Bertumbangan, Dari 17 Peserta Hanya Bertahan 2 Orang
Berhenti lima detik, peserta langsung didiskualifikasi. Awalnya panitia berniat menggelar lomba makendang 10 jam nonstop.
Salah seorang peserta, Putu Tegeh Kertiyasa, asal Buleleng, mengaku mempersiapkan diri untuk ikut lomba selama dua pekan secara intensif. Latihannya setiap hari maksimal 1 jam. Terkait kekuatan dan stamina fisik saat makendang nonstop, ia mengaku itu muncul dengan sendirinya karena motivasi bersaing dari peserta lain. Selain juga ia adalah anggota Sekaa Gong Eka Wakya yang sudah biasa makendang.
Terkait gending apa yang tersulit, menurut panitia, itu relatif tergantung pemain kendang. Apakah yang bersangkutan lebih gampang memahami gending lelegongan, lelongoran ataupun bleganjuran.
Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, makendang merupakan kegiatan seni yang membutuhkan kecintaan dan hobi. Karena jika tidak didasari dengan hal tersebut, maka seorang seniman biasa tidak akan kuat mekendang selama tiga jam nonstop.
Mengenai animo peserta dari luar Buleleng, menurut Gus Eka, mereka mengetahui adanya lomba tersbeut dari sosialisasi panitia antar-sanggar maupun dari mulut ke mulut dan baliho serta sosial media.
Menurut Gus Eka, lomba makendang beberapa jam tanpa henti ini akan dijadikan agenda tahunan untuk merayakan ulang tahun sanggar. Tahun depan akan diselenggarakan lomba serupa tetapi dengan tenggang waktu 10 jam nonstop. 7
1
2
Komentar