Ditimpa Alat Berat, Petugas Kebersihan Patah Tiga Jari
Musibah di TPA Desa Temesi, Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Musibah terjadi saat aktivitas kebersihan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi, Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Kamis (21/10) pagi.
Seorang sopir truk sampah, I Ketut Astawa, 60, tertimpa alat berat hingga tiga jari tangan kirinya patah. Pasca musibah, korban Ketut Astawa langsung dijanjikan Bupati Made Agus Mahayastra untuk diangkat menjadi pegawai harian lepas di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar.
Informasi di lapangan, korban Ketut Astawa kesehariannya bekerja sebagai sopir truk sampah Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar. Musibah terjadi karena saat hendak menurunkan sampah dari truk ke TPA Temesi, korban diduga kurang memperhatikan jarak aman dengan alat berat.
Nah, saat hendak membuka jaringan penutup sampah, tiba-tiba alat berat menimpa tangan kiri korban Ketut Astawa. Sopir truk sampah asal Banjar Pande, Desa Tulikup ini pun terluka di mana 3 jarinya patah, sehingga harus dilarikan ke RSUD Sanjiwani Gianyar untuk mendapatkan perawatan medis. Jari tangan kiri korban yang patah, masing-masing telunjuk, jari manis, dan kelingking.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar, Ni Wayan Mirnawati, mengaku tidak tahu persis kronologis kejadian yang menimpa petugas kebersihan ini. Menurut Mirnawati, ada SOP saat petugas mengoperasikan alat berat. Termasuk di antaranya menjaga jarak aman dengan armada angkut sampah maupun petugas yang ada di lokasi.
"Posisi kerjanya, kalau alat berat ada SOP-nya. Berapa jangkauan, jarak aman, itu ada ketentuan," jelas Mirnawati saat dikonfirmasi NusaBali di Gianyar, Kamis kemarin.
Namun, dalam musibah ini, Mirnawatu mengaku tidak ingin memperpanjang masalah. Yang terpenting, korban Ketut Astawa sudah mendapat penanganan medis di RSUD Sanjiwani. Apalagi, Bupati Made Agus Mahayastra sudah langsung mengangkat korban Ketut Astawa, yang awalnya pegawai desa, menjadi tenaga harian lepas (THL) di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar. "Dalam hal ini, kami tidak cari mana benar mana salah. Karena kondisinya kecelakaan kerja, ya terjadi begitu saja," terang Mirnawati.
Terkait pengangkatan korban Ketut Astawa menjadi THL, menurut Mirnawati, yang bersangkutan diperlukan sebagai sopir armada Truk Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Gianyar. "Pengangkatan THL sudah pasti. Sebab, kita juga sebenarnya perlu tenaga kebersihan untuk beberap truk kita," katanya sembari menyebut biaya perawatan korban di rumah sakit, sepenuhnya ditanggung pemerintah.
Sementara itu, Dirut RSUD Sanjiwani Gianyar, dr Nyoman Bayu Widiartha, mengatakan korban Ketut Astawa diterima di Instalasi Gawat darurat (IGD) RSUD Sanjiwani, Kamis pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Kondisi pasien adalah patah jari telunjuk, jari manis, dan kelingking tangan kiri.
Menurut Bayu Widiartha, tim medis terpaksa melakukan tindakan operasi terhadap 3 jari korban yang patah tersebut. "Tindakan operasi dilakukan hari ini (kemarin) pukul 13.00 Wita,” terang Bayu Widiartha.
Di sisi lain, Bupati Agus Mahayastra kemarin sempat menjenguk korban Ketut Astawa di IGD RSUD Sanjiwani Gianyar. Kepada petugas medis, Bupati minta agar penanganan petugas kebersihan korban tertimpa alat berat di TPA Temesi diprioritaskan.
"Menjenguk petugas sampah Desa Tulikup yang terkena alat berat di TPA Temesi. Yang bersangkutan akan langsung diangkat sebagai pegawai THL di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar," tulis Bupati Mahayastra di akun facebook (FB)-nya, Kamis kemarin. *nvi
1
Komentar