6 Birokrat Bersaing untuk Posisi Sekda Badung
Pendaftaran calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung resmi ditutup, Sabtu (4/2).
Pendaftaran Resmi Ditutup, Seorang Pelamar ‘Terpental’
MANGUPURA, NusaBali
Ada enam calon yang mengajukan pendaftaran dan siap bertarung untuk menggantikan Kompyang R Swandika yang akan pensiun pada 1 Maret 2017 mendatang.
Perebutan kursi panas diprediksi bakal seru. Pasalnya, birokrat yang maju bertarung adalah orang-orang penting di lingkungan Pemkab Badung. Enam pejabat tersebut adalah, Kadis Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) I Made Sutama, Kepala Litbang Badung I Wayan Suambara, Kepala Dinas Perikanan Badung I Made Badra, Kepala Badan Pendapatan/Pasedahan Agung I Wayan Adi Arnawa, Kepala Dinas Kesehatan Badung dr I Gede Putra Suteja, dan Sekretaris DPRD Badung I Made Wira Dharmajaya.
Sebetulnya pada tahapan seleksi yang dimulai sejak 13 Januari 2017, Drs I Komang Wiasa MSi, seorang guru salah satu SMP di Kabupaten Jembrana juga mendaftar untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di jajaran aparatur sipil negara (ASN) lingkungan Pemkab Badung. Tetapi lantaran berkas yang diajukan kurang lengkap, berkas tersebut terpaksa dikembalikan oleh Staf Sekretariat Pansel Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Sekretaris Daerah/Eselon IIa) Kabupaten Badung di kantor Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Puspem Badung, di Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi.
Sementara itu, dua birokrat, Adi Arwana dan Suambara sejak awal memang digadang-gadang adalah calon kuat. Adi Arnawa, birokrat asal Pecatu, Kuta Selatan, itu cukup menonjol. Meski gagal maju pada Pilkada Badung 2015 lalu, namun peluangnya duduk di kursi sekda terbuka lebar. Pasalnya basis massa yang sejak awal mendukungnya maju ke Pilkada Badung secara terang-terangan kemudian diarahkan ke pasangan Giri–Asa (I Nyoman Giri Prasta – I Ketut Suiasa), penguasa Badung saat ini.
Jelas ini peluang besar bagi Adi Arnawa. Tapi apakah itu modal besar bagi Adi Arnawa melenggang mulus duduk di kursi Sekda Badung? Adi Arnawa saat mendaftar, Senin (30/1), hanya menyatakan, menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan pimpinan dalam proses seleksi calon Sekda Badung. “Saya serahkan sama Yang di Atas. Yang penting mohon doa restu,” ucapnya.
Keseriusannya mendaftar sebagai calon sekda semata-mata ingin berbuat yang lebih luas. “Saya ingin berbuat yang lebih luas lagi. Tidak hanya sebatas jadi camat, Kepala Satpol PP, Kepala Dinas Pendapatan atau Badan Pendapatan sekarang. Ini cakupannya lebih luas. Mudah-mudahan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan pimpinan memberikan kesempatan buat saya,” tuturnya.
Meski begitu Suambara juga tidak bisa dipandang remeh. Suambara adalah birorakat senior. Pengalamannya sebagai Kepala Bappeda Litbang semenjak era bupati Badung AA Gde Agung, jadi modal yang cukup. “Motivasi saya ingin meningkatkan pengabdian kepada masyarakat. Jadi bukan motivasi jabatan, tapi motivasi untuk bekerja,” katanya, saat mengajukan berkas pendaftaran, Selasa (24/1).
Namun demikian, peluang birokrat lain juga tak bisa dipandang sebelah mata. Misalnya Sutama, dia adalah anggota Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Badung.
Begitu juga Made Badra. Bahkan Badra selain sebagai anggota Baperjakat, dia juga disebut-sebut dekat dengan sejumlah pentolan PDI Perjuangan di Gumi Keris.
Sedangkan Suteja memiliki segudang pengalaman di sejumlah SKPD dan beberapa kabupaten/kota di Bali.
Bagaimana dengan Wira Dharmajaya? Selain sebagai anggota Baperjakat pejabat asal Sembung, Mengwi, ini dikenal bersih dan disiplin. “Saya ikut ambil bagian karena tahapan seleksi ini memang memberikan kesempatan bagi siapapun yang memenuhi persyaratan. Motivasi saya tentu ingin mengembangkan karier. Tentu juga ini bentuk pengabdian saya untuk masyarakat Badung,” ucapnya, Rabu (1/2), usai mengajukan berkas pendaftaran.
Wira Dharmajaya mengaku optimistis dan akan berbuat yang terbaik demi masyarakat Badung. Lagi pula, yang menentukan sepenuhnya berada di tangan bupati.
Staf Sekretariat Pansel Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Sekretaris Daerah/Eselon IIa) Kabupaten Badung I Gede Wijaya, menegaskan, hingga hari terakhir, Sabtu kemarin, tidak ada lagi yang mengajukan berkas pendaftaran sebagai calon Sekda Badung. Itu artinya, calon sekda yang mendaftar secara resmi dan dinyatakan lengkap seluruh berkasnya ada enam orang.
“Totalnya ada enam orang yang mendaftar. Karena sampai hari terakhir tidak ada yang mendaftar lagi,” kata Wijaya yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Badung.
Menurut Wijaya, sebenarnya dengan enam kandidat secara otomatis prosesnya bisa dilanjut ke tahap berikutnya. Mengingat batas minimal jumlah pendaftar adalah empat orang. “Enam ini sudah melebihi. Jadi prosesnya bisa lanjut,” tegasnya.
Adapun tahap selanjutyan yakni seleksi administrasi oleh Pansel Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Sekretaris Daerah/Eselon IIa) Kabupaten Badung pada 6–7 Februari 2017, pengumuman hasil seleksi administrasi 10 Februari 2017, seleksi kompetensi 13–14 Februari 2017, presentasi dan wawancara 15–17 Februari 2017, rekam jejak 20–21 Februari 2017, dan pada 22 Februari 2017 penyampaian hasil penilaian kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten Badung.
Disinggung mengenai lulus tidaknya keenam pendaftar itu dalam seleksi administrasi, Wijaya mengaku masih harus menunggu seleksi pansel. Pihaknya tugasnya hanya menerima berkas para pendaftar dan hanya bertugas memastikan tidak ada berkas yang kurang. “Yang jelas semua berkasnya lengkap. Kalau lulus tidaknya, kan pansel yang menentukan,” tandasnya. * asa
1
Komentar