Bali Siap Sambut Wisman Australia
Pemerintah Australia izinkan warganya bepergian ke luar negeri termasuk Bali
DENPASAR,NusaBali
Pelaku pariwisata Bali sumringah menyusul dibolehkannya warga Australia melakukan perjalanan ke luar negeri dengan pencabutan larangan bepergian ke luar negeri per 1 November 2021.
Hal itu sebagaimana surat pihak konsulat Australia kepada Kadisparda Bali I Putu Astawa, tertanggal 21 Oktober. "Jelas ini yang memang kita harapkan," ujar Wakil BPD PHRI Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya atau Rai Suryawijaya, Kamis(21/10).
Kata Rai Suryawijaya, stakeholder pariwisata, mengapresiasi Pemerintah Australia yang telah mengizinkan warganya bepergian ke luar negeri, termasuk datang ke Bali.
"Ini sangat bagus, kita harapkan warga Australia agar come back to Bali, " ujar pria asal Desa Dalung, Kuta Utara, Badung.
Dikatakan Rai Suryawijaya, pasar wisman Australia memiliki kontribusi besar terhadap segmen pasar wisman Bali. Sebagai gambaran Rai Suryawijaya menyebut jumlah wisman Australia yang datang ke Bali tahun 2019 yang mencapai 1,2 juta. Dikatakan Rai Suryawijaya jumlah tersebut merupakan terbanyak dari keseluruhan wisman yang datang ke Bali saat itu. "Wisman Australia memang dominan," ujarnya.
Menurut Rai Suryawijaya, Australia merupakan 'pasar tradisional' pariwisata Bali, disusul China dan Eropa yang juga merupakan pasar tradisional pariwisata Bali.
"Bali ibarat rumah kedua atau the second home bagi wisman Australia," kata Rai Suryawijaya yang juga Ketua BPC PHRI Badung.
Soal kesiapan industri pariwisata Bali?. "Seperti yang sudah sering kita sampaikan, industri pariwisata sudah siap, " ujar Rai Suryawijaya, soal sertifikasi protokol CHSE maupun kesiapan SOP saat kedatangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kuta Badung.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua PHRI Bali Bidang Promosi Ismoyo S Soemarlan. "Australia yang paling cepat untuk merecovery pariwisata Bali, " ujarnya dihubungi terpisah.
Jaraknya yang hanya sekitar 3 jam 20 menit penerbangan dari Pert, menyebabkan Bali dianggap sebagai 'rumah kedua' oleh wisman Australia. "Kita juga sudah biasa menangani mereka, karena sudah akrab," ujar Ismoyo S Soemarlan.
Sebelumnya beredar surat dari Konjen Australia di Denpasar kepada Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa. Surat tertanggal 21 Oktober tersebut, menyebutkan Dubes Australia di Jakarta Penny William telah bersurat ke Menparkeraf Sandiaga Uno tentang kemajuan penetapan jadwal perjalanan berwisata warga Australia ke Indonesia, termasuk ke Bali. Hal itu terkait rencana dicabutnya larangan warga Autralia berpergian ke luar negeri per 1 November.
Kadisparda I Putu Astawa belum berhasil diminta konfirmasinya terkait surat Konsul Jenderal Australia Anthea Griffin. Dihubungi ponselnya belum ada ada respon dari Astawa. Dikonfirmasi via pesan WA juga belum ada jawaban. *k17
Hal itu sebagaimana surat pihak konsulat Australia kepada Kadisparda Bali I Putu Astawa, tertanggal 21 Oktober. "Jelas ini yang memang kita harapkan," ujar Wakil BPD PHRI Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya atau Rai Suryawijaya, Kamis(21/10).
Kata Rai Suryawijaya, stakeholder pariwisata, mengapresiasi Pemerintah Australia yang telah mengizinkan warganya bepergian ke luar negeri, termasuk datang ke Bali.
"Ini sangat bagus, kita harapkan warga Australia agar come back to Bali, " ujar pria asal Desa Dalung, Kuta Utara, Badung.
Dikatakan Rai Suryawijaya, pasar wisman Australia memiliki kontribusi besar terhadap segmen pasar wisman Bali. Sebagai gambaran Rai Suryawijaya menyebut jumlah wisman Australia yang datang ke Bali tahun 2019 yang mencapai 1,2 juta. Dikatakan Rai Suryawijaya jumlah tersebut merupakan terbanyak dari keseluruhan wisman yang datang ke Bali saat itu. "Wisman Australia memang dominan," ujarnya.
Menurut Rai Suryawijaya, Australia merupakan 'pasar tradisional' pariwisata Bali, disusul China dan Eropa yang juga merupakan pasar tradisional pariwisata Bali.
"Bali ibarat rumah kedua atau the second home bagi wisman Australia," kata Rai Suryawijaya yang juga Ketua BPC PHRI Badung.
Soal kesiapan industri pariwisata Bali?. "Seperti yang sudah sering kita sampaikan, industri pariwisata sudah siap, " ujar Rai Suryawijaya, soal sertifikasi protokol CHSE maupun kesiapan SOP saat kedatangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kuta Badung.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua PHRI Bali Bidang Promosi Ismoyo S Soemarlan. "Australia yang paling cepat untuk merecovery pariwisata Bali, " ujarnya dihubungi terpisah.
Jaraknya yang hanya sekitar 3 jam 20 menit penerbangan dari Pert, menyebabkan Bali dianggap sebagai 'rumah kedua' oleh wisman Australia. "Kita juga sudah biasa menangani mereka, karena sudah akrab," ujar Ismoyo S Soemarlan.
Sebelumnya beredar surat dari Konjen Australia di Denpasar kepada Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa. Surat tertanggal 21 Oktober tersebut, menyebutkan Dubes Australia di Jakarta Penny William telah bersurat ke Menparkeraf Sandiaga Uno tentang kemajuan penetapan jadwal perjalanan berwisata warga Australia ke Indonesia, termasuk ke Bali. Hal itu terkait rencana dicabutnya larangan warga Autralia berpergian ke luar negeri per 1 November.
Kadisparda I Putu Astawa belum berhasil diminta konfirmasinya terkait surat Konsul Jenderal Australia Anthea Griffin. Dihubungi ponselnya belum ada ada respon dari Astawa. Dikonfirmasi via pesan WA juga belum ada jawaban. *k17
Komentar