Saat Walaka Sempat Tiga Periode Dikaryakan Sebagai Anggota DPRD Karangasem
Ida Pedanda Gede Made Buruan dari Geria Ulon Jungutan, Bebandem, Karangasem Telah Lebar
Dalam kesehariannya Ida Pedanda Gede Made Buruan juga dikenal sebagai pemahat topeng, pelukis, sutradara drama gong dan aktif nyurat aksara Bali di daun lontar.
AMLAPURA, NusaBali
Ida Pedanda Gede Made Buruan dari Geria Ulon, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang saat walaka bernama Ida Bagus Made Dereda, lebar (meninggal dunia) di usia 85 tahun. Semasih walaka almarhum berprofesi sebagai guru, namun sempat dikaryakan selama tiga periode menjadi anggota DPRD Karangasem dari Fraksi Golkar. Dalam kesehariannya Ida Pedanda Gede Made Buruan juga dikenal sebagai pemahat topeng, pelukis, sutradara drama gong dan aktif nyurat aksara Bali di daun lontar.
Ida Bagus Made Gunawan, salah satu putra almarhum di sela-sela upacara nyiramang layon lan munggah Maca Mana di Geria Ulon, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem pada Soma Paing Langkir, Senin (22/11) malam mengungkapkan awalnya selama satu minggu pada bulan Agustus 2021 lalu sempat menjalani rawat inap di RS BaliMed Amlapura.
Selanjutnya pulang ke Geria Ulon, Banjar/Desa Jungutan. Seminggu di griya, Ida Pedanda Gede Made Buruan kemudian dipindahkan ke kediaman putranya Ida Bagus Oka Gunastawa di Geria Banjar/Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar sejak bulan September lalu. Lalu pada, Minggu (21/11) penyakit stroke yang diderita almarhum kumat. Keluarga lalu mengantar Ida Pedanda ke RS Bali Mandara di Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur Kauh, Denpasar.
Selama perjalanan almarhum dipangku putranya Ida Bagus Oka Gunastawa yang merupakan mantan Ketua DPD Partai NasDem Bali ini. Namun saat diturunkan di RS Bali Mandara, Minggu sekitar pukul 18.00 Wita, almarhum dinyatakan telah lebar oleh petugas medis. Kemungkinan almarhum telah menghembuskan napas terakhirnya dalam perjalanan saat melintas di Jalan Hang Tuah Denpasar.
Pada, Minggu malam layon Ida Pedanda Gede Made Buruan kemudian diantar ke Geria Ulon di Banjar/Desa Jungutan, Bebandem, Karangasem. Rencana upacara palebon akan digelar pada Buda Pon Pujut, Rabu (8/12) mendatang.
Sementara saat upacara Maca Mana digelar ---istilah walaka disebut upacara munggah tumpang salu--- diantarkan tiga sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Oka Pinatih dan Ida Pedanda Gede Tianyar dari Geria Ulon, dan Ida Pedanda Gede Kemenuh dari Geria Katon Sudi Kemenuh, Lingkungan Taman II, Kelurahan/Kecamatan Karangasem.
Almarhum Ida Pedanda Gede Made Buruan lebar meninggalkan 6 anak dan 13 cucu, sedangkan istrinya Ida Pedanda Rai Pemayun telah lebar pada tahun 2018 lalu. Almarhum mediksa sebagai sulinggih pada tahun 1997 setelah pensiun sebagai Kepala Sekolah (Kasek) SDN 1 Sibetan, Kecamatan Bebandem. Almarhum selama menjalani profesinyanya sebagai guru juga tercatat sebagai salah satu pendiri SMP Guna Karya di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem. Kemudian SMP tersebut kini menjadi SMP Negeri Sibetan dan terakhir menjadi SMP Negeri 1 Bebandem.
Saat walaka Ida Pedanda Gede Made Buruan yang berprofesi sebagai guru ini juga sempat dikaryakan sebagai anggota DPRD Karangasem dari Fraksi Golkar selama tiga periode, yakni 1982-1987, 1987-1992 dan 1992-1997.
Selama menderita penyakit stroke, sejak setahun terakhir Ida Pedande sudah tidak lagi katuran muput upacara, dan sejak 4 bulan terakhir tidak lagi menggelar ritual nyurya sewana karena tidak kuat lagi berjalan. "Ida Pedanda Gede Made Buruan lebar karena lingsir, kemampuan fisiknya menurun," jelas IB Gunawan.
