Epilepsi Kambuh, Tewas di Parit
Seorang janda asal Banjar Dangin Marga, Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Ni Ketut Nawi, 56, ditemukan tewas di parit (saluran irigasi) Subak Tegal Gintungan tak jauh dari ruymahnya, Sabtu (28/1) sore.
NEGARA, NusaBali
Diduga kuat, korban nyelempung ke parit hingga tewas terendam, karena penyakit epilepsi (ayan)-nya mendadak kambuh.
Informasi di lapangan, kematian tragis Ni Ketut Nawi pertama kali diketahui anaknya, I Putu Juni Muliantara, 26, Sabtu sore sekira pukul 17.30 Wita. Ketika itu, Juni Muliarta sengaja melintas di lokasi parit hendak menyambangi ibunya, korban Ketut Nawi, ke sawah. Pasalnya, siang harinya korban sempat berpamitan untuk menanam jagung ke sawah milik orang lain yang hanya berjarak sekitar 20 meter di sebelah utara rumahnya.
Juni Muliantara baru berjalan beberapa meter dari rumahnya ketika langsung kaget melihat ibunya tergeletak di parit berisi air. Padahal, ibunya semula dikira sedang sibuk menanam jagung di sawah. Juni Muliantara pun langsung memeriksa kondisi ibunya di dalam parit, ternyata korban sudah meninggal.
Saat ditemukan tergeletak tak bernyawa, tubuh korban Ketut Nawi dalam posisi miring ke kiri, dengan bagian tangan kanan mengarah ke atas. Mengetahui ibunya meninggal, Juni Muliantara sontak berteriak histeris, sehingga mengundang perhatian warga sekitar berdatangan ke lokasi parit. Mereka kemudian bernisiatif menaikkan mayat janda berusia 56 tahun ini ke atas parit. Kasus ini selanjutnya dilaporkan ke polisi.
Begitu mendapat laporan, Tim Identifikasi Sat Reskrim Polres Jembrana dan Polsek Mendoyo langsung terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Polisi juga menggandeng petugas medis dari Puskesmas Mendoyo untuk memeriksa mayat korban. Dari pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Juga tidak ditemukan sesuatu yang mencurigakan mengarah ke tindakan kriminal.
Ddiduga kuat, korban Ketut Nawi tewas nyemplung ke parit setelah penyakit epilepsinya mendadak kambuh. Apalagi, berdasar keterangan pihak keluarga, korban memang menderita penyakit epilepsi.
Kanit Reskrim Polsek Mendoyo, Iptu Muh Nurul Yaqin, menyatakan ketika dilakukan pemeriksaan sesaat setelah ditemukan tergeletak di dalam parit, mayat korban Ketut Nawi memang sudah dalam keadaan kaku. Sesuai dengan gejala medis, kata Iptu Nurul Yaqin, korban telah nyemplung ke parit setelah penyakit epilepsinya mendadak kambuh siang harinya, ketika akan menuju sawah.
Menurut Nurul, di sekitar lokasi TKP ditemukan berserakan bibit jagung yang sempat dibawa korban dari rumah. "Sebenarnya, lokasi TKP itu sangat dekat dengan jalan pedesaan dan beberapa rumah. Tapi, kemungkinan tidak ada yang terlalu memperhatikan ke dalam parit (sehingga kematian korban baru diketahui sore hari, Red)," ujar Iptu Nurul saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu (29/1).
Pihak keluarga korban sendiri, lanjut Iptu Nurul, sudah mengikhlaskan kematian tragis Ketut Nawi sebagai musibah. Karenanya, setelah tidak ditemukan kecurigaan mengarah tindakan kriminal, akhirnya mayat korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga. "Ya, jenazah korban sudah langsung kami serahkan ke keluarganya setelah olah TKP. Sebab, kami juga tidak ada menemukan tanda-tanda mencurigakan," papar Iptu Nurul. * ode
Diduga kuat, korban nyelempung ke parit hingga tewas terendam, karena penyakit epilepsi (ayan)-nya mendadak kambuh.
Informasi di lapangan, kematian tragis Ni Ketut Nawi pertama kali diketahui anaknya, I Putu Juni Muliantara, 26, Sabtu sore sekira pukul 17.30 Wita. Ketika itu, Juni Muliarta sengaja melintas di lokasi parit hendak menyambangi ibunya, korban Ketut Nawi, ke sawah. Pasalnya, siang harinya korban sempat berpamitan untuk menanam jagung ke sawah milik orang lain yang hanya berjarak sekitar 20 meter di sebelah utara rumahnya.
Juni Muliantara baru berjalan beberapa meter dari rumahnya ketika langsung kaget melihat ibunya tergeletak di parit berisi air. Padahal, ibunya semula dikira sedang sibuk menanam jagung di sawah. Juni Muliantara pun langsung memeriksa kondisi ibunya di dalam parit, ternyata korban sudah meninggal.
Saat ditemukan tergeletak tak bernyawa, tubuh korban Ketut Nawi dalam posisi miring ke kiri, dengan bagian tangan kanan mengarah ke atas. Mengetahui ibunya meninggal, Juni Muliantara sontak berteriak histeris, sehingga mengundang perhatian warga sekitar berdatangan ke lokasi parit. Mereka kemudian bernisiatif menaikkan mayat janda berusia 56 tahun ini ke atas parit. Kasus ini selanjutnya dilaporkan ke polisi.
Begitu mendapat laporan, Tim Identifikasi Sat Reskrim Polres Jembrana dan Polsek Mendoyo langsung terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Polisi juga menggandeng petugas medis dari Puskesmas Mendoyo untuk memeriksa mayat korban. Dari pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Juga tidak ditemukan sesuatu yang mencurigakan mengarah ke tindakan kriminal.
Ddiduga kuat, korban Ketut Nawi tewas nyemplung ke parit setelah penyakit epilepsinya mendadak kambuh. Apalagi, berdasar keterangan pihak keluarga, korban memang menderita penyakit epilepsi.
Kanit Reskrim Polsek Mendoyo, Iptu Muh Nurul Yaqin, menyatakan ketika dilakukan pemeriksaan sesaat setelah ditemukan tergeletak di dalam parit, mayat korban Ketut Nawi memang sudah dalam keadaan kaku. Sesuai dengan gejala medis, kata Iptu Nurul Yaqin, korban telah nyemplung ke parit setelah penyakit epilepsinya mendadak kambuh siang harinya, ketika akan menuju sawah.
Menurut Nurul, di sekitar lokasi TKP ditemukan berserakan bibit jagung yang sempat dibawa korban dari rumah. "Sebenarnya, lokasi TKP itu sangat dekat dengan jalan pedesaan dan beberapa rumah. Tapi, kemungkinan tidak ada yang terlalu memperhatikan ke dalam parit (sehingga kematian korban baru diketahui sore hari, Red)," ujar Iptu Nurul saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu (29/1).
Pihak keluarga korban sendiri, lanjut Iptu Nurul, sudah mengikhlaskan kematian tragis Ketut Nawi sebagai musibah. Karenanya, setelah tidak ditemukan kecurigaan mengarah tindakan kriminal, akhirnya mayat korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga. "Ya, jenazah korban sudah langsung kami serahkan ke keluarganya setelah olah TKP. Sebab, kami juga tidak ada menemukan tanda-tanda mencurigakan," papar Iptu Nurul. * ode
1
Komentar