Tebing Jebol Timpa Rumah Warga di Sepang
Korban Ketut Sirka dan keluarga kini terpaksa mengungsi di rumah kerabatnya agar tetap aman.
SINGARAJA, NusaBali
Hujan deras disertai angin kencang, Kamis (4/11) kemarin, menimbulkan tanah longsor pada dua titik di Kecamatan Busungbiu, Buleleng. Tembok sebuah rumah milik warga di Desa Sepang, rusak parah karena dihantam meterial longsoran di sebelahnya. Sedangkan di Desa Busungbiu, tebing longsor menutupi akses jalan masuk SD Negeri 1 Busungbiu. Dua bencana tersebut tidak sampai menelan korban jiwa.
Tanah longsor di Desa Sepang, menimpa rumah Ketut Sirka,45, di Banjar Dinas Kerobokan, Kamis pukul 14.00 Wita. Musibah itu terjadi sesaat setelah hujan deras mengguyur kawasan Busungbiu dan sekitar. Tanah miring di belakang rumah milik Ketut Sirka tiba-tiba ambruk dan menjebol tembok kamar rumahnya. Saat tembok itu ambruk, Ketut Sirka dan keluarga sedang berada di luar kamar, sehingga selamat dari maut.
Material longsoran yang ambruk berupa batu dan tanah menimpa dua kamar tidurnya. Sehingga kamar itu kini tidak dapat ditempati. Korban Ketut Sirka dan keluarga kini terpaksa mengungsi di rumah kerabatnya agar tetap aman. Kerusakan cukup parah di dua kamar tidur rumah semi permanennya diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 20 juta.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengaku sudah menerima laporan bencana itu. BPBD Buleleng juga telah mengirim Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mengidentifikasi kerusakan yang dialami korban. "Kami sudah melakukan assesment, dan memberikan bantuan logistik, terpal, serta alat2 MCK kepada korban," ujar Ariadi, Jumat (5/11) siang.
Kata Ariadi, pada Jumat kemarin, TRC BPBD Buleleng bersama TNI-Polri, masyarakat dan aparat desa setempat juga sudah bergotong royong membersihkan material longsor. "Karena bagian kamar rumah mengalami kerusakan berat, korban dan keluarga saat ini mengungsi di rumah kerabatnya. Untuk bantuan perbaikan rumah, akan kami usulkan ke BPBD Bali ," ujar Ariadi.
Tanah longsor juga terjadi di Desa Busungbiu. Tebing setinggi sekitar 8 meter, dan panjang 12 meter amblas, hingga materialnya menutupi akses masuk ke SDN 1 Busungbiu. Material longsor pun baru dapat dibersihkan pada Jumat pagi, oleh petugas BPBD Buleleng serta warga di desa setempat.
Menurut Ariadi, selain di dua titik tersebut, tanah longsor juga terjadi di Desa Kekeran dan Desa Telaga, Kecamatan Busungbiu, Desa/Kecamatan Tejakula, dan Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada. Namun longsor di lokasi tersebut tak sampai menimbulkan kerusakan yang parah. "Di Tejakula juga kami menerima laporan longsor dan kami masih lakukan asesmen kerusakan," ujar Ariadi.
Ariadi menyebut, berdasarkan perkiraaan BMKG dan hasil koordinasi dengan BNPB, hujan akan terus mengguyur wilayah Buleleng sejak November hingga Ferbruari 2022 mendatang. Hal ini disebabkan oleh adanya badai La Lina. "Ini menyebabkan intensitas curah hujan lebih tinggi dan lebih deras dari biasanya. Sehingga kemungkinan akan berdampak banjir atau tanah longsor, dan yang lainnya," jelas Ariadi.
Ditambahkan Ariadi, sejak dua hari belakangan karena curah hujan yang tinggi, terjadi bencana alam di beberapa titik. Pihak BPBD Buleleng sudah mengasesment di lapangan dan pembersihan gotong royong. "Untuk bulan November ini, curah hujannya masih terbilang di bawah normal. Nanti memasuki bulan Januari dan Februari diprediksi curah hujannya akan sangat deras," ucap Ariadi.