Selain profesinya sebagai seorang pendidik, selama walaka almarhum juga dikenal aktif nyurat aksara Bali di daun lontar, hingga terkumpul puluhan keropak lontar. Ida Pedanda Gede Made Buruan juga dikenal sebagai pemahat topeng, pelukis dan sutradara drama gong. Almarhum pensiun sebagai guru tahun 1997 dan lanjut mediksa sebagai sulinggih. Almarhum merupakan putra kedua dari 11 bersaudara dari pasangan Ida Bagus Made Anha dan Jro Mekele Mimba. Dari 11 bersaudara itu, hanya 3 orang yang jadi pedanda, termasuk adik kandungnya Ida Pedanda Gede Oka Pinatih. *k16
Ida Bagus Made Gunawan, salah satu putra almarhum di sela-sela upacara nyiramang layon lan munggah Maca Mana di Geria Ulon, Banjar/Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem pada Soma Paing Langkir, Senin (22/11) malam mengungkapkan awalnya selama satu minggu pada bulan Agustus 2021 lalu sempat menjalani rawat inap di RS BaliMed Amlapura.
Selanjutnya pulang ke Geria Ulon, Banjar/Desa Jungutan. Seminggu di griya, Ida Pedanda Gede Made Buruan kemudian dipindahkan ke kediaman putranya Ida Bagus Oka Gunastawa di Geria Banjar/Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar sejak bulan September lalu. Lalu pada, Minggu (21/11) penyakit stroke yang diderita almarhum kumat. Keluarga lalu mengantar Ida Pedanda ke RS Bali Mandara di Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur Kauh, Denpasar.
Selama perjalanan almarhum dipangku putranya Ida Bagus Oka Gunastawa yang merupakan mantan Ketua DPD Partai NasDem Bali ini. Namun saat diturunkan di RS Bali Mandara, Minggu sekitar pukul 18.00 Wita, almarhum dinyatakan telah lebar oleh petugas medis. Kemungkinan almarhum telah menghembuskan napas terakhirnya dalam perjalanan saat melintas di Jalan Hang Tuah Denpasar.
Pada, Minggu malam layon Ida Pedanda Gede Made Buruan kemudian diantar ke Geria Ulon di Banjar/Desa Jungutan, Bebandem, Karangasem. Rencana upacara palebon akan digelar pada Buda Pon Pujut, Rabu (8/12) mendatang.
Sementara saat upacara Maca Mana digelar ---istilah walaka disebut upacara munggah tumpang salu--- diantarkan tiga sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Oka Pinatih dan Ida Pedanda Gede Tianyar dari Geria Ulon, dan Ida Pedanda Gede Kemenuh dari Geria Katon Sudi Kemenuh, Lingkungan Taman II, Kelurahan/Kecamatan Karangasem.
Almarhum Ida Pedanda Gede Made Buruan lebar meninggalkan 6 anak dan 13 cucu, sedangkan istrinya Ida Pedanda Rai Pemayun telah lebar pada tahun 2018 lalu. Almarhum mediksa sebagai sulinggih pada tahun 1997 setelah pensiun sebagai Kepala Sekolah (Kasek) SDN 1 Sibetan, Kecamatan Bebandem. Almarhum selama menjalani profesinyanya sebagai guru juga tercatat sebagai salah satu pendiri SMP Guna Karya di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem. Kemudian SMP tersebut kini menjadi SMP Negeri Sibetan dan terakhir menjadi SMP Negeri 1 Bebandem.
Saat walaka Ida Pedanda Gede Made Buruan yang berprofesi sebagai guru ini juga sempat dikaryakan sebagai anggota DPRD Karangasem dari Fraksi Golkar selama tiga periode, yakni 1982-1987, 1987-1992 dan 1992-1997.
Selama menderita penyakit stroke, sejak setahun terakhir Ida Pedande sudah tidak lagi katuran muput upacara, dan sejak 4 bulan terakhir tidak lagi menggelar ritual nyurya sewana karena tidak kuat lagi berjalan. "Ida Pedanda Gede Made Buruan lebar karena lingsir, kemampuan fisiknya menurun," jelas IB Gunawan.
Selain profesinya sebagai seorang pendidik, selama walaka almarhum juga dikenal aktif nyurat aksara Bali di daun lontar, hingga terkumpul puluhan keropak lontar. Ida Pedanda Gede Made Buruan juga dikenal sebagai pemahat topeng, pelukis dan sutradara drama gong. Almarhum pensiun sebagai guru tahun 1997 dan lanjut mediksa sebagai sulinggih. Almarhum merupakan putra kedua dari 11 bersaudara dari pasangan Ida Bagus Made Anha dan Jro Mekele Mimba. Dari 11 bersaudara itu, hanya 3 orang yang jadi pedanda, termasuk adik kandungnya Ida Pedanda Gede Oka Pinatih. *k16
Komentar