Orangtua 'Korban Penculikan' Berencana Lakukan Mapeluasan
MANGUPURA, NusaBali.com - Meski telah melakukan klarifikasi di Mapolsek Kuta bahwa apa yang diceritakan anaknya tidak sesuai fakta, orangtua I Putu DPP, siswa SMP Negeri 1 Kuta yang mengaku menjadi korban hipnotis dan upaya penculikan, berencana melakukan mapeluasan degan mendatangi ‘orang pintar’ guna mengetahui kejadian sesungguhnya.
Jalur niskala ditempuh oleh orangtua I Putu DPP, karena meyakini anaknya tidak sedang berbohong ketika mengatakan dirinya hendak diculik. Meski dalam rekaman CCTV kejadian penculikan putranya tidak tampak.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kuta, I Wayan Sutarsa SPd MPd, ketika ditemui NusaBali.com, Jumat (12/11/2021), di sekolah setempat. Sutarsa mengatakan telah bertemu dengan ayah dari siswa I Putu DPP yang menceritakan secara langsung apa yang terjadi pada anaknya.
“Orangtua menceritakan bahwa anaknya ketakutan sesampai di rumah, menggigil, dan tidak berani melihat orang. Ada orang yang timpuk dia dengan batu kecil, dari sanalah dia merasa tidak sadar,” ujar Sutarsa menirukan apa yang diceritakan oleh orangtua I Putu DPP.
Sutarsa menambahkan, jika kondisi I Putu DPP saat ini dalam kondisi baik seperti yang disampaikan oleh orangtuanya. Namun, orangtua I Putu DPP tampaknya menginginkan anaknya untuk diberikan waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu, sehingga menolak kunjungan (konseling) dari beberapa pihak termasuk pihak sekolah sendiri.
“Permintaan orangtua kepada kita di sekolah, bagaimana caranya untuk menyudahi hal itu, biar tidak berpanjang lebar anaknya beban nanti,” ungkap Sutarsa.
Tawaran konseling dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pun, ujar Sutarsa, minta ditangguhkan oleh orangtua I Putu DPP untuk memberi waktu kepada anaknya menenangkan pikiran.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Kuta, Iptu Made Putra Yudistira, membenarkan bahwa kejadian upaya penculikan yang dilaporkan oleh orangtua I Putu DPP tidak sesuai dengan fakta (hoax). Dari rekaman CCTV yang diamati tidak tampak adanya kejadian I Putu DPP bertemu dengan orang yang diduga penculik hingga akhirnya dibonceng.
“Kejadiannya dia berjalan seperti biasa, tidak ada yang menculik,” ungkap Iptu Yudistira. “Tidak pernah terjadi (bertemu orang dan dibonceng), dia hanya menghayal. Dari CCTV tidak ada ketemu orang dan tidak dibonceng.” Dengan dicabutnya laporan oleh orangtua, Kanit Reskrim mengatakan kasus dugaan penculikan anak dinyatakan selesai.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa Kelas VII SMPN 1 Kuta, Badung, I Putu DPP, menjadi korban penculikan usai dihipnotis pelaku. Untungnya, siswa berusia 13 tahun ini berhasil kabur setelah kesadarannya pulih karena mendengar bunyi klakson mobil di belakangnya. Aksi percobaan penculikan tersebut terjadi pada Jumat (5/11/2021) siang pukul 11.30 Wita. Orangtua I Putu DPP akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Polsek Kuta. *adi
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kuta, I Wayan Sutarsa SPd MPd, ketika ditemui NusaBali.com, Jumat (12/11/2021), di sekolah setempat. Sutarsa mengatakan telah bertemu dengan ayah dari siswa I Putu DPP yang menceritakan secara langsung apa yang terjadi pada anaknya.
“Orangtua menceritakan bahwa anaknya ketakutan sesampai di rumah, menggigil, dan tidak berani melihat orang. Ada orang yang timpuk dia dengan batu kecil, dari sanalah dia merasa tidak sadar,” ujar Sutarsa menirukan apa yang diceritakan oleh orangtua I Putu DPP.
Sutarsa menambahkan, jika kondisi I Putu DPP saat ini dalam kondisi baik seperti yang disampaikan oleh orangtuanya. Namun, orangtua I Putu DPP tampaknya menginginkan anaknya untuk diberikan waktu untuk menenangkan diri terlebih dahulu, sehingga menolak kunjungan (konseling) dari beberapa pihak termasuk pihak sekolah sendiri.
“Permintaan orangtua kepada kita di sekolah, bagaimana caranya untuk menyudahi hal itu, biar tidak berpanjang lebar anaknya beban nanti,” ungkap Sutarsa.
Tawaran konseling dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pun, ujar Sutarsa, minta ditangguhkan oleh orangtua I Putu DPP untuk memberi waktu kepada anaknya menenangkan pikiran.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Kuta, Iptu Made Putra Yudistira, membenarkan bahwa kejadian upaya penculikan yang dilaporkan oleh orangtua I Putu DPP tidak sesuai dengan fakta (hoax). Dari rekaman CCTV yang diamati tidak tampak adanya kejadian I Putu DPP bertemu dengan orang yang diduga penculik hingga akhirnya dibonceng.
“Kejadiannya dia berjalan seperti biasa, tidak ada yang menculik,” ungkap Iptu Yudistira. “Tidak pernah terjadi (bertemu orang dan dibonceng), dia hanya menghayal. Dari CCTV tidak ada ketemu orang dan tidak dibonceng.” Dengan dicabutnya laporan oleh orangtua, Kanit Reskrim mengatakan kasus dugaan penculikan anak dinyatakan selesai.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa Kelas VII SMPN 1 Kuta, Badung, I Putu DPP, menjadi korban penculikan usai dihipnotis pelaku. Untungnya, siswa berusia 13 tahun ini berhasil kabur setelah kesadarannya pulih karena mendengar bunyi klakson mobil di belakangnya. Aksi percobaan penculikan tersebut terjadi pada Jumat (5/11/2021) siang pukul 11.30 Wita. Orangtua I Putu DPP akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Polsek Kuta. *adi
1
Komentar