Bangli Segera Punya Rumah Sakit Berkelas
Kemarin Peletakan Batu Pertama oleh Gubernur Koster
Gubernur Koster puji pembangunan Bangli menggeliat signifikan di bawah kepemimpinan Bupati Sedana Arta
BANGLI, NusaBali
Kabupaten Bangli segera miliki rumah sakit yang representatif dan megah, menyusul pembangunan perluasan RSU Bangli di Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli. Peletakan batu pertama proyek RSU Bangli senilai Rp 75 miliar ini telah dilakukan Gubernur Bali, Wayan Koster, saat rahina Sugihan Bali pada Sukra Kliwon Sungsang, Jumat (5/11) pagi pukul 08.10 Wita.
Saat ritual peletakan batu pertama pembangunan RSU Bangli, Jumat kemarin, Gubernur Wayan Koster didampingi Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta dan Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar. Peletakan batu pertama ditandai dengan ritual menanam batu bata berisi benang tridatu yang sudah dipasupati (diupacarai), menandakan dimulainya pembangunan RSU Bangli.
Pembangunan RSU Bangli ini meliputi dua gedung megah, yakni Gedung 1A dan Gedung 1B, yang masing-masing dibangun empat lantai. Gedung IA diperuntukkan buat pelayanan Laboratorium, Radiologi, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Bank Darah, Farmasi, Ruang Persalinan (VK), Perinatologi, sedrta Ruang NICU, ICU, ICCU, dan Fisiotherapy. Sedangkan Gedung 1B untuk pelayanan Poliklinik, Rekan Medik, dan Farmasi Poliklinik dan Hemodialisa, CSSD, Penunjang Kamar Operasi, dan Ruang Operasi (OK).
Informasi yang diperoleh NusaBali, perluasan Gedung RSU Bangli selama ini terkatung-katung, karena terkendala lahan. Sementara proses pengajuan hibah lahan ke Pemprov Bali menjadi sekadar mimpi, karena tidak pernah terealisasi. Namun, di era kepemimpinan Gubernur Koster, pengajuan hibah oleh Pemkab Bangli ke Pemprov Bali berjalan lancar.
Gubernur Koster menyampaikan apresiasi atas program pembangunan RSU Bangli di era Bupati Sedana Arta, yang dinilai sebagai prioritas kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan. Pasalnya, kesehatan merupakan kebutuhan paling dasar yang harus dipenuhi dengan pelayanan yang baik, seperti gedung yang memenuhi standar, hingga alat kesehatan (Alkes) maupun SDM tenaga kesehatannya.
“RSU Bangli yang ada saat ini masih kurang layak. Nah, dengan adanya pembangunan Gedung 1A dan Gedung 1B RSU Bangli ini, semoga pelayanan kesehatan di Bangli semakin meningkat. Apalagi, Bangli ini daerah dan kondisi alamnya sangat sejuk, sangat cocok untuk terapi kesehatan," ujar Gubernur Koster.
Pembangunan RSU Bangli berupa perluasan areal rumah sakit, kata Gubernur Koster, memanfaatkan lahan Pemprov Bali yang merupakan tanah Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Bangli seluas 42 are. Lahan tersebut dimanfaatkan dengan sistem pinjam pakai.
Gubernur Koster juga telah memproses hibah lahan Pemprov Bali seluas 83 are kepada Pemkab Bangli, yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan dan menunjang pelayanan kesehatan di RSU Bangli. "Saya komit mendukung kepentingan kabupaten/kota se-Bali, sepanjang bisa saya penuhi dan tidak menyalahi aturan perundang-undangan,” jelas Koster.
“Sebelumnya, proses birokrasi serba susah. Banyak lahan milik Pemprov Bali yang berada di kawasan kabupatem/kota hingga di tingkat desa, yang pemanfaatannya belum optimal. Jadi, inilah yang saya coba perbaiki. Jika memang dibutuhkan dan bermanfaat, akan saya bantu," lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali.
