Padukuhan Paras Petanu Sediakan Fasilitas Camping, Trekking dan Gathering
GIANYAR, NusaBali.com – Wisata alam Padukuhan Paras Petanu yang berada di sebuah tegalan (perkebunan) menawarkan berbagai aktivitas wisata seru.
Padukuhan Paras Petanu, berlokasi di Banjar Bayad, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Lokasi ii mulai dikembangkan sejak 2015, oleh seorang pencinta alam dan seorang pegiat lingkungan bernama I Made Gede Suryawan.
“Dari masa saya menempuh kuliah dulu, saya aktif di kegiatan komunitas Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam), dari situlah muncul keinginan untuk mengolah tegalan (kebun) keluarga ini menjadi sebuah wisata alam,” ujar alumnus Universitas Saraswati Denpasar, 1996 – 2001 tersebut.
Lelaki yang akrab disapa Kadek Pengot ini mengatakan, seiring dengan berkembangnya waktu, Padukuhan Paras Petanu yang awalnya dikemas untuk wisata perkemahan memiliki banyak kegiatan wisata alam. “Kini sudah ada kegiatan trekking (menelusuri), rappeling (menuruni tebing dengan tali), camping (kemah), dan berbagai macam kegiatan gathering (pertemuan) lainnya,” kata Kadek Pengot.
Kegiatan trekking yang disediakan oleh Padukuhan Paras Petanu memberikan tantangan tersendiri bagi para pengunjung, seperti melewati goa yang gelap sepanjang 300 meter, dan menelusuri sungai Petanu, hingga berujung pada sebuah air terjun yang bernama Holy Spring Jero Dukuh. “Pengunjung bisa memilih sendiri durasi trekking yang diinginkan, kami menyediakan long tracking yang berdurasi dua jam, dan short tracking yang berdurasi 1.5 jam,” tambah I Nyoman Polos yang juga pengelola Padukuhan Paras Petanu.
Selain itu terdapat kegiatan rappeling, yang didampingi serta difasilitasi langsung oleh pengelola Padukuhan Paras Petani, bagi pengunjung yang ingin memacu adrenalin menuruni tebing. Tak lengkap rasanya apabila setelah melakukan serangkaian kegiatan wisata alam tersebut, tanpa bermalam di Padukuhan Paras Petanu, dengan kemah di tengah kawasan tegalan dengan pemandangan air terjun yang memanjakan mata. Area camping ground ini langsung berhadapan dengan air terjun.
Lebih lanjut Kadek Pengot yang juga menjabat sebagai Wakil di Komunitas Peduli Sumber Daya Air (KPSDA) Kabupaten Gianyar, menceritakan bahwa asal-usul nama Padukuhan Paras Petanu tersebut tercipta, yakni karena adanya sebuah situs peninggalan Jero Dukuh, yang ada di sekitar tegalan tersebut. “Sedangkan nama Paras Petanu, karena di area ini terutama area sungai didasari oleh batu paras,” ujarnya.
Atas hasil jerih payah Kadek Pengot beserta keluarganya dalam menyulap tegalan tersebut menjadi sebuah wisata alam yang menarik, kini Padukuhan Paras Petanu aktif dikunjungi oleh para wisatawan asing maupun domestik serta komunitas. “Per bulan rata-rata kunjungan 240 orang, kami sudah sediakan listrik, toilet, dapur, dan tenda, jadi pengunjung tinggal datang saja membawa perlengkapan pribadinya,” jelas I Nyoman Polos.
Kadek Pengot pun berharap ke depannya ia dapat mengembangkan potensi Padukuhan Paras Petanu lebih baik lagi, guna menyuguhkan pengalaman wisata alam yang berkesan kepada para wisatawan. “Tentunya masih akan terus dikembangkan, agar dapat memberikan manfaat lebih luas lagi baik terhadap lingkungan, pengunjung, atau pun masyarakat sekitar,” tutupnya. *rma
1
Komentar