BMKG Dampingi Pemkab Buleleng Mitigasi Dampak La Nina
SINGARAJA, NusaBali
Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah III Denpasar melakukan pendampingan mitigasi bencana dampak La Nina pada Pemkab Buleleng, Selasa (23/11) kemarin.
Mitigasi bencana yang menyebabkan meningkatnya curah hujan ini, ditekankan BMKG lebih pada langkah antisipatif.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Dwi Hartanto mengatakan, La Nina ini merupakan fenomena alam dimana suhu permukaan laut di Samudera Pasifik lebih dingin dari biasanya. Sehingga, tekanan angin tinggi dan mengakibatkan angin bertiup ke Indonesia membawa uap air.
Menurutnya uap air inilah yang membawa curah hujan terutama di wilayah Bali. Dwi Hartanto pun mengatakan dampak La Nina sudah mulai dirasakan, dengan hujan deras yang terjadi di Bali, termasuk Buleleng. Namun dampak La Nina disebutnya akan mengalami puncak sekitar bulan Januari-Februari tahun 2022 mendatang.
“La Nina bukan badai tropis seperti Badai Seroja, La Nina hanya fenomena alam yang meningkat curah hujan. Hanya saja yang perlu diwaspadai dan mitigasi adalah dampak ikutannya, seperti puting beliung, waterspout, banjir dan longsor, hingga pohon tumbang,” jelas Dwi Hartanto.
BBMKG disebutnya akan memberikan rekomendasi mitigasi dampak bencana yang ditimbulkan oleh fenomena La Nina. Utamanya respon cepat penanggulangan dampak bencana ataupun respon cepat dari peringatan dini cuaca.
Sementara itu, Rapat Kesiapsiagaan Menghadapi La Nina di Kabupaten Buleleng dengan instansi di Ruang Rapat Unit IV, Kantor Bupati Buleleng kemarin, dipimpin langsung Sekda Buleleng Gede Suyasa. Menghadapi La Nina, Pemkab Buleleng melalui mitigasinya akan menerbitkan Surat Edaran (SE) yang ditujukan kepada Camat dan Perbekel/Lurah.
“Nanti secara teknik di lapangan akan dikoordinasi BPBD. Termasuk skema ataupun langkah penanganan dampak dari La Nina. Ini baru langkah antisipasi. Diharapkan La Nina tidak sampai memberikan dampak yang berarti di Buleleng,” harap Suyasa.
Birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng ini pun mengatakan mitigasi dampak ikutan La Nina, sudah dilakukan BPBD dan instansi terkait, seperti normalisasi aliran sungai, pemangkasan pohon rawan tumbang dan juga sosialisasi dan penguatan pada masyarakat untuk selalu waspada menghadapi bencana.
“Pemerintah tidak bisa bergerak sendiri tanpa bantuan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan mitigasi bencana dilakukan secara bergotong royong,” tutup mantan Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng ini.*k23
Komentar