Komunitas Babe Kawal Banda Bebas dari Sampah Plastik
GIANYAR, NusaBali
Komunitas Banda Bersih (Babe) mengawal Desa Adat Banda, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, agar terbebas dari guyuran sampah plastik.
Babe juga mendorong warga setempat bijak dengan peduli lingkungan, khususnya memilah jenis sampah. Ketua Komunitas Babe Ketut Suwardita Lengkong, mengatakan upaya menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah palstik sudah dilakukan dengan berbagai program. Seperti plastic exchange yang rutin dilakukan. Tidak tangung-tangung setiap pelaksanaan sekitar 2 ton sampah plastik baik yang bisa didaur ulang atau tidak berhasil dikumpulkan. "Plastic exchange penukaran beras dengan sampah plastik rutin kami lakukan," ujarnya melakukan pembersihan di area Pura Dalem setempat, Minggu (31/10).
Dikatakan, plastic exchange sangat membantu warga karena saling menguntungkan. Selain dari komunitas juga Sekaa Teruna Dwi Eka Mandala tergerak dalam progran ini. "Warga sangat terbantu, bahkan warga kami yang tidak mampu bekerja, mereka juga rutin memunguti sampah plastik di selokan. Sampah ini akan ditukar dengan beras," jelasnya.
Selain itu, menjelang Galungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (10/11), kata Lengkong, Komunitas Babe juga membuat tempat sampah khusus sampah plastik. Tempat sampah khusus ini akan dipasang di sejumlah pura. "Kalau hari raya biasanya banyak plastik dupa, plastik wadah bunga dan lainnya. Sehingga diharapkan setelah disediakan tempat sampah ini, warga nanti sadar menjaga pura dari sampah palstik," harapnya.
Apalagi, jelas dia, Desa Saba khususnya Banjar Banda nanti akan menuju desa wisata. Dalam Sapta Pesona, salah satunya ada keasrian lingkungan. "Selain penataan, minimal sampah plastik bisa dimanimalisir dan bisa dikelola," imbuhnya.
Hal serupa diakui tokoh muda desa setempat, Etong Sanjay, bahwa perang terhadap sampah plastik telah dilakukan sejak empat tahun lalu. "Setiap hari-hari tertentu atau event yang dibuat sekaa truna, selalu mengajak anak-anak SD untuk memungut sampah palstik. Ini sangat luar biasa. Dulu hanya dilakukan pada hari-hari tertentu saja, kalau sekarang sudah bisa membentuk komunitas, artinya kesadaran masyarakat meningkat," ujarnya. *nvi
Komentar