Sukmawati akan Ikuti Sejumlah Rangkaian Upacara, Mulai Panglukatan hingga Metatah
Keluarga Bale Agung, Buleleng Mulai Siapkan Acara Sudhi Wadani Sukmawati Soekarnoputri
Sukmawati dari dulu bahkan sejak remaja memang cukup kentara nuansa kehinduannya dan sekarang akan memantapkan diri untuk menganut Hindu Bali.
SINGARAJA, NusaBali
Keluarga Besar Bale Agung rumah asal Nyoman Rai Srimben, Ibunda Presiden Pertama RI Soekarno sedang mempersiapkan keperluan acara Sudhi Wadani (upacara masuk Agama Hindu), Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri atau Sukmawati Soekarnoputri. Pada Sabtu (23/10) sore pukul 17.00 Wita tampak sejumlah keluarga di Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng bergotong-royong menghias pintu masuk dan sejumlah tempat yang akan dipakai dalam acara yang digelar pada Anggara Kliwon Julungwangi bertepatan dengan Rahina Anggara Kasih Julungwangi, Selasa (26/10).
Keluarga besar Bale Agung yang ditunjuk sebagai Pengerajeg Karya merencanakan dudonan upacara Sudhi Wadani anak keempat presiden pertama RI itu sudah dimulai pada, Senin (25/10) besok. Bertepatan dengan Soma Wage Julungwangi, Sukmawati akan mengikuti upacara melukat di Laut Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Rangkaian upacara penyucian tersebut akan dimulai pada pukul 16.00 Wita dan dipuput oleh Ida Pandita Mpu Satya Dwijananda dari Griya Kasaiwan Satya Mandala, Lingkungan Tegal Sari, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Selanjutnya Sudhi Wadani akan dilangsungkan di pekarangan keluarga besar Bale Agung pada Anggara Kliwon Julungwangi, Selasa lusa. Upacara tersebut akan diawali dengan pengucapan Sudhi Wadani dan penandatanganan administrasi di bale sangkepan. Lalu acara akan bergeser di Bale Gede untuk ritual Sudhi Wadani dan Metatah. Rangkaian upacara akan ditutup dengan ngaturang piuning di Merajan Dadia Pasek Bale Agung dan Pura Desa Adat Buleleng.
Seluruh rangkaian di Bale Agung akan dipuput oleh Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Sattwikananda dari Griya Taman Bali Bangli. Panglingsir Keluarga Bale Agung, Jro Made Arsana ditemui di sela-sela kesibukannya, Sabtu kemarin mengatakan keluarga besar hanya bertugas menyiapkan seluruh prosesi upacara. Dia pun menegaskan dalam upacara di hari H akan dilaksanakan dengan sangat terbatas, karena untuk menghindari kerumunan pada masa Pandemi Covid-19 dan juga tak ingin dikait-kaitkan dengan hal lain.
“Awal informasi ibu Sukmawati akan menggelar Sudhi Wadani di sini itu sekitar sebulan lalu. Tugas kami di keluarga besar diserahkan sebagai pengerajeg karya sesuai tata titi upakara di Bale Agung,” jelas Jro Arsana.
Seluruh rangkaian acara pada hari H ditegaskannya akan diikuti dengan peserta terbatas. Bahkan keluarga Bale Agung pun tak semuanya dapat kesempatan berada di titik upacara. Sukmawati juga disebut menginginkan upacara yang sederhana sehingga hanya melibatkan intern keluarga dan beberapa pejabat seperti Ketua PHDI Buleleng, Kelian Desa Adat Buleleng, Lurah dan tokoh keluarga Bale Agung.
Sementara itu keluarga besar Bale Agung mengaku menyambut dan menerima kebulatan tekad Sukmawati Soekarnoputri untuk menggelar upacara Sudhi Wadani di rumah asal neneknya Nyoman Rai Srimben. Sosok Sukmawati disebut memang paling sering bertandang ke keluarga Bale Agung. Terlebih saat masih muda, Sukmawati sempat berlatih menari diiringi tetua keluarga Bale Agung.
“Dari penuturan keluarganya yang pernah datang ke sini, Sukmawati dari dulu bahkan sejak remaja memang cukup kentara nuansa kehinduannya dan sekarang akan memantapkan diri untuk menganut agama Hindu Bali,” imbuh Jro Arsana. Konon kebulatan tekad Sukmawati untuk menjalani upacara Sudhi Wadani sudah mendapatkan restu dari keluarganya. Bahkan anak-anak Sukmawati juga dikabarkan akan datang dan menyaksikan upacara.
Jro Arsana menambahkan gaung ibunda Soekarno Nyoman Rai Srimben memang dirasakan dua tahun belakangan, setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng merancang Soekarno Heritage. Bangunan Bale Gede yang menjadi saksi bisu masa kecil Rai Srimben hingga remaja juga baru saja usai direstorasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali. Bangunan tua itu kini sedang menunggu penetapan usulan menjadi cagar budaya.
