Senderan Jebol Timbun Palinggih dan Irigasi
Ada tiga palinggih yang terdampak akibat robohnya senderan, yakni sanggah kamulan, sanggah kembar, dan palinggih Ida Bhatara Hyang Kompyang (rong dua).
AMLAPURA, NusaBali
Senderan tembok palinggih sanggah sepanjang 9 meter jebol menimbun palinggih rong dua dan saluran irigasi Subak Lumpadang, di Bukit Bauh, Banjar Bugbug Kaleran, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Jumat (27/1) sekitar pukul 07.30 Wita.
Warga Subak Lumpadang bersama petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem melakukan gotong royong di lokasi bencana Banjar Bugbug Kaleran, Desa Bugbug, Minggu (29/1).
Sementara jalur jalan yang tertimbun hanya bisa dilintasi dengan jalan kaki. Sedangkan saluran air irigasi sepanjang 3 kilometer untuk Subak Lumpadang dihentikan sementara. Aliran airnya diputus Kelian Subak Lumpadang I Wayan Duduk, di hulu Sungai Buhu, karena saluran irigasi yang mengairi lahan sawah seluas sekitar 18,460 hektare, belum normal.
Senderan palinggih sanggah milik I Nengah Merta yang jebol sebenarnya cukup permanen, dibangun dengan besi beton. Tetapi bangunannya tanpa terasiring. Akibat cukup berat tembok harus menahan tanah gembur berair karena terguyur hujan, sehingga temboknya roboh ke arah barat menimbun satu palinggih rong dua dan irigasi Subak Lumpadang.
Sebenarnya di lokasi ada tiga palinggih yang terdampak akibat robohnya senderan itu, masing-masing sanggah kamulan, sanggah kembar, dan palinggih Ida Bhatara Hyang Kompyang (rong dua). Tetapi yang benar-benar tertimbun hanya palinggih rong dua, sedangkan dua palinggih lainnya masih utuh, meski kondisinya rawan jebol karena tanpa tembok panyengker.
Korban Nengah Merta mengakui, selama hujan turun, aliran air lebih banyak menuju palinggih sanggah. “Bisa jadi tembok panyengker terlalu berat menahan tanah basah, hingga roboh,” kata Nengah Merta.
Nengah Merta menyadari, bangunan tembok panyengker hanya dibangun dari bawah ke atas dalam posisi lurus, tanpa terasiring sehingga memudahkan jebol manakala menahan beban tanah basah cukup berat.
Tampak di lokasi Kelian Banjar Subak Lumpadang I Wayan Duduk, Sekretaris Desa Bugbug I Nyoman Dauh, petugas BPBD Karangasem, bersama-sama melakukan pembersihan akses jalan.
Sekdes Desa Bugbug I Nyoman Dauh mengatakan, secepatnya bersurat ke Pemkab Karangasem dan ditembuskan ke Dinas PU Karangasem, agar saluran irigasi yang tertimbun segera dapat penanganan.
Kadis Pekerjaan Umum Karangasem I Nyoman Sutirtayasa belum bisa dikonfirmasi soal adanya senderan jebol yang menutup saluran irigasi. * k16
Warga Subak Lumpadang bersama petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem melakukan gotong royong di lokasi bencana Banjar Bugbug Kaleran, Desa Bugbug, Minggu (29/1).
Sementara jalur jalan yang tertimbun hanya bisa dilintasi dengan jalan kaki. Sedangkan saluran air irigasi sepanjang 3 kilometer untuk Subak Lumpadang dihentikan sementara. Aliran airnya diputus Kelian Subak Lumpadang I Wayan Duduk, di hulu Sungai Buhu, karena saluran irigasi yang mengairi lahan sawah seluas sekitar 18,460 hektare, belum normal.
Senderan palinggih sanggah milik I Nengah Merta yang jebol sebenarnya cukup permanen, dibangun dengan besi beton. Tetapi bangunannya tanpa terasiring. Akibat cukup berat tembok harus menahan tanah gembur berair karena terguyur hujan, sehingga temboknya roboh ke arah barat menimbun satu palinggih rong dua dan irigasi Subak Lumpadang.
Sebenarnya di lokasi ada tiga palinggih yang terdampak akibat robohnya senderan itu, masing-masing sanggah kamulan, sanggah kembar, dan palinggih Ida Bhatara Hyang Kompyang (rong dua). Tetapi yang benar-benar tertimbun hanya palinggih rong dua, sedangkan dua palinggih lainnya masih utuh, meski kondisinya rawan jebol karena tanpa tembok panyengker.
Korban Nengah Merta mengakui, selama hujan turun, aliran air lebih banyak menuju palinggih sanggah. “Bisa jadi tembok panyengker terlalu berat menahan tanah basah, hingga roboh,” kata Nengah Merta.
Nengah Merta menyadari, bangunan tembok panyengker hanya dibangun dari bawah ke atas dalam posisi lurus, tanpa terasiring sehingga memudahkan jebol manakala menahan beban tanah basah cukup berat.
Tampak di lokasi Kelian Banjar Subak Lumpadang I Wayan Duduk, Sekretaris Desa Bugbug I Nyoman Dauh, petugas BPBD Karangasem, bersama-sama melakukan pembersihan akses jalan.
Sekdes Desa Bugbug I Nyoman Dauh mengatakan, secepatnya bersurat ke Pemkab Karangasem dan ditembuskan ke Dinas PU Karangasem, agar saluran irigasi yang tertimbun segera dapat penanganan.
Kadis Pekerjaan Umum Karangasem I Nyoman Sutirtayasa belum bisa dikonfirmasi soal adanya senderan jebol yang menutup saluran irigasi. * k16
1
Komentar