Hari Ini, Ngaben Ngelanus Pemimpin Umum NusaBali di Krematorium Sulang
Hingga Kemarin Sore, Sejumlah Tokoh dan Politisi Masih Majenukan di Rumah Duka RS Dharma Yadnya
Prosesi nyiramang watangan I Gede Muliarsana di Krematorium Desa Sulang akan dimulai pagi ini pukul 08.30 Wita. Siangnya sekitar pukul 14.30 Wita direncanakan sudah bisa lakukan prosesi nganyut abu jenazah ke Pantai Goa Lawah
DENPASAR, NusaBali
Jenazah Pemimpin Umum (PU) Haruan NusaBali, I Gede Muliarsana SH, 53, akan diupacarai ngaben ngelanus di Krematorium Desa Sulang, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Buda Umanis Juluwangi, Rabu (27/10) pagi ini. Sehari jelang pengabenan almarhum yang meninggal mendadak akibat serangan jantung, sejumlah tokoh, politisi, dan kolega banyak yang majenukan (melayat) di rumah duka RS Dharma Yadnya Denpasar, Selasa (26/10).
Rencananya, jenazah almarhum Gede Muliarsana akan diberangkatkan dari rumah duka di RS Dharma Yadnya Denpasar menuju Krematorium Desa Sulang, Rabu pagi ini pukul 06.00 Wita. "Besok pagi (hari ini) keluarga akan mengantarkan jenazah almarhum ke Krematorium Desa Sulang. Proses upacara seluruhnya akan dilaksanakan di Krematorium Desa Sulang," ujar sepupu almarhum, I Wayan Sri Arta, di sela menerima pelayat di rumah duka RS Dharma Yadnya, Selasa sore.
Menurut Sri Arta, di Krematorium Desa Sulang, proses pengabenan akan dimulai dengan ritual nyiramang watangan (memandikan jenazah), Rabu pagi sekitar pukul 08.30 Wita. Kemudian, upacara ngaskara (pukul 09.00 Wita), dilanjut proses upacara pembakaran jenazah (ngaben).
Setelah proses ngaben, lanjut prosesi nganyut abu jenazah ke segara Pantai Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, siang sekitar pukul 14.30 Wita. Usai nganyut, kata Sri Arta, lanjut prosesi ngulapin yang digelar di Pantai Goa Lawah, untuk selanjutnya kembali ke Krematorium Desa Sulang guna dilaksanakan upacara nyekah. Prosesi nyekah dalam Hindu adalah prosesi penyucian roh atau atman yang sudah meninggal agar bisa menuju alam Dewata.
Prosesi nyegara gunung diagendakan Rabu petang pukul 18.00 Wita. Malamnya sekitar pukul 21.00 Wita, dijadwalkan sudah bisa melakukan prosesi ngelinggihang.
"Proses besok (hari ini) adalah ngaben ngelanus (proses ngaben sampai nyekah dan ngelinggihang), akan dilaksanakan seharian. Kami mohon doa dari sameton dan sahabat, agar semua berjalan dengan lancar. Matur suksma (terima kasih) sudah datang mendoakan almarhum," ujar Sri Arta saat ditemui dua politisi senior Golkar, AA Ngurah Rai Wiranata dan Dewa Ngakan Rai Budiasa, di rumah duka, Selasa kemarin.
Sementara itu, hingga Selasa sore sejumlah tokoh, politisi, dan kolega almarhum Gede Muliarsana terus datang majenukan ke rumah duka RS Dharma Yadnya Denpasar. Mereka diterima pihak keluarga, termasuk istri almarhum Gede Muliarsana, yakni Kadek Erlina Dewi, 41.
Tokoh yang melayat kemarin, antara lain, AA Ngurah Rai Wiranatha politisi senior asal Puri Kesiman, Denpasar Timur yang kini Sekretaris Dewan Pertimbangan (Wantimbang) Partai Golkar Bali. Ada pula Dewa Ngakan Rai Budiasa, politisi senior Golkar asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar yang kini Ketua Yayasan Seni dan Budaya Yasa Putra Sedana.
Selain mereka, juga datang melayat Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Kota Denpasar, I Gede Susila, yang majenukan bersama pasemetonan di Denpasar. Sejumlah guru dan siswa SMAN 3 Denpasar juga sempat melayat kemarin. Para siswa itu merupakan teman-teman dari Mahadewi Mulia Gangga, 18, yang merupakan putri kedua almarhum Gede Muliarsana. Saat melayat kemarin, para guru SMAN 3 Denpasar tampak menenangkan Mahadewi, yang masih dalam kesedihan.
Sementara, AA Ngurah Rai Wiranata mengaku mengenal sosok almarhum Gede Muliarsana dalam beberapa kegiatan masyarakat dan organisasi advokat. "Terutama di MGPSSR, almarhum saya kenal aktif. Karena saya banyak kenal sameton MGPSSR. Kalau di dunia advokat, saya juga kenal sosoknya. Kebetulan, anak saya juga advokat, jadi tahulah sosok almarhum," ujar Rai Wiranata yang juga mantan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali 2004-2009.
Almarhum Gede Muliarsana sendiri meninggal mendadak akibat serangan jantung, Minggu (24/10) siang sekitar pukul 11.00 Wita. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Gede Muliarsana sempat beberapa menit ditangani di RS Dharma Yadnya Denpasar. Almarhum dilarikan ke rumah sakit setelah tiba-tiba ambruk saat nyetir mobil, Minggu pagi sekitar pukul 09.30 Wita.
