Karyawan Dirumahkan Tak Jelas Nasibnya
Pariwisata Mulai Menggeliat
Mungkin ada satu atau dua orang dipanggil perusahaan, namun belum maksimal, makanya belum dilaporkan.
MANGUPURA, NusaBali
Para karyawan dari ratusan perusahaan di Badung, yang dirumahkan karena pandemi Covid-19 sampai saat ini tak jelas nasibnya. Bahkan, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disprinaker) Kabupaten Badung belum menerima laporan terkait adanya perusahaan yang mempekerjakan karyawannya kembali.
Kadisperinaker Badung Ida Bagus Oka Dirga, mengatakan berdasarkan data yang dimiliki ada sebanyak 532 perusahaan yang sebelumnya harus merumahkan karyawannya. Namun, hingga saat ini belum ada perusahaan melapor sudah mempekerjakan karyawannya kembali. “Perusahaan sama sekali belum ada yang melapor apakah sudah mempekerjakan karyawannya lagi atau belum. Mungkin ada satu atau dua orang dipanggil perusahaan, namun belum maksimal, makanya belum dilaporkan,” kata Oka Dirga, Jumat (12/11).
Menurut Oka Dirga, sesuai data terakhir, tenaga kerja yang dirumahkan mencapai 42.483 orang, sementara yang langsung kena pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 1.573 orang. Angka ini diprediksi terus meningkat karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
“Ratusan perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata seperti hotel, vila maupun restoran tidak beroperasi lagi alias tutup sejak Juli 2020. Tutupnya usaha akomodasi ini berimbas pada ribuan pegawai yang langsung di PHK maupun dirumahkan,” kata Oka Dirga.
Guna memudahkan pendataan, mantan Kabag Umum Setda Badung itu mengimbau agar perusahaan besar maupun kecil yang bergerak dalam dunia pariwisata tetap melaporkan ke Disperinaker, jika sudah mempekerjakan karyawannya. “Kalau masalah tenaga kerja kami yakin ada yang sudah kembali bekerja, karena sudah ada kunjungan wisatawan domestik. Tapi tidak banyak, sehingga kami imbau perusahaan untuk tetap melapor,” harap Oka Dirga.
Di sisi lain, Ketua DPRD Badung Putu Parwata, mengakui ribuan orang di Kabupaten Badung kehilangan pekerjaan selama pandemi Covid-19. Bahkan, banyak juga pekerja yang statunya mengambang lantaran dirumahkan tanpa menerima gaji. “Kondisi ini kita alami semua, sehingga perlu kreatif menyikapi kondisi ini (pandemi Covid-19). Memang sulit tapi kita harus tetap berusaha agar bisa tetap bertahan,” kata Parwata.
Menurutnya, kreatifitas harus dibangkitkan di masa pandemi, baik membuka usaha atau bekerja dengan memanfaatkan teknologi, seperti usaha kuliner yang dijual online dan usaha lainnya. “Pemerintah sudah memberikan bantuan stimulus UMKM. Jadi gunakan itu sebaik mungkin,” pesannya. *asa
Kadisperinaker Badung Ida Bagus Oka Dirga, mengatakan berdasarkan data yang dimiliki ada sebanyak 532 perusahaan yang sebelumnya harus merumahkan karyawannya. Namun, hingga saat ini belum ada perusahaan melapor sudah mempekerjakan karyawannya kembali. “Perusahaan sama sekali belum ada yang melapor apakah sudah mempekerjakan karyawannya lagi atau belum. Mungkin ada satu atau dua orang dipanggil perusahaan, namun belum maksimal, makanya belum dilaporkan,” kata Oka Dirga, Jumat (12/11).
Menurut Oka Dirga, sesuai data terakhir, tenaga kerja yang dirumahkan mencapai 42.483 orang, sementara yang langsung kena pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 1.573 orang. Angka ini diprediksi terus meningkat karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
“Ratusan perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata seperti hotel, vila maupun restoran tidak beroperasi lagi alias tutup sejak Juli 2020. Tutupnya usaha akomodasi ini berimbas pada ribuan pegawai yang langsung di PHK maupun dirumahkan,” kata Oka Dirga.
Guna memudahkan pendataan, mantan Kabag Umum Setda Badung itu mengimbau agar perusahaan besar maupun kecil yang bergerak dalam dunia pariwisata tetap melaporkan ke Disperinaker, jika sudah mempekerjakan karyawannya. “Kalau masalah tenaga kerja kami yakin ada yang sudah kembali bekerja, karena sudah ada kunjungan wisatawan domestik. Tapi tidak banyak, sehingga kami imbau perusahaan untuk tetap melapor,” harap Oka Dirga.
Di sisi lain, Ketua DPRD Badung Putu Parwata, mengakui ribuan orang di Kabupaten Badung kehilangan pekerjaan selama pandemi Covid-19. Bahkan, banyak juga pekerja yang statunya mengambang lantaran dirumahkan tanpa menerima gaji. “Kondisi ini kita alami semua, sehingga perlu kreatif menyikapi kondisi ini (pandemi Covid-19). Memang sulit tapi kita harus tetap berusaha agar bisa tetap bertahan,” kata Parwata.
Menurutnya, kreatifitas harus dibangkitkan di masa pandemi, baik membuka usaha atau bekerja dengan memanfaatkan teknologi, seperti usaha kuliner yang dijual online dan usaha lainnya. “Pemerintah sudah memberikan bantuan stimulus UMKM. Jadi gunakan itu sebaik mungkin,” pesannya. *asa
1
Komentar