Pasar Ikan Kedonganan Dilengkapi IPAL
Antisipasi Limbah Cucian Ikan Terbuang ke Laut
Pengelola Pasar Ikan Kedonganan akan mengusulkan tambahan IPAL dengan kapasitas 16 ton.
MANGUPURA, NusaBali
Pengelola Pasar Ikan Kedonganan, membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pembangunan IPAL bertujuan agar limbah cucian ikan tidak terbuang ke laut.
Pengelola Pasar Ikan Kedonganan I Wayan Tenja Suerta, mengatakan IPAL tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menurut pria yang akrab disapa Wayan Tenja, IPAL yang dibangun tertanam pada sisi selatan pintu masuk Dermaga Watu Nunggul. Dengan adanya IPAL itu, limbah cucian ikan tidak akan terbuang ke pantai. “Astungkara tidak ada lagi limbah cucian ikan yang terbuang lagi ke pantai. Semuanya sudah tercover di IPAL ini,” katanya, Rabu (17/11).
Menurut Wayan Tenja, IPAL sudah terpasang dan dioperasikan. Berkat IPAL itu kini limbah cucian ikan bisa dimanfaatkan lagi untuk menyiram area sekitar pasar yang kerap berdebu. “Sistem dari IPAL juga dilengkapi dengan bak penyerapan, sehingga ketika hasil pengolahannya nanti tidak terpakai melebihi daya tampung, maka secara otomatis terbuang dan terserap ke dalam tanah melalui overflow yang disediakan,” jelas Wayan Tenja,
Meski sudah terpasang, Wayan Tenja menegaskan akan terus mengevaluasi penerapan IPAL tersebut. Dengan harapan agar sistem memberikan manfaat optimal, sejalan dengan komitmen pihaknya bersama-sama Desa Adat Kedonganan, yakni menciptakan pasar ikan dan Pantai Kedonganan yang lebih bersih, tertata, dan bebas dari buangan limbah sembarangan. “Kami akan terus evaluasi ke depannya, karena keberadaan IPAL ini sangat penting,” tegasnya.
Masih menurut Wayan Tenja, setiap harinya limbah yang dihasilkan dari aktivitas Pasar Ikan Kedonganan sekitar 5-8 ton. Untuk itu dia berharap ke depan menambah IPAL lagi, sebab saat kondisi kembali normal, diperkirakan limbah cucian ikan meningkat. “Kami kembali mengajukan penambahan dengan harapan kapasitasnya nanti mencapai 16 ton. Karena yang ada saat ini kapasistasnya hanya 8 ton,” tandasnya. *dar
Pengelola Pasar Ikan Kedonganan I Wayan Tenja Suerta, mengatakan IPAL tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menurut pria yang akrab disapa Wayan Tenja, IPAL yang dibangun tertanam pada sisi selatan pintu masuk Dermaga Watu Nunggul. Dengan adanya IPAL itu, limbah cucian ikan tidak akan terbuang ke pantai. “Astungkara tidak ada lagi limbah cucian ikan yang terbuang lagi ke pantai. Semuanya sudah tercover di IPAL ini,” katanya, Rabu (17/11).
Menurut Wayan Tenja, IPAL sudah terpasang dan dioperasikan. Berkat IPAL itu kini limbah cucian ikan bisa dimanfaatkan lagi untuk menyiram area sekitar pasar yang kerap berdebu. “Sistem dari IPAL juga dilengkapi dengan bak penyerapan, sehingga ketika hasil pengolahannya nanti tidak terpakai melebihi daya tampung, maka secara otomatis terbuang dan terserap ke dalam tanah melalui overflow yang disediakan,” jelas Wayan Tenja,
Meski sudah terpasang, Wayan Tenja menegaskan akan terus mengevaluasi penerapan IPAL tersebut. Dengan harapan agar sistem memberikan manfaat optimal, sejalan dengan komitmen pihaknya bersama-sama Desa Adat Kedonganan, yakni menciptakan pasar ikan dan Pantai Kedonganan yang lebih bersih, tertata, dan bebas dari buangan limbah sembarangan. “Kami akan terus evaluasi ke depannya, karena keberadaan IPAL ini sangat penting,” tegasnya.
Masih menurut Wayan Tenja, setiap harinya limbah yang dihasilkan dari aktivitas Pasar Ikan Kedonganan sekitar 5-8 ton. Untuk itu dia berharap ke depan menambah IPAL lagi, sebab saat kondisi kembali normal, diperkirakan limbah cucian ikan meningkat. “Kami kembali mengajukan penambahan dengan harapan kapasitasnya nanti mencapai 16 ton. Karena yang ada saat ini kapasistasnya hanya 8 ton,” tandasnya. *dar
Komentar