Satu Sekeluarga Calon Teroris ISIS Dibawa ke Jakarta
Setelsh selama dua hari diperiksa penyidik Dit Reskrimum Polda Bali, 5 WNI yang dideportasi dari Turki karena diduga hendak gabung dengan kelompok teroris ISIS, diterbangkan ke Jakarta, Kamis (26/1) siang.
DENPASAR, NusaBali
Terungkap, kelima WNI asal Cilincing, Jakarta Utara, yang sempat 3 bulan tinggal di Turki ini ternyata dari satu keluarga.
Satu keluarga yang keburu dideportasi dari Turki sebelum gabung jaringan teroris ISIS ini masing-masing pasangan suami istri TUAB, 39, dan NK, 35, serta ketiga anaknya: NAA, 13, MAU, 8, dan MSU, 6. Mereka diterbangkan ke Jakarta, Kamis siang pukul 11.40 Wita dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung untuk selanjutnya diperiksa penyidik Mabes Polri.
“Sekitar pukul 11.40 Wita, keluarga ini dibawa ke Mabes Polri dengan dikawal tim gabungan dari Polda Bali, BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris), dan Densus 88 Antiterior/Polri,” ungkap Kabid Humas Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja, di Mapolda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, Kamis kemarin.
AKBP Hengky memaparkan, dari hasil pemeriksaan di Mapolda Bali, diketahui TUAB dan keluarganya memang hendak ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok ISIS. Namun, belum diketahui organisasi apa yang membawa mereka. Menurut AKBP Hengky, satu keluarga berjumlah 5 orang ini sudah 3 bulan berada di Turki, namun belum sempat melakukan aktivitas jihad.
Selama di Turki, mereka pindah dari satu apartemen ke apartemen lainnya, hingga ter-deteksi petugas keamanan setempat dan ditangkap 20 tentara Turki dalam penggerebekan di sebuah safe house di Kota Istanbul, 16 Januari 2017 dinihari sekitar pukul 03.00 waktu setempat. Mereka sebelumnya berangkat ke Turki dari Bandara Intrernasional Soekarno Hatta Cengkareng, Tangerang, Banten, 15 Agustus 2016 silam. Namun, mereka tidak langsung menuju Turki, melainkan transit dan tinggal dulu di Thailand.
“Mereka berangkat ke Suriah atas kesadaran sendiri untuk berjihad dengan ISIS. Yang dikhawatirkan, mereka akan menyebarkan paham radikal dan mengajak teman serta keluarganya di Indonesia untuk bergabung dengan kelompok ISIS,” tandas AKBP Hengky.
Disebutkan, status TUAB yang merupakan lulusan S2 dari sebuah Universitas di Australia saat ini masih terperiksa. Polisi mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain, dokumen dan alat komunikasi berupa handphone. Menurut Kombes Hengky, tujuan mereka memilih penerbangan ke Bali dari Istanbul untuk berlibur. “Mereka terdeteksi ke Bali dari kerjasama Interpol,” katanya.
Satu keluarga beranggotakan 5 orang yang hendak gabung dengan ISIS ini sendiri langsung diamankan petugas Polda Bali saat tiba di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai Tuban, Selasa (24/1) malam sekitar pukul 22.15 Wita.
Sebelum diamankan, mereka mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai sekitar pukul 22.00 Wita. Mereka diketahui naik pesawat Emirates Airlines nomor penerbangan EKO398 rute Istanbul-Dubai-Denpasar.
Mereka sempat 3 bulan tinggal di Turki, sebelum digerebek tentara. Mereka sebelumnya berangkat ke Turki, 15 Agustus 2016 silam. Namun, mereka tidak langsung menuju Turki, melainkan transit dulu di Thailand. Ssampainya di Thailand, mereka menghubungi orang berinisial AY, selaku panitia yang memberangkakannya.
“AY juga memberitahu mereka bahwa sesampainya di Turki, kelima WNI ini agar menghubungi A alias AJ, yang berperan sebagai panitia yang mengakomodir mereka di Turki,” papar AKBP Hengky, rabu (25/1).
Singkat cerita, setibanya di Kota Istanbul, Turki, kelima WNI yang diduga akan gabung dengan ISIS ini dijemput oleh suruhan AJ, yakni IB, di bandara setempat. Selanjutnya, mereka dipertemukan dengan WNI lainnya asal Lamongan, Jawa Timur, masing-masing berinisial UU, AM, dan AL. Selain itu, juga dipertemukan dengan dua WNI lainnya, yaknu NBL dan UA.
