Cuaca Ekstrem, Pohon Tumbang Timpa Gudang dan Tembok Panyengker
MANGUPURA, NusaBali
Hujan disertai angin kencang kembali mengakibatkan pohon tumbang dan menimpa sebuah gudang dan tembok panyengker milik I Gusti Putu Budiana, 41, di Banjar Tengah, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal, Senin (22/11) sekitar pukul 14.00 Wita.
Syukur kejadian tersebut tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Badung I Wayan Wirya, mengatakan bencana pohon tumbang yang terjadi di Desa Punggul, sudah ditangani oleh tim dibantu aparat desa dan masyarakat setempat. “Begitu mendapatkan laporan, tim langsung bergerak ke lokasi melakukan penanganan. Tim tiba di lokasi sekitar pukul 15.30 Wita dan sekitar 30 menit, pohon yang tumbang sudah berhasil dipotong,” jelas Wirya.
“Tidak ada korban jiwa dalam bencana pohon tumbang itu. Namun, gudang penyimpanan barang berukuran 3 meter x 6 meter mengalami kerusakan pada bagian atapnya,” kata Wirya.
Mengingat saat ini cuaca kerap berubah-ubah, Wirya yang notabene Kadis Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badung, mengimbau masyarakat selalu waspada. Menurutnya, penanganan kebencanaan bukan tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab bersama.
Di sisi lain, Wirya mengatakan, tidak semua bencana dapat diberikan bantuan dari pemerintah. Dalam memberikan bantuan kebencanaan harus mengikuti aturan yang berlaku. Pihaknya dalam hal ini berpegang teguh pada UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
“Untuk yang seperti rumah penduduk kami akan lihat tingkat kerusakannya, itu pun belum tentu semua bisa kami bantu, sehingga harus diilakukan koordinasikan di tingkat desa, mungkin pengusaha yang ada di daerah itu dapat membantu. Sebab, seperti yang saya sering sampaikan, penanganan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,” kata Wirya.
Kemudian untuk bantuan pembangunan fisik dari kerusakan yang ditumbulkan dapat diajukan kembali. “Seperti Pura yang berada di Desa Gerih, sudah kami atensi agar tidak terjadi longsor kembali, harus ditanggulangi dahulu karena sistemnya darurat. Kemudian untuk pembangunan fisiknya dapat diusulkan kembali ke pasca bencana, tetapi kami tetap melakukan kajian. Nantinya dari pasca bencana bisa saja masuk ke Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman atau Dinas PUPR,” jelas Wirya. *asa
Komentar