Gedung LPSE Tabanan Ambruk Saat Hujan, Seluruh Berkas Dievakuasi ke Kantor Bupati
TABANAN, NusaBali
Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Tabanan, Minggu (21/11), menimbulkan petaka. Salah satunya, Gedung Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Tabanan mendadak ambruk seluruh bagian atap.
Akibatnya, semua dokumen dan peralatan elektronik di Kantor LPSE Tabanan basah dan tertimpa reruntuhan, sehingga harus dievakuasi ke Kantor Bupati Tabanan. Informasi di lapangan, Gedung LPSE Tabanan berukuran 12 meter x 10 meter yang berlokasi di Jalan Pahlawan Tabanan, masih satu areal dengan Kantor Bupati Tabanan ini ambruk Minggu siang pukul 11.30 Wita. Saat itu, hujan belum terlalu lebat.
Adalah Satpam di Kantor Bupati Tabanan, Putu Dedik Ardana Putra, bersama rekannya, I Gede Merta Yasa, yang pertama kali mengetahui bencana robohnya atap Gedung LPSE tersebut. Kebetulan, mereka kebagian shift tugas pagi. Gedung LPSE itu sendiri berada di bagian belakang atau sisi selatan Kantor Bupati Tabanan.
Tiba-tiba, Putu Dedik mendengar suara reruntuhan yang cukup keras berbunyi 'bruaak'. "Saya kira ada yang buka pintu gerbang. Namun, setelah menengok ke belakang, ternyata atap bangunan Gedung LPSE ini sudah roboh," ujar Putu Dedik saat ditemui NusaBali di lokasi TKP, Minggu sore.
Menurut Putu Dedik, begitu meoihat atap bangunan toboh, dirinya langsung video dan kemudian melaporkan peristiwa ini ke grup Satpam untuk segera mendapat penindakan. "Ssekitar 1,5 jam kemudian, tepatnya pukul 14.00 Wita, petugas baru datang untuk melakukan evakuasi," jelas Putu Dedik.
Akibat robohnya atap gedung LPSE Tabanan, seluruh berkas dan belasan unit komputer di bangunan ini tertimpa reruntuhan dan basah. Pantauan NusaBali, Minggu sore, kondisi Gedung LPSE Tabanan tampak hancur. Seluruh bagian atapnya sudah roboh, sementara bagian tembok masih berdiri.
Sejumlah pegawai Kantor LPSE Tabanan dengan dibantu personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Tabanan bahu membahu melakukan evakuasi berkas yang basah dan komputer di bangunan roboh ini, untuk dipindahkan sementara ke Ruang Rapat Bawah Kantor Bupati Tabanan.
Kepala BPBD Tabanan, I Nyoman Srinadha Giri, mengatakan atap roboh Gedung LPSE diperkirakan roboh karena kondisinya sudah lapuk, mengingat bangunan telah berumur. Nah, saat turun hujan lebat, atap yang sudah lapuk tak kuat menahan beban air hingga akhirnya ambruk.
Lagipula, kata Nyoman Srinadha, bagian pojok kanan Gedung LPSE sebelumnya juga sudah jebol dan ada tanda ‘dilarang masuk’. "Bagian kanan atau tepatnya di bekas Ruangan PKK, atapnya sudah jebol, kemudian dikasi peringatan dilarang masuk," jelas Srinadha.
Menurut Srinadha, pihaknya menurunkan Tim TRC BPBD Tabanan untuk membantu lakukan evakuasi berkas dan sejumlah barang elektronik termasuk komputer dari gedung yang atapnya roboh ini. Sesuai keterangan pegawai setempat, ada 10 unit komputer dan 3 unit laptop yang tertimpa reruntuhan atap bangunan.
Semua peralatan elektronik tersebut kondisinya basah. Apakah masih bisa dipakai atau tidak, masih dilakukan pengecekan. "Kami sudah evakuasi barang elektronik dan berkas-berkas yang basah itu ke Ruang Rapat Bawah Kantor Bupati Tabanan,” terang Srinadha.
Srinadha menyebutkan, robohnya Gedung LPSE Tabanan tersebut segera akan dimasukkan ke data bagian bencana, untuk kemudian mendapat penanganan. "Nanti kita akan dilaporkan untuk segera mendapat penanganan," papar Srinadha, yang kemarin sore ikut terjun melakukan pengecekan ke lokasi TKP.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Pemkab Tabanan, Dewa Putu Mahendra, mengatakan sejumlah dokumen yang tertimpa reruntuhan atap bangunan di Gedung LPSE adalah berkas Pokja Lelang. Ada dua tipe berkas, yakni elektronik dan cetak. "Data-data penting seluruhnya aman, karena server tidak ada di dalam gedung. Server semuanya jadi satu, berada di Kantor Dinas Kominfo Tabanan," papar Dewa Mahendra.
Dewa Mahendra menegaskan, robohnya gedung hingga sejumlah dokumen tertimpa basah dan tertimpa rentuhan ini tidak sampai mengganggu kinerja proses lelang. Apalagi, sekarang sudah akhir tahun 2021, proses lelang telah selesai dilakukan. "Gedung LPSE yang atapnya roboh ini ini kan fungsinya memang untuk apload pengumuman lelang, hingga penyediaan dokumen untuk lelang," tandas Dewa Mahendra.
Kendati demikian, menurut Dewa Maghendra, bencana di Gedung LPSE Tabanan ini harus segera dilaporkan ke pimpinan untuk secepatnya mendapat penanganan, guna mengantisipasi adanya proses masuk lelang tahun 2022. "Seperti sewa mobil ataupun lelang penyediaan makanan dan minuman rumah sakit, itu kan harus segera, tidak bisa ditunda. Jadi, nanti akan segera dirapatkan atas seizin Pak Sekda Tabanan," katanya.
Menurut Dewa Mahendra, keseharian pegawai yang bekerja di Kantor LPSE Tabanan ini berjumlah 6 orang. Karena gedung sudah tidak bisa difungsikan akibat ambruk bagian atap, 6 pegawai tersebut nantinya akan berkantor sementara di Gedung LPBJ Tabanan. Berkas yang sudaj diamankan sementara di Ruang Rapat Bawsah Kantor Bupati Tabanan pun akan dipindah ke Gedung LPBJ. "Kita akan pindah, sekarang masih diamankan darurat dulu," tegas Dewa Mahendra. *des
Komentar