Disel Astawa Protes Atas Pemecatan Keponakannya
Situasi di SMAN 1 Kuta, Badung mendadak panas, Selasa (6/10) pagi. Gara-garanya, anggota Fraksi PDIP DPRD Dapil Badung, I Wayan Disel Astawa, datang ke SMAN 1 Kuta sembari mencak-mencak.
DENPASAR, NusaBali
Disel Astawa protes karena keponakannya, I Wayan Jagadhita, 18, mendapat perlakukan diskriminatif dan dipecat dari sekolah.
Wayan Disel Astawa kemarin pagi mendatangi SMAN 1 Kuta dengan didampingi saudaranya, I Made Ambara, ayah dari siswa Wayan Jagadhita. Kehadiran Disel Astawa kontan membuat para guru di SMAN 1 Kuta kalangkabut. Apalagi, politisi PDIP asal Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang notabene Sekretaris Komisi III DPRD Bali datang dengan didampingi sejumlah pria berbadan kekar.
Disel Astawa bersama saudaranya, Made Ambara, mencak-mencak lantaran sang keponakan, Wayan Jagadhita yang siswa Kelas III IPA SMAN 1 Kuta ‘dipecat’ dan sudah dua hari tidak dizinkan masuk sekolah. Saat datang kemarin pagi, Disel Astawa dan Made Ambara berniat menemui Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Kuta, Drs I Nyoman Yasa.
Sayangnya, Kasek Nyoman Yasa tidak ada di tempat, karena sedang mengikuti rapat di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali di Denpasar. Akhirnya, Disel Astawa dan Ambara hanya ditemui Wakil Kasek SMAN 1 Kuta Made Darnya bersama Guru Wali Kelas Dewa Gede Arga, serta dua Guru BK (Bimbingan dan Konseling) yakni Ni Kadek Ariani dan AA Dewi Sawitri.
Disel Astawa menuding SMA 1 Kuta diskriminatif terhadap siswa dalam memberikan peringatan dan sanksi. Masalahnya, siswa atas nama Wayan Jagadhita dikeluarkan dari SMAN 1 Kuta, hingga selama dua hariu terakhir dilarang masuk sekolah. Sudah begitu, hingga Selasa kemarin siswa tersebut belum diberikan surat pindah sekolah.
Seharusnya, kata Disel Astawa, di sela-sela proses pindah tersebut, siswa bersangkutan diizinkan dulu masuk sekolah. “Tugas sekolah itu kan mendidik anak biar pandai, supaya sumber dayanya bagus dan berkualitas. Kami menyerahkan anak ke sekolah untuk dididik,” tandas Disel Astawa di hadapan para guru SMAN 1 Kuta yang menerimanya kemarin.
“Orangtua siswa (Made Ambara) sudah minta maaf ke sekolah, karena merasa sebagai orang Bali yang mengedepankan penyamabrayan. Tapi, kenapa tidak ada pertimbangan dari sekolah? Malah siswa bersangkutan dipecat. Katanya sih akumulasi pelanggaran sampai 180 poin,” lanjut anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Badung dua kali periode ini.
Selanjutnya...
Komentar