Bangunan Bale Gede tersebut juga dipilih sebagai tempat ritual Sudhi Wadani dan Metatah Sukmawati Soekarnoputri, Selasa nanti. Bangunan bersejarah yang dahulu dimanfaatkan sebagai tempat penyelenggaraan upacara yadnya keluarga besar Bale Agung, termasuk upacara untuk Rai Srimben. *k23
Keluarga besar Bale Agung yang ditunjuk sebagai Pengerajeg Karya merencanakan dudonan upacara Sudhi Wadani anak keempat presiden pertama RI itu sudah dimulai pada, Senin (25/10) besok. Bertepatan dengan Soma Wage Julungwangi, Sukmawati akan mengikuti upacara melukat di Laut Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Rangkaian upacara penyucian tersebut akan dimulai pada pukul 16.00 Wita dan dipuput oleh Ida Pandita Mpu Satya Dwijananda dari Griya Kasaiwan Satya Mandala, Lingkungan Tegal Sari, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Selanjutnya Sudhi Wadani akan dilangsungkan di pekarangan keluarga besar Bale Agung pada Anggara Kliwon Julungwangi, Selasa lusa. Upacara tersebut akan diawali dengan pengucapan Sudhi Wadani dan penandatanganan administrasi di bale sangkepan. Lalu acara akan bergeser di Bale Gede untuk ritual Sudhi Wadani dan Metatah. Rangkaian upacara akan ditutup dengan ngaturang piuning di Merajan Dadia Pasek Bale Agung dan Pura Desa Adat Buleleng.
Seluruh rangkaian di Bale Agung akan dipuput oleh Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Sattwikananda dari Griya Taman Bali Bangli. Panglingsir Keluarga Bale Agung, Jro Made Arsana ditemui di sela-sela kesibukannya, Sabtu kemarin mengatakan keluarga besar hanya bertugas menyiapkan seluruh prosesi upacara. Dia pun menegaskan dalam upacara di hari H akan dilaksanakan dengan sangat terbatas, karena untuk menghindari kerumunan pada masa Pandemi Covid-19 dan juga tak ingin dikait-kaitkan dengan hal lain.
“Awal informasi ibu Sukmawati akan menggelar Sudhi Wadani di sini itu sekitar sebulan lalu. Tugas kami di keluarga besar diserahkan sebagai pengerajeg karya sesuai tata titi upakara di Bale Agung,” jelas Jro Arsana.
Seluruh rangkaian acara pada hari H ditegaskannya akan diikuti dengan peserta terbatas. Bahkan keluarga Bale Agung pun tak semuanya dapat kesempatan berada di titik upacara. Sukmawati juga disebut menginginkan upacara yang sederhana sehingga hanya melibatkan intern keluarga dan beberapa pejabat seperti Ketua PHDI Buleleng, Kelian Desa Adat Buleleng, Lurah dan tokoh keluarga Bale Agung.
Sementara itu keluarga besar Bale Agung mengaku menyambut dan menerima kebulatan tekad Sukmawati Soekarnoputri untuk menggelar upacara Sudhi Wadani di rumah asal neneknya Nyoman Rai Srimben. Sosok Sukmawati disebut memang paling sering bertandang ke keluarga Bale Agung. Terlebih saat masih muda, Sukmawati sempat berlatih menari diiringi tetua keluarga Bale Agung.
“Dari penuturan keluarganya yang pernah datang ke sini, Sukmawati dari dulu bahkan sejak remaja memang cukup kentara nuansa kehinduannya dan sekarang akan memantapkan diri untuk menganut agama Hindu Bali,” imbuh Jro Arsana. Konon kebulatan tekad Sukmawati untuk menjalani upacara Sudhi Wadani sudah mendapatkan restu dari keluarganya. Bahkan anak-anak Sukmawati juga dikabarkan akan datang dan menyaksikan upacara.
Jro Arsana menambahkan gaung ibunda Soekarno Nyoman Rai Srimben memang dirasakan dua tahun belakangan, setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng merancang Soekarno Heritage. Bangunan Bale Gede yang menjadi saksi bisu masa kecil Rai Srimben hingga remaja juga baru saja usai direstorasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali. Bangunan tua itu kini sedang menunggu penetapan usulan menjadi cagar budaya.
Bangunan Bale Gede tersebut juga dipilih sebagai tempat ritual Sudhi Wadani dan Metatah Sukmawati Soekarnoputri, Selasa nanti. Bangunan bersejarah yang dahulu dimanfaatkan sebagai tempat penyelenggaraan upacara yadnya keluarga besar Bale Agung, termasuk upacara untuk Rai Srimben. *k23
Komentar