“Selama tinggal di Turki, hidup mereka difasilitasi oleh AY yang merupakan warga negara Turki. Diketahui pula, yang mendanai keberangkatan mereka adalah TR, sementara keberangkatannya diatur rapi oleh DN,” katanya. * rez
Terungkap, kelima WNI asal Cilincing, Jakarta Utara, yang sempat 3 bulan tinggal di Turki ini ternyata dari satu keluarga.
Satu keluarga yang keburu dideportasi dari Turki sebelum gabung jaringan teroris ISIS ini masing-masing pasangan suami istri TUAB, 39, dan NK, 35, serta ketiga anaknya: NAA, 13, MAU, 8, dan MSU, 6. Mereka diterbangkan ke Jakarta, Kamis siang pukul 11.40 Wita dari Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung untuk selanjutnya diperiksa penyidik Mabes Polri.
“Sekitar pukul 11.40 Wita, keluarga ini dibawa ke Mabes Polri dengan dikawal tim gabungan dari Polda Bali, BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris), dan Densus 88 Antiterior/Polri,” ungkap Kabid Humas Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja, di Mapolda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, Kamis kemarin.
AKBP Hengky memaparkan, dari hasil pemeriksaan di Mapolda Bali, diketahui TUAB dan keluarganya memang hendak ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok ISIS. Namun, belum diketahui organisasi apa yang membawa mereka. Menurut AKBP Hengky, satu keluarga berjumlah 5 orang ini sudah 3 bulan berada di Turki, namun belum sempat melakukan aktivitas jihad.
Selama di Turki, mereka pindah dari satu apartemen ke apartemen lainnya, hingga ter-deteksi petugas keamanan setempat dan ditangkap 20 tentara Turki dalam penggerebekan di sebuah safe house di Kota Istanbul, 16 Januari 2017 dinihari sekitar pukul 03.00 waktu setempat. Mereka sebelumnya berangkat ke Turki dari Bandara Intrernasional Soekarno Hatta Cengkareng, Tangerang, Banten, 15 Agustus 2016 silam. Namun, mereka tidak langsung menuju Turki, melainkan transit dan tinggal dulu di Thailand.
“Mereka berangkat ke Suriah atas kesadaran sendiri untuk berjihad dengan ISIS. Yang dikhawatirkan, mereka akan menyebarkan paham radikal dan mengajak teman serta keluarganya di Indonesia untuk bergabung dengan kelompok ISIS,” tandas AKBP Hengky.
Disebutkan, status TUAB yang merupakan lulusan S2 dari sebuah Universitas di Australia saat ini masih terperiksa. Polisi mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain, dokumen dan alat komunikasi berupa handphone. Menurut Kombes Hengky, tujuan mereka memilih penerbangan ke Bali dari Istanbul untuk berlibur. “Mereka terdeteksi ke Bali dari kerjasama Interpol,” katanya.
Satu keluarga beranggotakan 5 orang yang hendak gabung dengan ISIS ini sendiri langsung diamankan petugas Polda Bali saat tiba di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai Tuban, Selasa (24/1) malam sekitar pukul 22.15 Wita.
Sebelum diamankan, mereka mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai sekitar pukul 22.00 Wita. Mereka diketahui naik pesawat Emirates Airlines nomor penerbangan EKO398 rute Istanbul-Dubai-Denpasar.
Mereka sempat 3 bulan tinggal di Turki, sebelum digerebek tentara. Mereka sebelumnya berangkat ke Turki, 15 Agustus 2016 silam. Namun, mereka tidak langsung menuju Turki, melainkan transit dulu di Thailand. Ssampainya di Thailand, mereka menghubungi orang berinisial AY, selaku panitia yang memberangkakannya.
“AY juga memberitahu mereka bahwa sesampainya di Turki, kelima WNI ini agar menghubungi A alias AJ, yang berperan sebagai panitia yang mengakomodir mereka di Turki,” papar AKBP Hengky, rabu (25/1).
Singkat cerita, setibanya di Kota Istanbul, Turki, kelima WNI yang diduga akan gabung dengan ISIS ini dijemput oleh suruhan AJ, yakni IB, di bandara setempat. Selanjutnya, mereka dipertemukan dengan WNI lainnya asal Lamongan, Jawa Timur, masing-masing berinisial UU, AM, dan AL. Selain itu, juga dipertemukan dengan dua WNI lainnya, yaknu NBL dan UA.
“Selama tinggal di Turki, hidup mereka difasilitasi oleh AY yang merupakan warga negara Turki. Diketahui pula, yang mendanai keberangkatan mereka adalah TR, sementara keberangkatannya diatur rapi oleh DN,” katanya. * rez
1
Komentar