sangat totalitas. "Setiap muridnya pasti tahu bagaimana bapak saat mengajar. Dia tidak mau setengah-setengah, pasti menunjukkan yang terbaik. Bapak adalah guru saya, Bapak yang terbaik," jelasnya yang tak kuasa menahan air mata ini.
Salah satu mimpi besar almarhum yang ingin dicapai, yakni menyandang gelar guru besar. Semua berkas persyaratan telah diajukan, tinggal menunggu SK. "Impiannya Bapak, biar bisa sampai Profesor. Kesiapan sudah lengkap sekali," ungkapnya. Nyoman Cerita juga dikenal sebagai sosok pendidik yang tak pelit dengan ilmu. Justru semakin banyak melihat anak didiknya berhasil, Nyoman Cerita semakin bahagia. "Saya bangga punya ayah begitu," imbuhnya.
Selain itu, keluarga juga bangga karena setiap karya yang diciptakan kebanyakan menjadi fenomenal. Seperti misalnya Tari Kreasi Baru Satya Brasta. Tarian ini diciptakan sebagai Karya Tugas Akhir Sarjana Seni Tari di ISI Denpasar (dulu ASTI) Tahun 1989. Tarian yang mengisahkan tentang kepahlawanan Gatotkaca dengan Karna yang diakhiri dengan gugurnya Gatotkaca oleh senjata Konta Wijayakusuma ini sudah ditarikan oleh anak, cucu Nyoman Cerita dan masih eksis hingga saat ini. Nyoman Cerita sendiri sejatinya masih menjabat sebagai Ketua Listibya Kabupaten Gianyar.
Rasa bangga juga diungkapkan Ketut Gede Sumerta, 56, adik Nyoman Cerita. Baginya, Nyoman Cerita adalah guru Tari handal, koreografer terbaik.
"Temannya banyak, dari Jepang, India, Australia, Korea, Jerman, Prancis. Mereka datang mengucapkan belasungkawa, katanya dunia kehilangan Seniman besar," ujarnya. Meski dikenal seantero jagat, ternyata Nyoman Cerita adalah sosok Seniman yang sederhana. Tidak pernah gila popularitas, bahkan lembar-lembar piagam penghargaan, sertifikat hak kekayaan intelektual dan berkas penting lainnya tidak dipajang di dinding rumah. Nyoman Cerita pilih menyimpannya dengan rapi di dalam sebuah box. Selain itu, Nyoman Cerita juga punya kebiasaan mengendarai sepeda motor setiap kali mengajar ke kampus ISI Denpasar atau pun ke tempat-tempat yang meminta kehadirannya.
"Karakternya sederhana, ke kampus selalu naik sepeda motor. Hanya pakai mobil jika perjalanan jauh, seperti ke Buleleng," jelasnya. Masa kecil Nyoman Cerita juga unik. Setiap aktifitas diselingi dengan gerak tari. "Mau mandi pun sambil menari," kenangnya. Setiap kali ada pertunjukan seni di balai Banjar, Nyoman Cerita kecil merekam dengan ingatannya kemudian praktek sendiri di rumah.
"Yang berpengaruh besar bagi karir seni Bapak adalah Bu Cok Nandi, Puri Singapadu," jelasnya. Tidak saja pintar menari, Nyoman Cerita juga menguasai sejumlah bidang seni lain. Semisal membuat patung, menggambar, menabuh, membuat aransemen, properti dan kostum. "Multi talenta, istilahnya nyeraki. Bahwa Seniman itu tidak hanya bisa di satu bidang saja," jelas Gede Sumerta. Semasa hidup, Nyoman Cerita menempuh pendidikan mulai SDN 1 Singapadu, SMPN 2 Sukawati, Kokar (SMKI). Mendapatkan gelar Sarjana Seni Tari di ISI Denpasar, Master of Fine Arts di University of California, Los Angeles pada 17 Juni 2005, dan Doktor Kajian Budaya Universitas Udayana. Sempat diangkat sebagai guru di SMAN 1 Ubud, sebelum menjadi Dosen ISI Denpasar. *nvi
1
Komentar