SMKN 2 Kubu Numpang Belajar di SMKN 1 Kubu
AMLAPURA, NusaBali
SMKN 2 Kubu, Karangasem belum punya gedung untuk menggelar proses belajar mengajar. Saat pembelajaran tatap muka (PTM), SMKN 2 Kubu numpang belajar di SMKN 1 Kubu, Banjar/Desa Kubu, Kecamatan Kubu.
PTM berlangsung satu shift agar siswa tidak pulang malam. SMKN 2 Kubu merekrut siswa sejak tahun ajaran 2020/2021. Saat ini siswa kelas X sebanyak 76 siswa dan kelas XI sebanyak 91 siswa. SMKN 2 Kubu punya dua program keahlian, perhotelan dan tata boga.
Kasek SMKN 2 Kubu, Made Agung Ariyasa, mengatakan PTM numpang di SMKN 1 Kubu. Dengan pinjam gedung memudahkan melakukan pembelajaran karena sekaligus pinjam lab restoran, hotel, front office, tata boga, laundry, housekeeping, dan sebagainya. PTM di SMKN 1 Kubu mulai pukul 13.30 Wita, setelah siswa SMKN 1 Kubu pulang sekolah. PTM berlangsung selama 90 menit untuk tiga mata. “Awalnya siswa dibagi 7 kelas agar pembelajaran berlangsung satu shift, maka siswa belajar di 11 kelas,” jelas Made Agung Ariyasa, Kamis (21/10).
Pembelajaran didukung 28 guru, lebih banyak dibantu oleh guru SMKN 1 Kubu. Made Agung Ariyasa menjelaskan, gedung SMKN 2 Kubu telah dibangun sejak tahun 2020. Saat ini masih ada pembangunan tahap II. Diperkirakan pada tahun ajaran 2022/2023 sudah bias mengelar PTM di SMKN 2 Kubu, Banjar/Desa Tulamben, Kecamatan Kubu.
Sementara itu, siswa beragama Islam dari 4 SD di Kecamatan Manggis mengikuti PTM terpusat di satu lokasi yakni di perumahan guru di Desa Padangbai. PTM diikuti 21 siswa, pertemuannya 4 kali seminggu. “PTM mulai pukul 17.00 Wita-18.30 Wita,” jelas guru mata pelajaran Agama Islam, H Suhaimi, Kamis (21/10). Siswa yang berasal dari 4 SD itu yakni SDN 2 Padangbai, SDN 1 Antiga Kelod, SDN 2 Antiga, dan SDN 3 Antiga Kelod. Jadwal PTM setiap, Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. Suhaimi setiap Jumat juga mengajar 4 siswa SMKN Manggis di Masjid Alfalah Desa Padangbai. “PTM yang kami selenggarakan disinkrunkan dengan belajar ngaji,” jelas H Suhaimi.
Sebelum pandemi Covid-19, Suhaimi mengajar siswa dari beberapa SD di sore hari. “Kami berupaya membagi waktu, karena belajarnya sore hari, kami bisa leluasa mengajar siswa,” jelas Suhaimi. Guru Agama Islam di Karangasem terbilang langka, sehingga para guru mengajar di banyak sekolah. Awalnya ada 35 guru, namun lima di antaranya pensiun pada tahun 2019 dan belum ada penggantinya. Tercatat 30 guru mengajar di 50 sekolah.
Kepala Seksi Pendidikan Islam Kantor Kementerian Agama Karangasem, Asmuni mengatakan ada 30 guru Agama Islam mengajar di 50 sekolah. Rata-rata tiap guru mengajar di 2 sekolah hingga 3 sekolah. Bahkan ada yang mengajar hingga 6 sekolah. Guru Agama Islam, Dewi Meigawathi mengajar di lima sekolah yakni SDN 3 Ulakan, SDN 1 Sengkidu, SDN 6 Antiga, SDN 1 Ulakan, dan SMPN 1 Manggis. Empat guru Agama Islam lainnya mengajar di empat sekolah yakni Azanudin, Syamudin, Mohammad Mirwan Akbar, dan Helmi Zein. *k16
Komentar