Kepala Basarnas Cek Kesiapan Basarnas Bali Jelang Nataru
MANGUPURA, NusaBali
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi, mengunjungi kantor Basarnas Denpasar di Jalan Uluwatu, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Rabu (17/11) malam.
Kunjungan kali ini untuk memastikan kesiapan personel maupun peralatan Basarnas Denpasar dalam melakukan penanganan saat adanya permintaan bantuan. Pengecekan kesiapan itu sebagai salah satu upaya dalam menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi, mengatakan menjelang Nataru, sangat penting mengecek peralatan dan meningkatkan kompetensi para rescuer. Sebab, hal ini akan berdampak langsung terhadap kulitas pelayanan serta respon time. Selain itu, dia juga menekankan agar peralatan search and resque (SAR) yang dimiliki selalu siap untuk dikerahkan kapan saja. “Dengan peningkatan kompetensi petugas dan peralatan, akan berdampak pada pelaksanaan operasi SAR, sehingga saat ada kejadian bisa segera digerakkan dengan cepat,” kata Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi yang didamping Kepala Basarnas Denpasar I Gede Darmada.
Lebih lanjut dikatakan, saat Nataru pergerakan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata cenderung meningkat. Biasanya, wisatawan ini berkunjung ke sejumlah objek wisata pantai. Mirisnya, dari sejumlah kasus banyak wisatawan yang mengalami musibah saat beraktivitas. Dari data yang dimiliki, tercatat 80 persen penanganan SAR di Pulau Dewata ini terkait kecelakaan laut. Untuk mencegah hal itu, pihaknya akan mengerahkan personel untuk mengawasi lokasi yang rawan.
“Dalam persiapan Nataru itu, fokus kami di Bali saat ini di laut. Namun, tidak menutup kemungkinan ada juga kejadian di gunung. Selain menggerakan petugas, kami juga berkoodinasi dengan sejumlah potensi SAR yang kami miliki,” kata Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi.
Untuk menunjang persiapan Nataru, khususnya di perairan, Basarnas Denpasar sudah memiliki sejumlah alat utama laut. Masing-masing terdiri dari KN SAR Arjuna 229, RIB sebanyak 5 unit, Amphibus, Jetsky 3 unit, Ruber Boat, Palsar Air dan Palsar Underwater. Untuk peralatan ini tersebar di seluruh Pulau Dewata. Diharapkan, dengan adanya peralatan penunjang, bisa memberikan penanganan tepat waktu dalam setiap permintaan evakuasi. “Selain di laut, tentu ada juga peralatan di darat yang selalu siap jika ada permintaan. Semuanya siap dikerahkan jika ada permintaan,” tegasnya.
Bahkan, untuk memaksimalkan penanganan di laut, pihaknya berencana memiliki peralatan canggih yang bisa digunakan untuk menemukan korban di kedalaman sekitar 30 meter. Alat yang dinamai Aqua Aye ini bisa mendeteksi korban tenggelam, karena memiliki sistem seperti sonar. Nantinya, alat tersebut memberikan sinyal kepada petugas terkait keberadaan benda asing yang terdeteksi. Rencana hadirnya peralatan canggih itu, akan masuk Bali pada akhir tahun.
“Ini yang kita masih tunggu, karena dengan alat itu bisa memudahkan petugas dan mempercepat proses temuan korban. Selama ini kan sistemnya masih manual, tapi ketika alat itu sampai akan lebih maksimal pencarian,” kata Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi. *dar
Komentar