Menurut Koster, pemberian hibah didasarkan pada tiga aspek penting. Pertama, provinsi berkepentingan dengan lahan yang ada untuk pengembangan infrastruktur pemerintahan di lokasi tersebut. Kedua, dari segi luasan lahannya dan pertimbangan lainnya memiliki nilai ekonomis yang bagus, sehingga bisa dijadikan sumber untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ketiga, jika opsi 1 dan 2 sudah tidak terpenuhi, langsung ke opsi 3 dengan memberikan hibah melalui pendekatan sosial, memberikan manfaat untuk Pemkab/Pemkot, hingga bermanfaat untuk masyarakat. “Seperti halnya lahan di RSJ ini, provinsi hanya memanfaatkan beberapa, sedangkan Kabupaten Bangli sangat berkepentingan untuk pengembangan layanan masyarakat di bidang kesehatan. Ya, kenapa kita tidak berikan saja? Jika masyarakat Bangli sudah sehat dan sejahtera, tentu secara tidak langsung Pemprov Bali juga akan menerima manfaatnya," tegas Koster.
Koster sendiri mengapresiasi keberhasilan pengelolaan RSU Bangli di bawah kepemimpinan Bupati Sedana Arta, yang saat ini berhasil memperoleh surplus/laba dibanding pengelolaan sebelum-sebelumnya. Bukan hanya itu, pembangunan di Bangli saat ini juga telah menunjukkan perkembangan yang semakin signifikan, kian menggeliat, berkat komitmen bupatinya dalam mengelola pemerintahan ke arah yang semakin baik.
"Bupati Bangli telah mampu merancang dan melaksanakan beberapa pembangunan di tengah keterbatasan. Di antaranya, penataan Lapangan Kapten Mudita, pembangunan Gedung DPRD, dan kini pembangunan Gedung RSU Bangli," terang politisi senior yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini.
Versi Koster, hal Ini menunjukkan perubahan wajah baru di Kabupaten Bangli. "Ya, jadi begitulah cara kerja seorang pemimpin yang konkret, simpel, tapi tidak menyalahi aturan, serta dijalankan dengan tata kelola yang didukung dengan administrasi yang baik dan benar," lanjut Gubernur bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.
Sementara itu, Bupati Sedana Arta menyampaikan bahwa prosesi peletakan batu pertama pembangunan RSU Bangli ini dilaksanakan mendahului, karena sesuai kepercayaan Hindu, dewasa ayu (hari baik)-nya hanya Jumat kemarin, bertepatan dengan rahina Sugihan Bali. "Kita nanti terkendala uncal balung (hari-hari yang dipercaya kurang baik untuk memulai pembangunan, Red)," jelas Bupati Sedana Arta.
Sedana Arta menyebutkan, bila rahina Sugihan Bali ini tidak diambil, kemungkinan nanti harus menunggu 2-3 bulan lagi untuk mendapatkan dewasa ayu peletakan batu pertama pembuangan RSU Bangli. Maka, dewasa ayu Sugihan Bali ini dipilih berdasarkan petunjuk dari Ida Nak Lingsir (sulinggih).
Proses pembangunan RSU Bangli, kata Sedana Arta, saat ini masih ternder di unit pengadaan barang/jasa. Bangunan fisik yang akan dibangun adalah Gedung 1A dan Gedung 1B yang masing-masing empat lantai. "Pembangunan ini menelan anggaran Rp 75 miliar yang bersumber dari dana pinjaman PT SMI," tegas Sedana Arta.
Menurut Sedana Arta, perluasan Gedung RSU Bangli ini dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan visi misi yang diusung, khususnya masalah kesehatan yakni memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara berkeadilan, murah, dan berkualitas---juga sebagai dukungan terhadap visi pembangunan Bali ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’.
Sedana Arta memaparkan, sebelum pembangunan RSU Bangli, pihaknya telah membenahi manajemen rumah sakit ini dengan cara melakukan mutasi atau penyegaran SDM. “Kita terapkan kebijakan pelarangan rujukan, yang sebelumnya bisa dilakukan oleh Faskes, namun saat ini hanya boleh dilakukan oleh pihak RSU. Selain itu, juga dilakukan peningkatan fasilitas layanan kesehatan RSU Bangli," beber Bupati asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli yang juga Ketua DPC PDIP Bangli ini.