Advokat yang menjabat Pemimpin Umum NusaBali sejak tahun 2010 ini berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Kadek Erlina Dewi serta empat orang anak (3 perempuan, 1 laki-laki), yakni Nanditamaha Mulia Alodia Saraswati, 19, Mahadewi Mulia Gangga, 18, Jelita Mulia Nilotama, 15, dan I Gede Abi Sekha Mulia Dewananta, 9. Almarhum merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan I Made Putra (alm) dan Ni Made Murni, 70. *nat
Rencananya, jenazah almarhum Gede Muliarsana akan diberangkatkan dari rumah duka di RS Dharma Yadnya Denpasar menuju Krematorium Desa Sulang, Rabu pagi ini pukul 06.00 Wita. "Besok pagi (hari ini) keluarga akan mengantarkan jenazah almarhum ke Krematorium Desa Sulang. Proses upacara seluruhnya akan dilaksanakan di Krematorium Desa Sulang," ujar sepupu almarhum, I Wayan Sri Arta, di sela menerima pelayat di rumah duka RS Dharma Yadnya, Selasa sore.
Menurut Sri Arta, di Krematorium Desa Sulang, proses pengabenan akan dimulai dengan ritual nyiramang watangan (memandikan jenazah), Rabu pagi sekitar pukul 08.30 Wita. Kemudian, upacara ngaskara (pukul 09.00 Wita), dilanjut proses upacara pembakaran jenazah (ngaben).
Setelah proses ngaben, lanjut prosesi nganyut abu jenazah ke segara Pantai Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, siang sekitar pukul 14.30 Wita. Usai nganyut, kata Sri Arta, lanjut prosesi ngulapin yang digelar di Pantai Goa Lawah, untuk selanjutnya kembali ke Krematorium Desa Sulang guna dilaksanakan upacara nyekah. Prosesi nyekah dalam Hindu adalah prosesi penyucian roh atau atman yang sudah meninggal agar bisa menuju alam Dewata.
Prosesi nyegara gunung diagendakan Rabu petang pukul 18.00 Wita. Malamnya sekitar pukul 21.00 Wita, dijadwalkan sudah bisa melakukan prosesi ngelinggihang.
"Proses besok (hari ini) adalah ngaben ngelanus (proses ngaben sampai nyekah dan ngelinggihang), akan dilaksanakan seharian. Kami mohon doa dari sameton dan sahabat, agar semua berjalan dengan lancar. Matur suksma (terima kasih) sudah datang mendoakan almarhum," ujar Sri Arta saat ditemui dua politisi senior Golkar, AA Ngurah Rai Wiranata dan Dewa Ngakan Rai Budiasa, di rumah duka, Selasa kemarin.
Sementara itu, hingga Selasa sore sejumlah tokoh, politisi, dan kolega almarhum Gede Muliarsana terus datang majenukan ke rumah duka RS Dharma Yadnya Denpasar. Mereka diterima pihak keluarga, termasuk istri almarhum Gede Muliarsana, yakni Kadek Erlina Dewi, 41.
Tokoh yang melayat kemarin, antara lain, AA Ngurah Rai Wiranatha politisi senior asal Puri Kesiman, Denpasar Timur yang kini Sekretaris Dewan Pertimbangan (Wantimbang) Partai Golkar Bali. Ada pula Dewa Ngakan Rai Budiasa, politisi senior Golkar asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar yang kini Ketua Yayasan Seni dan Budaya Yasa Putra Sedana.
Selain mereka, juga datang melayat Ketua Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Kota Denpasar, I Gede Susila, yang majenukan bersama pasemetonan di Denpasar. Sejumlah guru dan siswa SMAN 3 Denpasar juga sempat melayat kemarin. Para siswa itu merupakan teman-teman dari Mahadewi Mulia Gangga, 18, yang merupakan putri kedua almarhum Gede Muliarsana. Saat melayat kemarin, para guru SMAN 3 Denpasar tampak menenangkan Mahadewi, yang masih dalam kesedihan.
Sementara, AA Ngurah Rai Wiranata mengaku mengenal sosok almarhum Gede Muliarsana dalam beberapa kegiatan masyarakat dan organisasi advokat. "Terutama di MGPSSR, almarhum saya kenal aktif. Karena saya banyak kenal sameton MGPSSR. Kalau di dunia advokat, saya juga kenal sosoknya. Kebetulan, anak saya juga advokat, jadi tahulah sosok almarhum," ujar Rai Wiranata yang juga mantan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali 2004-2009.
Almarhum Gede Muliarsana sendiri meninggal mendadak akibat serangan jantung, Minggu (24/10) siang sekitar pukul 11.00 Wita. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Gede Muliarsana sempat beberapa menit ditangani di RS Dharma Yadnya Denpasar. Almarhum dilarikan ke rumah sakit setelah tiba-tiba ambruk saat nyetir mobil, Minggu pagi sekitar pukul 09.30 Wita.
Advokat yang menjabat Pemimpin Umum NusaBali sejak tahun 2010 ini berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Kadek Erlina Dewi serta empat orang anak (3 perempuan, 1 laki-laki), yakni Nanditamaha Mulia Alodia Saraswati, 19, Mahadewi Mulia Gangga, 18, Jelita Mulia Nilotama, 15, dan I Gede Abi Sekha Mulia Dewananta, 9. Almarhum merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan I Made Putra (alm) dan Ni Made Murni, 70. *nat
Komentar