Bocah Tewas Saat Ngelawang, KPPAD Prihatin
GIANYAR, NusaBali
Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali prihatin dengan peristiwa maut yang menimpa I Komang Barat Napoleon, 12, bocah Kelas I SMP asal Banjar Roban, Desa Tulikup, Kecamatan Gia-nyar yang tewas ditabrak motor dari belakang saat ritual ngelawang barong bangkung, Sabtu (13/11) malam.
KPPAD Bali intinya minta para orangtua lebih ketat mengawasi anaknya. Hal ini disampaikan Komisioner KPPAD Bali, I Made Aryasa, saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (15/11). Menurut Made Aryasa, sangatlah penting peran orangtua dalam mengawasi anaknya. Apalagi, jika anaknya melakukan ritual ngelawang sampai malam.
"Tadi malam (Minggu) saya juga menemukan puluhan anak tanpa protokol kesehatan mengikuti kegiatan ngelwang barong di kawasan Tojan-Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh," ujar Aryasa.
Aryasa melihat malam itu sama sekali tidak ada pendampingan dari orang dewasa sekaligus mengawasi dan menjamin perlindungan anak-anak yang mengikuti ritual ngelawang di jalan. "Saya melihat dengan mata sendiri anak-anak tersebut tidak peduli dengan padatnya arus lalulintas. Lagipula, jalanan gelap karena tidak ada lampu penerangan jalan," jelas pria asal Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar ini.
Syukurnya, kata Aryasa, dalam kegiatan ngelawang barong bangkung di jalur Tojan-Pering malam itu tidak terjadi kecelakaan atau kekerasan lainnya terhadap anak-anak. "Tetapi, peristiwa kecelakaan yang memakan korban tewas seperti di Desa Tulikup itu betul-betul sangat menyedihkan dan menjadi peringatan keras bagi para orangtua," papar Aryasa.
Menurut Aryasa, kepekaan masyarakat dan aparat keamanan wilayah adat maupun kepolisian juga diperlukan, agar peristiwa maut serupa tidak terulang. Musibah tewasnya Komang Barat Napoleon, bocah Kelas VII SMPN 3 Gianyar yang sempat terseret beberapa metar usai ditabrak motor saat ritual ngelawang, harus dijadikan tamparan positif untuk meningkatkan perhatian. Petugas keamanan tingkat banjar dan desa adat juga diimbau Aryasa ikut memberikan pengawasan dan keamanan untuk kegiatan anak-anak.
"Kebetulan saya sebagai Komisioner Bidang Pendidikan, Kegiatan Kebudayan, dan Kegiatan Waktu Luang KPPAD Bali, yang sangat relevan dengan masalah seperti itu. Wadah dan tujuan positif kegiatan ngelawang barong telah tercederai oleh pengabaian lingkungan masyarakat dengan membiarkan anak-anak tanpa ada pengawasan," sesal Aryasa.
Korban Komang Barat Napoleon sendiri tewas mengenaskan akibat ditabrak motor dari arah belakang saat prosesi ngelawang barong bangkung bersama teman-temannya di Jalan Raya Kembengan kaswasan Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar, Sabtu malam sekitar pukul 19.30 Wita. Malam itu, korban yang ngelawang sambing megambel dalam posisi paling belakang, ditabrak motor Suzuki Shogun warna biru DK 6705 BO yang ditunggangi Putu Agus Adnyana Putra, 19, asal Banjar Blahpane Kaja, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar.
Sempat terseret motor beberapa meter usai ditabrak, bocah berusia 12 tahun ini langsung tewas di TKP dalam kondisi cedera kepala berat. Se-dangkan pengendara motor, Putu Agus Adnyana Putra, juga dilarikan ke RS Family Husada Gianyar dalam kondisi sekarat. Pasalnya, pemuda asal Banjar Blahpane Kaja, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar ini juga terluka setelah motornya menabrak plang usai menyeret korban Komang Barat Napoleon.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Gianyar, AKP Ni Putu Wila Indrayani, mengatakan kecelakaan maut yang merenggut nyawa bocah SMP saat ritual ngelawang ini tetap akan diproses hukum. Hanya saja, pengendara motor yang menabrak korban, yakni Putu Agus Adnyana Putra, hingga Senin kemarin belum ditetapkan sebagai tersangka. "Yang bersangkutan (Agus Adnyana) masih dirawat di RS Family Husada,” jelas AKP Putu Wila saat dikonfirmasi terpisah di Gianyar, Senin ke-marin. *nvi
1
Komentar