Saat ini, kata Sedana Arta, RSU Bangli terus berupaya meningkatkan pelayanan. Salah satunya, sudah ada pelayanan Bedah Urologi, sehingga operasi paru bisa dilakukan. “Selanjutnya, dalam waktu dekat juga sudah dirancang layanan Bedah Saraf dan juga Onkologi. Juga akan diadakan Pusat Rehabilitasi Kanker, karena tingket penyakit ini di Bangli cukup tinggi," mantan anggota Komisi III DPRD Bali 2009-2010 yang berpengalaman dua kali periode menjadi Wakil Bupati Bangli (2010-2015, 2016-2021) ini. *esa,nat
Saat ritual peletakan batu pertama pembangunan RSU Bangli, Jumat kemarin, Gubernur Wayan Koster didampingi Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta dan Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar. Peletakan batu pertama ditandai dengan ritual menanam batu bata berisi benang tridatu yang sudah dipasupati (diupacarai), menandakan dimulainya pembangunan RSU Bangli.
Pembangunan RSU Bangli ini meliputi dua gedung megah, yakni Gedung 1A dan Gedung 1B, yang masing-masing dibangun empat lantai. Gedung IA diperuntukkan buat pelayanan Laboratorium, Radiologi, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Bank Darah, Farmasi, Ruang Persalinan (VK), Perinatologi, sedrta Ruang NICU, ICU, ICCU, dan Fisiotherapy. Sedangkan Gedung 1B untuk pelayanan Poliklinik, Rekan Medik, dan Farmasi Poliklinik dan Hemodialisa, CSSD, Penunjang Kamar Operasi, dan Ruang Operasi (OK).
Informasi yang diperoleh NusaBali, perluasan Gedung RSU Bangli selama ini terkatung-katung, karena terkendala lahan. Sementara proses pengajuan hibah lahan ke Pemprov Bali menjadi sekadar mimpi, karena tidak pernah terealisasi. Namun, di era kepemimpinan Gubernur Koster, pengajuan hibah oleh Pemkab Bangli ke Pemprov Bali berjalan lancar.
Gubernur Koster menyampaikan apresiasi atas program pembangunan RSU Bangli di era Bupati Sedana Arta, yang dinilai sebagai prioritas kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan. Pasalnya, kesehatan merupakan kebutuhan paling dasar yang harus dipenuhi dengan pelayanan yang baik, seperti gedung yang memenuhi standar, hingga alat kesehatan (Alkes) maupun SDM tenaga kesehatannya.
“RSU Bangli yang ada saat ini masih kurang layak. Nah, dengan adanya pembangunan Gedung 1A dan Gedung 1B RSU Bangli ini, semoga pelayanan kesehatan di Bangli semakin meningkat. Apalagi, Bangli ini daerah dan kondisi alamnya sangat sejuk, sangat cocok untuk terapi kesehatan," ujar Gubernur Koster.
Pembangunan RSU Bangli berupa perluasan areal rumah sakit, kata Gubernur Koster, memanfaatkan lahan Pemprov Bali yang merupakan tanah Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Bangli seluas 42 are. Lahan tersebut dimanfaatkan dengan sistem pinjam pakai.
Gubernur Koster juga telah memproses hibah lahan Pemprov Bali seluas 83 are kepada Pemkab Bangli, yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan dan menunjang pelayanan kesehatan di RSU Bangli. "Saya komit mendukung kepentingan kabupaten/kota se-Bali, sepanjang bisa saya penuhi dan tidak menyalahi aturan perundang-undangan,” jelas Koster.
“Sebelumnya, proses birokrasi serba susah. Banyak lahan milik Pemprov Bali yang berada di kawasan kabupatem/kota hingga di tingkat desa, yang pemanfaatannya belum optimal. Jadi, inilah yang saya coba perbaiki. Jika memang dibutuhkan dan bermanfaat, akan saya bantu," lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali.
Menurut Koster, pemberian hibah didasarkan pada tiga aspek penting. Pertama, provinsi berkepentingan dengan lahan yang ada untuk pengembangan infrastruktur pemerintahan di lokasi tersebut. Kedua, dari segi luasan lahannya dan pertimbangan lainnya memiliki nilai ekonomis yang bagus, sehingga bisa dijadikan sumber untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ketiga, jika opsi 1 dan 2 sudah tidak terpenuhi, langsung ke opsi 3 dengan memberikan hibah melalui pendekatan sosial, memberikan manfaat untuk Pemkab/Pemkot, hingga bermanfaat untuk masyarakat. “Seperti halnya lahan di RSJ ini, provinsi hanya memanfaatkan beberapa, sedangkan Kabupaten Bangli sangat berkepentingan untuk pengembangan layanan masyarakat di bidang kesehatan. Ya, kenapa kita tidak berikan saja? Jika masyarakat Bangli sudah sehat dan sejahtera, tentu secara tidak langsung Pemprov Bali juga akan menerima manfaatnya," tegas Koster.
