Proyek Pasar Jungutbatu Ditender Ulang
Pengerjaan Proyek Tidak Sesuai Kesepakatan
Akibat lamanya harus berjualan di pasar relokasi itu, maka banyak terpal lapak pedagang rusak.
SEMARAPURA, NusaBali
Proyek pembangunan Pasar Rakyat di Desa Jungutbatu, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, akan ditender ulang tahun 2022. Karena pemenang tender proyek sebelumnya terpaksa dihentikan kontrak kerjanya. Karena pengerjaan proyek tidak sesuai standar yang disepakati.
Gedung Pasar Rakyat Jungutbatu tersebut sudah mulai dibangun, bertepatan dengan rahina Purnama, Senin (26/4/2021). Pembangunan gedung pasar berukuran 18 m x 30 m ini dirancang memiliki 45 los, dilengkapi sebuah Padmasana dan toilet umum. Namun, karena tidak sesuai kesepakatan maka Pemkab menghentikan pembangunan tersebut. Proyek bangunan itu baru mencapai sekitar 7,88 persen.
Gagalnya proyek pembangunan Pasar Rakyat Desa Jungutbatu, Nusa Penida membuat 40 pedagang harus bertahan di bangunan darurat yang menjadi tempat relokasi para pedagang, sejak 1 April 2021. Tempat relokasi itu dibangun tidak jauh dari pasar tersebut dengan beratapkan terpal.
Akibat lamanya harus berjualan di pasar relokasi itu, maka banyak terpal lapak pedagang rusak. Para pedagang dengan dana pribadi memilih mengganti atap terpal dengan asbes. Meski lebih kuat menggunakan asbes, tempat relokasi pedagang ini masih tidak memadai. "Sekarang masih tinggal di tempat darurat. Awalnya terpal, sekarang sudah ada beberapa yg pakai atas asbes plat," ujar salah satu pedagang Pasar Jungutbatu yang namanya enggan disebutkan, Rabu (20/10).
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung I Wayan Ardiasa memastikan proyek pembangunan Pasar Rakyat Desa Jungutbatu bernilai Rp 3,3 miliar akan ditender ulang tahun 2022. Karena pemenang tender proyek tersebut terpaksa dihentikan kontraknya karena pengerjaan proyek tidak sesuai standar yang disepakati. "Seperti penggunaan besi ukurannya tidak sesuai dengan kesepakatan," kata Ardiasa.
Terkait dengan nilai proyek sebesar Rp 3,3 miliar, jelas Ardiasa, harga ini sudah ideal untuk pengerjaan proyek tersebut. Hanya saja saat dilakukan lelang banyak rekanan yang menawarnya jauh di bawah nilai yang telah ditetapkan. Hal ini juga menjadi pemicu pihak rekanan tidak sanggup untuk mengikuti kualitas standar pengerjaan yang telah ditentukan. Perhitungan dari konsultan perencana, anggaran Rp 3,3 miliar sudah layak. "Tapi rekanan menawarnya sampai Rp 2,6 miliar, jauh turun hingga 20 persen," kata Ardiasa.
Pasca penghentian kontrak, pada anggaran perubahan sebenarnya telah dipilih pemenang baru. Namun sampai saat ini gagal menjalin kesepakatan mengenai harga. Selain itu, waktu pengerjaan yang pendek membuat rekanan enggan untuk mengambil pekerjaan tersebut di akhir tahun 2021. Ardiasa berharap agar proyek pasar rakyat Desa Jungutbatu, Nusa Penida ini bisa segera terealisasi. *wan
Gedung Pasar Rakyat Jungutbatu tersebut sudah mulai dibangun, bertepatan dengan rahina Purnama, Senin (26/4/2021). Pembangunan gedung pasar berukuran 18 m x 30 m ini dirancang memiliki 45 los, dilengkapi sebuah Padmasana dan toilet umum. Namun, karena tidak sesuai kesepakatan maka Pemkab menghentikan pembangunan tersebut. Proyek bangunan itu baru mencapai sekitar 7,88 persen.
Gagalnya proyek pembangunan Pasar Rakyat Desa Jungutbatu, Nusa Penida membuat 40 pedagang harus bertahan di bangunan darurat yang menjadi tempat relokasi para pedagang, sejak 1 April 2021. Tempat relokasi itu dibangun tidak jauh dari pasar tersebut dengan beratapkan terpal.
Akibat lamanya harus berjualan di pasar relokasi itu, maka banyak terpal lapak pedagang rusak. Para pedagang dengan dana pribadi memilih mengganti atap terpal dengan asbes. Meski lebih kuat menggunakan asbes, tempat relokasi pedagang ini masih tidak memadai. "Sekarang masih tinggal di tempat darurat. Awalnya terpal, sekarang sudah ada beberapa yg pakai atas asbes plat," ujar salah satu pedagang Pasar Jungutbatu yang namanya enggan disebutkan, Rabu (20/10).
Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung I Wayan Ardiasa memastikan proyek pembangunan Pasar Rakyat Desa Jungutbatu bernilai Rp 3,3 miliar akan ditender ulang tahun 2022. Karena pemenang tender proyek tersebut terpaksa dihentikan kontraknya karena pengerjaan proyek tidak sesuai standar yang disepakati. "Seperti penggunaan besi ukurannya tidak sesuai dengan kesepakatan," kata Ardiasa.
Terkait dengan nilai proyek sebesar Rp 3,3 miliar, jelas Ardiasa, harga ini sudah ideal untuk pengerjaan proyek tersebut. Hanya saja saat dilakukan lelang banyak rekanan yang menawarnya jauh di bawah nilai yang telah ditetapkan. Hal ini juga menjadi pemicu pihak rekanan tidak sanggup untuk mengikuti kualitas standar pengerjaan yang telah ditentukan. Perhitungan dari konsultan perencana, anggaran Rp 3,3 miliar sudah layak. "Tapi rekanan menawarnya sampai Rp 2,6 miliar, jauh turun hingga 20 persen," kata Ardiasa.
Pasca penghentian kontrak, pada anggaran perubahan sebenarnya telah dipilih pemenang baru. Namun sampai saat ini gagal menjalin kesepakatan mengenai harga. Selain itu, waktu pengerjaan yang pendek membuat rekanan enggan untuk mengambil pekerjaan tersebut di akhir tahun 2021. Ardiasa berharap agar proyek pasar rakyat Desa Jungutbatu, Nusa Penida ini bisa segera terealisasi. *wan
Komentar