PBSI Bali Siapkan Regenerasi
Proyeksikan Prestasi di PON XXI 2024
Regenerasi lewat proses jangka panjang harus kita lakukan, pertama penjaringan lewat hasil Porprov dan inventarisasi pebulutangkis rangking nasional asal Bali.
DENPASAR, NusaBali
Pengprov PBSI Bali menyiapkan regenerasi atlet bultangkis pasca PON XX 2020 Papua. Pasalnya, dari 11 atlet yang tampil hanya satu atlet, yakni Komang Ayu Cahya Dewi (nomor tunggal putri) yang dapat tampil pada PON XXI 2024 di Sumut-Aceh. Sisanya, 10 pemain terganjal aturan batasan umur 23 tahun.
"Regenerasi lewat proses jangka panjang harus kita lakukan, pertama penjaringan lewat hasil Porprov dan inventarisasi pebulutangkis rangking nasional asal Bali," kata Ketua Umum Pengprov PBSI Bali, I Wayan Winurjaya, di Denpasar, Jumat (22/10).
Menurut Winurjaya, ke-11 atlet yang tampil di Papua juga hasil seleksi dan para juara Porprov Bali XIV 2019 di Kabupaten Tabanan. Dia juga mengatakan, masih ada kesempatan melihat atlet di ajang Porprov Bali XV 2022. Sedangkan pebulutangkis rangking nasional akan dipantau khusus. Minimal yang masuk rangking nasional kualitasnya sudah bagus.
"Pembinaan harus berkelanjutan, kita dorong perbanyak ikut kejuaraan nasional dan internasional. Saya harap peran Pemerintah, pihak swasta, dan sponsorsip ikut berperan aktif," kata Winurjaya, yang juga eks Ketua Umum PBSI Bangli itu.
Winurjaya mengatakan butuh pengorbanan waktu, tenaga, material, dan perasaan jauh dari orangtua dalam membina atlet bulutangkis. Sebab, PBSI Bali hanya memiliki satu pebulutangkis saja Komang Ayu Cahya Dewi yang bisa turun kembali di PON selanjutnya.
Dia berharap pebulutangkis asal Buleleng itu meningkatkan prestasi dari medali perak menjadi medali emas di PON selanjutnya, setelah meraih medali perak di nomor perorangan tunggal putri. Kini Komang Cahya juga sudah bergabung Tim Pelapis Pelatnas Utama (Pelatnas Pratama).
"PR kita sekarang ini menggantikan pebulutangkis lainnya," kata Winurjaya. Winurjaya mengharapkan sejarah kembali tercipta di PON XXI 2024 Sumut dan Aceh. Harapannya ada pebulutangkis asal Bali masuk final dan meraih medali emas. Sebab selama 73 tahun sejak PON I 1948 baru tercipta satu medali perak dan dua perunggu di PON XX 2020 Papua.
"Sedangkan untuk nama-nama regenerasi pebulutangkis PON selanjutnya, kita tunggu perkembangan hasil Porprov Bali," kata Winurjaya.
Tim bulutangkis Bali meraih 1 medali perak dan 2 perunggu pada PON XX 2020 di Papua. Medali perak dari Komang Ayu Cahya Dewi (19) untuk tunggal putri perorangan. Sedangkan dua perunggu dari ganda campuran Nyoman Triadnya Arya Kurniawan/Ayu Gary Luna Maharani, serta tim beregu putri (Komang Ayu Cahya Dewi, Made Pranita Sulistya Devi, Ayu Gary Luna Maharani dan Made Deya Surya Saraswati). *dek
"Regenerasi lewat proses jangka panjang harus kita lakukan, pertama penjaringan lewat hasil Porprov dan inventarisasi pebulutangkis rangking nasional asal Bali," kata Ketua Umum Pengprov PBSI Bali, I Wayan Winurjaya, di Denpasar, Jumat (22/10).
Menurut Winurjaya, ke-11 atlet yang tampil di Papua juga hasil seleksi dan para juara Porprov Bali XIV 2019 di Kabupaten Tabanan. Dia juga mengatakan, masih ada kesempatan melihat atlet di ajang Porprov Bali XV 2022. Sedangkan pebulutangkis rangking nasional akan dipantau khusus. Minimal yang masuk rangking nasional kualitasnya sudah bagus.
"Pembinaan harus berkelanjutan, kita dorong perbanyak ikut kejuaraan nasional dan internasional. Saya harap peran Pemerintah, pihak swasta, dan sponsorsip ikut berperan aktif," kata Winurjaya, yang juga eks Ketua Umum PBSI Bangli itu.
Winurjaya mengatakan butuh pengorbanan waktu, tenaga, material, dan perasaan jauh dari orangtua dalam membina atlet bulutangkis. Sebab, PBSI Bali hanya memiliki satu pebulutangkis saja Komang Ayu Cahya Dewi yang bisa turun kembali di PON selanjutnya.
Dia berharap pebulutangkis asal Buleleng itu meningkatkan prestasi dari medali perak menjadi medali emas di PON selanjutnya, setelah meraih medali perak di nomor perorangan tunggal putri. Kini Komang Cahya juga sudah bergabung Tim Pelapis Pelatnas Utama (Pelatnas Pratama).
"PR kita sekarang ini menggantikan pebulutangkis lainnya," kata Winurjaya. Winurjaya mengharapkan sejarah kembali tercipta di PON XXI 2024 Sumut dan Aceh. Harapannya ada pebulutangkis asal Bali masuk final dan meraih medali emas. Sebab selama 73 tahun sejak PON I 1948 baru tercipta satu medali perak dan dua perunggu di PON XX 2020 Papua.
"Sedangkan untuk nama-nama regenerasi pebulutangkis PON selanjutnya, kita tunggu perkembangan hasil Porprov Bali," kata Winurjaya.
Tim bulutangkis Bali meraih 1 medali perak dan 2 perunggu pada PON XX 2020 di Papua. Medali perak dari Komang Ayu Cahya Dewi (19) untuk tunggal putri perorangan. Sedangkan dua perunggu dari ganda campuran Nyoman Triadnya Arya Kurniawan/Ayu Gary Luna Maharani, serta tim beregu putri (Komang Ayu Cahya Dewi, Made Pranita Sulistya Devi, Ayu Gary Luna Maharani dan Made Deya Surya Saraswati). *dek
Komentar