Ariadi mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Mengingat akibat adanya Badai Lalina ini, diprediksi dapat menimbulkan banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang. "Sekda juga sudah mengeluarkan SE untuk para perbekel dan dinas terkait agar melaksanakan gotongroyong membersihkan wilayahnya masing-masing agar tidak terjadi banjir serta penyakit demam berdarah," tandas Ariadi. *mz
Tanah longsor di Desa Sepang, menimpa rumah Ketut Sirka,45, di Banjar Dinas Kerobokan, Kamis pukul 14.00 Wita. Musibah itu terjadi sesaat setelah hujan deras mengguyur kawasan Busungbiu dan sekitar. Tanah miring di belakang rumah milik Ketut Sirka tiba-tiba ambruk dan menjebol tembok kamar rumahnya. Saat tembok itu ambruk, Ketut Sirka dan keluarga sedang berada di luar kamar, sehingga selamat dari maut.
Material longsoran yang ambruk berupa batu dan tanah menimpa dua kamar tidurnya. Sehingga kamar itu kini tidak dapat ditempati. Korban Ketut Sirka dan keluarga kini terpaksa mengungsi di rumah kerabatnya agar tetap aman. Kerusakan cukup parah di dua kamar tidur rumah semi permanennya diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 20 juta.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengaku sudah menerima laporan bencana itu. BPBD Buleleng juga telah mengirim Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mengidentifikasi kerusakan yang dialami korban. "Kami sudah melakukan assesment, dan memberikan bantuan logistik, terpal, serta alat2 MCK kepada korban," ujar Ariadi, Jumat (5/11) siang.
Kata Ariadi, pada Jumat kemarin, TRC BPBD Buleleng bersama TNI-Polri, masyarakat dan aparat desa setempat juga sudah bergotong royong membersihkan material longsor. "Karena bagian kamar rumah mengalami kerusakan berat, korban dan keluarga saat ini mengungsi di rumah kerabatnya. Untuk bantuan perbaikan rumah, akan kami usulkan ke BPBD Bali ," ujar Ariadi.
Tanah longsor juga terjadi di Desa Busungbiu. Tebing setinggi sekitar 8 meter, dan panjang 12 meter amblas, hingga materialnya menutupi akses masuk ke SDN 1 Busungbiu. Material longsor pun baru dapat dibersihkan pada Jumat pagi, oleh petugas BPBD Buleleng serta warga di desa setempat.
Menurut Ariadi, selain di dua titik tersebut, tanah longsor juga terjadi di Desa Kekeran dan Desa Telaga, Kecamatan Busungbiu, Desa/Kecamatan Tejakula, dan Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada. Namun longsor di lokasi tersebut tak sampai menimbulkan kerusakan yang parah. "Di Tejakula juga kami menerima laporan longsor dan kami masih lakukan asesmen kerusakan," ujar Ariadi.
Ariadi menyebut, berdasarkan perkiraaan BMKG dan hasil koordinasi dengan BNPB, hujan akan terus mengguyur wilayah Buleleng sejak November hingga Ferbruari 2022 mendatang. Hal ini disebabkan oleh adanya badai La Lina. "Ini menyebabkan intensitas curah hujan lebih tinggi dan lebih deras dari biasanya. Sehingga kemungkinan akan berdampak banjir atau tanah longsor, dan yang lainnya," jelas Ariadi.
Ditambahkan Ariadi, sejak dua hari belakangan karena curah hujan yang tinggi, terjadi bencana alam di beberapa titik. Pihak BPBD Buleleng sudah mengasesment di lapangan dan pembersihan gotong royong. "Untuk bulan November ini, curah hujannya masih terbilang di bawah normal. Nanti memasuki bulan Januari dan Februari diprediksi curah hujannya akan sangat deras," ucap Ariadi.
Ariadi mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Mengingat akibat adanya Badai Lalina ini, diprediksi dapat menimbulkan banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang. "Sekda juga sudah mengeluarkan SE untuk para perbekel dan dinas terkait agar melaksanakan gotongroyong membersihkan wilayahnya masing-masing agar tidak terjadi banjir serta penyakit demam berdarah," tandas Ariadi. *mz
1
Komentar