Bukit Surga, Camping Ground Berpemandangan Menawan
AMLAPURA, NusaBali.com – Seperti namanya, Bukit Surga memiliki pemandangan yang indah nan menawan bak keindahan surga.
Tidak hanya pemandangannya, suasana serta keasrian alamnya pun masih sangat terjaga, dan udara segar masih sangat terasa. Jauh dari pemukiman warga, serta dikelilingi oleh tanaman serta pepohonan, Bukit Surga dapat menjadi pilihan wisatawan yang hendak berwisata dengan suasana hening, serta nyaman untuk bersantai.
Muncul dan mulai berkembang pada tahun 2016, Bukit Surga pada awalnya memiliki nama Bukit Nampo yang diberikan nama oleh I Ketut Latra, 49, pengelola, serta pemilik lahan dari objek wisata Bukit Surga tersebut. “Pada awalnya saya membuat tempat ini sebagai spot berfoto, dan bersantai bersama teman-teman saya, pada 19 April 2016 yang lalu. Namun berkat media sosial, setelah 6 bulan berjalan objek wisata Bukit Nampo ini berganti nama menjadi Bukit Surga, itu pengunjung yang memberikan nama, di media sosial terkenalnya dengan nama Bukit Surga,” ujarnya sambil tertawa.
Berdiri di lahan seluas 1 hektare lebih, I Ketut Latra menjelaskan bahwa objek wisata Bukit Surga dapat menampung 700 orang di dalamnya. Dirinya menyebutkan bahwa banyak aktivitas selain camping ground, yang dapat dilaksanakan di Bukit Surga tersebut. “Ada juga trekkingnya, ada aktivitas game (permainan) juga. Tergantung kemauan dan kebutuhan dari pengunjung kami siap menyediakan perlengkapannya,” jelas Latra.
Kelian Banjar Dinas Tanah Ampo periode 1998 – 2014 tersebut menambahkan, staf Bukit Surga siap menyediakan berbagai kebutuhan kegiatan para pengunjung atau komunitas, yang akan mengadakan kegiatan atau acara di Bukit Surga tersebut. “Ada 50 tenda, ada 12 toilet, kalau perlu kayu bakar kami bisa hubungkan dengan penjual kayu bakar oleh masyarakat lokal setempat, kalau perlu konsumsi pun kami siap menyediakan juga,” ungkap Latra.
Dengan tiket masuk hanya Rp 15.000, pengunjung dapat melihat dan merasakan keindahan pemandangan, serta suasana alami khas dataran tinggi, yang menjadi andalan dari Bukit Surga itu sendiri. “Kalau mau camping, harganya mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 35.0000 per malam,” terang Latra.
Selain camping ground, Bukit Surga pun turut menawarkan pengalaman trekking melintasi hutan, dengan jarak 15 kilometer, dari Bukit Cemara menuju Tenganan Pagringsingan. “Tarif trekking dari Rp 250.000 hingga Rp 300.000,” ungkapnya.
Hingga saat ini, keberadaan objek wisata Bukit Surga sangat diminati oleh masyarakat lokal atau para wisatawan lokal maupun asing. Latra menyebutkan rata-rata kunjungan per hari di masa pandemi mencapai 50 orang pada hari biasa Senin – Jumat, dan 200 orang di akhir pekan yakni hari Sabtu-Minggu. “Nanti ada bookingan (pesanan) tamu dari Jawa pada saat hari raya Kuningan di bulan November 2021 sebanyak 60 orang itu camping, dan dalam waktu dekat tanggal 30 Oktober 2021, ada acara musik di sini oleh AIM Fest. Astungkara ada saja,” kata Latra.
Dengan adanya objek wisata Bukit Surga tersebut, Latra tidak serta merta menikmati sendiri hasil yang didapat. Ia pun berusaha melibatkan masyarakat lokal setempat, dan turut memberdayakan para pengusaha lokal setempat. “Saya memperkerjakan 5 staf anak muda berasal dari Desa Jungutan, lalu kalau ada komunitas dan wisatawan yang ingin konsumsi atau kayu bakar saya pesan ke penjual lokal yang ada di sini. Jadi secara tidak langsung ikut menggeliatkan perekonomian warga,” jelasnya.
Untuk ke depannya, Latra pun berharap agar objek wisata Bukit Surga tersebut tetap menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan aktivitas wisata, dan Bukit Surga lebih lanjut akan membangun berbagai macam infrastruktur pelengkap lainnya, seperti saluran air yang selama ini menjadi kendala dalam menjalankan objek wisata tersebut. “Saya akan menjaga tempat ini alami, sebisa mungkin meminimalisir unsur buatannya. Dan untuk ke depan agar dapat lebih baik lagi dalam menyuguhkan pengalaman wisata yang berkesan untuk masyarakat dan pengunjung,” tutupnya. *rma
Komentar