Diserang, Solskjaer Yakin Bertahan
Usai Kekalahan MU dari ManCity 0-2, Sabtu Lalu
Solskjaer tak membantah kritikan dan serangan. Sebab ManCity tampil lebih baik. Sedangkan MU tidak berlaga sesuai yang diharapkan.
MANCHESTER, NusaBali
Usai Manchester United (MU) kalah 0-2 dari Manchester City di lanjutan Liga Inggris, manajer Ole Gunnar Solskjaer mendapat serangan dan kritikan tajam. Meski demikian, Solskjaer percaya diri bertahan dan tidak akan dipecat.
Ya, kritikan terhadap pelatih asal Norwegia itu dari para suporter lewat media sosial. Selain itu, juga mantan rekannya di MU, seperti Roy Keane dan Paul Scholes, serta beberapa mantan pemain, yang kini jadi pengamat sepakbola.
Roy Keane misalnya, sampai jengkel hingga ingin menjambak rambut Solskjaer, karena terus menururunkan Fred, yang dinilai menjadi titik lemah MU. Keane juga mengkritik Solskjaer, karena MU jadi bulan-bulanan City, yang membuat 16 tembakan dan berbanding lima milik MU.
Keane menilai, Fred menjadi titik lemah MU namun selalu dipasang. Squawka mencatat, Fred lima kali dilewati Bernardo Silva pada babak pertama Gara-gara Fred, Keane mau menjambak Solskjaer.
"Kalau Ole jalan di sini, saya akan jambak dia dan bilang kenapa kamu mainin Fred terus? Dia nggak punya kualitas" ujar Keane.
Hal serupa diungkapkan eks pemain City, Micah Richards. Baginya, Fred bagaikan lubang MU yang harus segera ditambal atau dibuang. DIa mengaku suka Scott McTominay, karena bekerja keras. Tapi tidak untuk Fred, yang mudah ditembus pemain lawan.
Sedangkan eks gelandang MU Paul Scholes mengkritik lini belakang MU amburadul. Scholes langsung menyebut Aaron Wan-Bissaka tidak berguna, termasuk kemampuannya menyerang. Scholes menilai sistem tiga bek Solskjaer tak membantu Wan-Bisaka..
Solskjaer tidak membantah kritikan dan serangan, bahwa City tampil sangat mendominasi dan lebih baik. Namun dia juga menegaskan, hal itu terjadi karena MU tidak bermain sesuai yang diharapkan.
Solskjaer pun berharap jeda internasional dua pekan ke depan dapat menyegarkan pikiran para pemain MU, setelah terjebak rentetan hasil kurang memuaskan.
Solskjaer menyadari kekalahan dalam Derbi Manchester bisa membuat posisinya sebagai manajer MU kian terancam. Namun dia menegaskan, dirinya dan jajaran staf dan para pemain akan berusaha sekuat tenaga menemukan kembali marwah permainan MU.
Meski demikian, nasib Solskjaer bersama MU kembali tak menentu, usai kekalahan 0-2 dari ManCity. Bahkan usai kekalahan 0-5 dari Liverpool dua pekan lalu, Solskjaer mendapat ultimatum dari manajemen. Jika dalam tiga laga MU meraih hasil minor, Solskjaer akan terpental dari jabatannya.*
Ya, kritikan terhadap pelatih asal Norwegia itu dari para suporter lewat media sosial. Selain itu, juga mantan rekannya di MU, seperti Roy Keane dan Paul Scholes, serta beberapa mantan pemain, yang kini jadi pengamat sepakbola.
Roy Keane misalnya, sampai jengkel hingga ingin menjambak rambut Solskjaer, karena terus menururunkan Fred, yang dinilai menjadi titik lemah MU. Keane juga mengkritik Solskjaer, karena MU jadi bulan-bulanan City, yang membuat 16 tembakan dan berbanding lima milik MU.
Keane menilai, Fred menjadi titik lemah MU namun selalu dipasang. Squawka mencatat, Fred lima kali dilewati Bernardo Silva pada babak pertama Gara-gara Fred, Keane mau menjambak Solskjaer.
"Kalau Ole jalan di sini, saya akan jambak dia dan bilang kenapa kamu mainin Fred terus? Dia nggak punya kualitas" ujar Keane.
Hal serupa diungkapkan eks pemain City, Micah Richards. Baginya, Fred bagaikan lubang MU yang harus segera ditambal atau dibuang. DIa mengaku suka Scott McTominay, karena bekerja keras. Tapi tidak untuk Fred, yang mudah ditembus pemain lawan.
Sedangkan eks gelandang MU Paul Scholes mengkritik lini belakang MU amburadul. Scholes langsung menyebut Aaron Wan-Bissaka tidak berguna, termasuk kemampuannya menyerang. Scholes menilai sistem tiga bek Solskjaer tak membantu Wan-Bisaka..
Solskjaer tidak membantah kritikan dan serangan, bahwa City tampil sangat mendominasi dan lebih baik. Namun dia juga menegaskan, hal itu terjadi karena MU tidak bermain sesuai yang diharapkan.
Solskjaer pun berharap jeda internasional dua pekan ke depan dapat menyegarkan pikiran para pemain MU, setelah terjebak rentetan hasil kurang memuaskan.
Solskjaer menyadari kekalahan dalam Derbi Manchester bisa membuat posisinya sebagai manajer MU kian terancam. Namun dia menegaskan, dirinya dan jajaran staf dan para pemain akan berusaha sekuat tenaga menemukan kembali marwah permainan MU.
Meski demikian, nasib Solskjaer bersama MU kembali tak menentu, usai kekalahan 0-2 dari ManCity. Bahkan usai kekalahan 0-5 dari Liverpool dua pekan lalu, Solskjaer mendapat ultimatum dari manajemen. Jika dalam tiga laga MU meraih hasil minor, Solskjaer akan terpental dari jabatannya.*
Komentar