Umur Ratusan Tahun, Bangkai Ikan Mola-mola Terdampar di Penarukan
SINGARAJA, NusaBali
Seekor ikan mola-mola ditemukan mati terdampar di Pantai Penarukan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng, Selasa (23/11) sore.
Setelah diperiksa, bangkai ikan mola-mola yang tergolong jenis ikan langka dan usianya diperkurakan sudah ratusan tahun ini akhirnya ditenggelamkan kembali ke tengah laut. Bangkai ikan mola-mola ini ditemukan terdampar oleh nelayan di Pantai Penarukan, sisi timur wilayah Kota Singaraja, Buleleng, Selasa sore sekitar pukul 15.00 Wita. Temuan heboh ini kemudian dilaporkan ke Sat Polair Polres Buleleng. Begitu menerima laporan, jajaran Polair Polres Buleleng langsung terjun ke lokasi bersama tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKDSA) dan tim Universitas Ganesha (Undiksha) Singaraja, guna melakukan pemeriksaan terhadap bangkai ikan langka tersebut.
Dari hasil pemeriksaan, bangkai ikan terdampar ini diketahui jenis mola-mola. Ikan yang mati terdampar ini diperkirakan sudah berumur ratusan tahun. Ikan mola-mola itu memiliki panjang sekitar 196 centimeter dengan diameter 130 centimeter. Sedangkan panjang sirip bawahnya mencapai 90 centimeter dan sirip atas panjangnya 92 centimeter. Ada pun lebar mulutnya mencapai 15 centimeter, sementara lebar matanya sekitar 9 centimeter.
Kasat Polair Polres Buleleng, AKP Wayan Parta, mengatakan setelah dilakukan pemeriksaan, bangkai ikan langka ini langsung dibawa kembali ke tengah laut untuk ditenggelamkan. Hal itu dilakukan untuk menghindari masyarakat nekat mengkonsumsi daging ikan tersebut.
"Sudah ada yang nekat mau memotong bangkai ikat tersebut. Tapi, kami berikan pemahaman agar jangan dipotong," jelas AKP Wayan Parta saat dikonfirmasi di Singaraja, Rabu (24/11) siang.
Selain memberikan pemahaman, kata AKP Wayan Parta, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tidak memburu biota laut yang dilindungi. Masyarakat pun diminta segera melapor jika menemukan hewan-hewan tersebut.
Di sisi lain, Kepala Prodi Akuakultur Undiksha Singaraja, Dr Gede Iwan Setiabudi, mengatakan habitat asli ikan mola-mola ada di laut pada kedalaman sekitar 200 meter hingga 500 meter. Terkait penyebab kematian ikan yang bangkainya terdampar di Pantai Penarukan, belum diketahui secara pasti, karena tidak dilakukan proses otopsi.
"Saya tidak bisa memastikan ikan itu keracunan atau bagaimana, karena tak dilakukan otopsi. Kami hanya melakukan assessment untuk mengukur bangkai ikan tersebut. Yang jelas, menurut perkiraan, usia ikan langka ini ratusan tahun," papar Dr Gede Iwan di Singaraja, Rabu kemarin.
Sampai saat ini, kata Dr Gede Iwan, pihaknya juga belum mengetahui data pasti apakah ada habitat ikan mola-mola di perairan Buleleng. Meski demikian, pihaknya beberapa kali mendapat informasi dari nelayan yang menemukan ikan mola-mola baik dalam keadaan hidup maupun sudah terdampar di daratan.
Dr Gede Iwan menegaskan, karena keterbatasan data dan referensi mengenai ikan mola-mola, menjadikan ikan tersebut masuk kategori langka. Sampai saat ini, juga belum ada peraturan kalau ikan mola-mola dilindungi. "Data mengenai ikan ini sangat terbatas. Ikan jenis ini sangat jarang ditemukan," katanya.
Sementara itu, Kasubag Tata Usaha BKSDA Bali, Prawono Meruanto, menyampaikan terkait temuan bangkai ikan mola-mola di Pantai Penarukan, pihaknya telah menerjunkan petugas dan dokter hewan untuk melakukan pememeriksaan. "Satwa ini diperkitakan sudah tua dan terdampar ke pantai. Sampel bagian tubuh sudah diambil untuk dilakukan uji laboratorium di Denpasar," ujar Prawono saat dikonfir-masi terpisah, Rabu kemarin.
Menurut Prawono, ikan mola-mola biasanya dijumpai di perairan selatan mengarah ke timur Pulau Bali. "Secara habitat, memang sering ditemukan di perairan selatan sisi timur Bali. Namun, tidak menutup kemungkinan satwa tersebut melakukan migrasi ke utara dan terdampar di Pantai Penarukan karena usianya sudah tua," papar Prawono.
Prawono menyebutkan, kejadian ikan mola-mola terdampar di perairan utara Bali ini baru kali pertama. "Setahu saya, ini baru kali pertama terjadi temuan ikan mola-mola terdampar di perairan utara Bali. Biasanya, jika ada satwa yang terdampar di perairan utara Bali, itu adalah jenis lumba-lumba, hiu, ataupun paus," katanya. *mz
1
Komentar