Koster sendiri mengapresiasi keberhasilan pengelolaan RSU Bangli di bawah kepemimpinan Bupati Sedana Arta, yang saat ini berhasil memperoleh surplus/laba dibanding pengelolaan sebelum-sebelumnya. Bukan hanya itu, pembangunan di Bangli saat ini juga telah menunjukkan perkembangan yang semakin signifikan, kian menggeliat, berkat komitmen bupatinya dalam mengelola pemerintahan ke arah yang semakin baik.
"Bupati Bangli telah mampu merancang dan melaksanakan beberapa pembangunan di tengah keterbatasan. Di antaranya, penataan Lapangan Kapten Mudita, pembangunan Gedung DPRD, dan kini pembangunan Gedung RSU Bangli," terang politisi senior yang sempat tiga periode duduk di Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali ini.
Versi Koster, hal Ini menunjukkan perubahan wajah baru di Kabupaten Bangli. "Ya, jadi begitulah cara kerja seorang pemimpin yang konkret, simpel, tapi tidak menyalahi aturan, serta dijalankan dengan tata kelola yang didukung dengan administrasi yang baik dan benar," lanjut Gubernur bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini.
Sementara itu, Bupati Sedana Arta menyampaikan bahwa prosesi peletakan batu pertama pembangunan RSU Bangli ini dilaksanakan mendahului, karena sesuai kepercayaan Hindu, dewasa ayu (hari baik)-nya hanya Jumat kemarin, bertepatan dengan rahina Sugihan Bali. "Kita nanti terkendala uncal balung (hari-hari yang dipercaya kurang baik untuk memulai pembangunan, Red)," jelas Bupati Sedana Arta.
Sedana Arta menyebutkan, bila rahina Sugihan Bali ini tidak diambil, kemungkinan nanti harus menunggu 2-3 bulan lagi untuk mendapatkan dewasa ayu peletakan batu pertama pembuangan RSU Bangli. Maka, dewasa ayu Sugihan Bali ini dipilih berdasarkan petunjuk dari Ida Nak Lingsir (sulinggih).
Proses pembangunan RSU Bangli, kata Sedana Arta, saat ini masih ternder di unit pengadaan barang/jasa. Bangunan fisik yang akan dibangun adalah Gedung 1A dan Gedung 1B yang masing-masing empat lantai. "Pembangunan ini menelan anggaran Rp 75 miliar yang bersumber dari dana pinjaman PT SMI," tegas Sedana Arta.
Menurut Sedana Arta, perluasan Gedung RSU Bangli ini dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan visi misi yang diusung, khususnya masalah kesehatan yakni memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara berkeadilan, murah, dan berkualitas---juga sebagai dukungan terhadap visi pembangunan Bali ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’.
Sedana Arta memaparkan, sebelum pembangunan RSU Bangli, pihaknya telah membenahi manajemen rumah sakit ini dengan cara melakukan mutasi atau penyegaran SDM. “Kita terapkan kebijakan pelarangan rujukan, yang sebelumnya bisa dilakukan oleh Faskes, namun saat ini hanya boleh dilakukan oleh pihak RSU. Selain itu, juga dilakukan peningkatan fasilitas layanan kesehatan RSU Bangli," beber Bupati asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli yang juga Ketua DPC PDIP Bangli ini.
Saat ini, kata Sedana Arta, RSU Bangli terus berupaya meningkatkan pelayanan. Salah satunya, sudah ada pelayanan Bedah Urologi, sehingga operasi paru bisa dilakukan. “Selanjutnya, dalam waktu dekat juga sudah dirancang layanan Bedah Saraf dan juga Onkologi. Juga akan diadakan Pusat Rehabilitasi Kanker, karena tingket penyakit ini di Bangli cukup tinggi," mantan anggota Komisi III DPRD Bali 2009-2010 yang berpengalaman dua kali periode menjadi Wakil Bupati Bangli (2010-2015, 2016-2021) ini. *esa,nat
1
Komentar