Desa Mas Bangun TPS3R di Abianseka
Jika TPS ini tak dibangun, dana pembangunan dari pusat bernilai Rp 1 miliar lebih itu, bisa lenyap karena tak terserap.
GIANYAR, NusaBali
Pemerintah Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar, akhirnya menjatuhkan pilihan lokasi TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reuse Reduse Recycle) di Banjar Abianseka, desa setempat. Pilihan di banjar ini karena rencana pembangunan TPS3R di banjar lain, tak mendapat persetujuan warga, dengan berbagai alasan.
Perbekel Mas Wayan Gede Darmayuda mengatakan pembangunan TPS3R ini dikejar deadline. Pembangunan harus rampung sebelum Tahun Baru 2022. Jika TPS ini tak dibangun tahun 2021, dana pembangunan dari pusat bernilai Rp 1 miliar lebih itu, bisa lenyap karena tak terserap. Dengan itu, lokasi TPS ini harus pasti.
"Kami dikejar waktu. Akhirnya, TPS3R ini dibangun di Banjar Abianseka," jelasnya saat dihubungi, Jumat (26/11).
Darmayuda menegaskan, rencana awal di banjar lain, khususnya di Banjar Tarukan, bukan ditolak. Melainkan warga tidak terima karena tidak ada lahan desa adat di sana. "Bukan menolak, kalau tukar guling perlu proses panjang. Akhirnya karena dikejar waktu. Biar gak nunggu lama, kami langsung ke Banjar Abianseka, cari kelian, Ketua Sabha, kami ajak ngobrol, disambut dengan baik," ungkap Perbekel dua periode ini.
Di Banjar Abianseka ini, jelas dia, justru Desa Mas diberikan memilih salah satu dari lima lahan Desa Adat Mas. "Cukup luas, ada lima lahan. Memang agak di pojok desa, kiri-kanan ada rumah penduduk. Kami pilih yang gampang saja, yang sudah ada akses masuk kendaraan," jelas Darmayuda. Kebetulan pula, lahan ini bukan lahan basah persawahan. "Ini lahan tegalan pohon kelapa, bukan sawah produktif," terangnya.
Kata dia, warga Banjar Abianseka sejak lama ini mengelola sampah. Gayung bersambut, pembangunan pun akhirnya dilakukan. "Syukur sudah beres," imbuh Darmayuda.
Lahan yang akan dimanfaatkan itu seluas 13 are. Saat ini sudah tahap pembuatan pondasi. "Hari Sugihan, sebelum Galungan, sudah nuwasen (hari baik mulai penggarapan pertama), dan rapat. Pembangunan tahap awal ini memakai dana pinjaman milik Desa Adat Abianseka, agar akhir Desember 2021 sudah selesai. Syukur juga kami dikasi kepercayaan ngebon dulu sama tukang kerangka baja," jelasnya. Pengerjaan dikebut agar bisa selesai Desember ini. "Dananya sudah pasti. Sedang proses pengajuan di Bappeda dan Dinas PUPR Gianyar," ujarnya.
Selanjutnya untuk dana operasional TPS3R sudah disepakati menggunakan APBDes Mas. "Yang mengerjakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Kalau sudah selesai, ada tenaga. Mulai manajer, petugas angkut sampai sopir truk. Dianggarkan dari dana desa. Regulasi juga sudah ada. Cuma nanti biar tidak tumpang tindih perbedaan honor. Kami maunya samakan dengan honor pekerja TPS3R di desa lain," jelas Darmayuda.
Terkait iuran sampah, Perbekel Darmayuda sedang mengkaji. Rencananya kisaran Rp 20.000 - Rp 25.000 per bulan tiap KK. "Untuk villa dan warung beda lagi. Dan juga sampah harus sudah dipilah. Yang kita ambil sesuai jadwal, sampah organik hari apa, plastik hari apa. Residu bawa ke TPA Temesi. Saat ini pelatihan pengelolaan sampah sudah berjalan, dianggarkan dari DAK (dana alokasi khusus)," terangnya.*nvi
Perbekel Mas Wayan Gede Darmayuda mengatakan pembangunan TPS3R ini dikejar deadline. Pembangunan harus rampung sebelum Tahun Baru 2022. Jika TPS ini tak dibangun tahun 2021, dana pembangunan dari pusat bernilai Rp 1 miliar lebih itu, bisa lenyap karena tak terserap. Dengan itu, lokasi TPS ini harus pasti.
"Kami dikejar waktu. Akhirnya, TPS3R ini dibangun di Banjar Abianseka," jelasnya saat dihubungi, Jumat (26/11).
Darmayuda menegaskan, rencana awal di banjar lain, khususnya di Banjar Tarukan, bukan ditolak. Melainkan warga tidak terima karena tidak ada lahan desa adat di sana. "Bukan menolak, kalau tukar guling perlu proses panjang. Akhirnya karena dikejar waktu. Biar gak nunggu lama, kami langsung ke Banjar Abianseka, cari kelian, Ketua Sabha, kami ajak ngobrol, disambut dengan baik," ungkap Perbekel dua periode ini.
Di Banjar Abianseka ini, jelas dia, justru Desa Mas diberikan memilih salah satu dari lima lahan Desa Adat Mas. "Cukup luas, ada lima lahan. Memang agak di pojok desa, kiri-kanan ada rumah penduduk. Kami pilih yang gampang saja, yang sudah ada akses masuk kendaraan," jelas Darmayuda. Kebetulan pula, lahan ini bukan lahan basah persawahan. "Ini lahan tegalan pohon kelapa, bukan sawah produktif," terangnya.
Kata dia, warga Banjar Abianseka sejak lama ini mengelola sampah. Gayung bersambut, pembangunan pun akhirnya dilakukan. "Syukur sudah beres," imbuh Darmayuda.
Lahan yang akan dimanfaatkan itu seluas 13 are. Saat ini sudah tahap pembuatan pondasi. "Hari Sugihan, sebelum Galungan, sudah nuwasen (hari baik mulai penggarapan pertama), dan rapat. Pembangunan tahap awal ini memakai dana pinjaman milik Desa Adat Abianseka, agar akhir Desember 2021 sudah selesai. Syukur juga kami dikasi kepercayaan ngebon dulu sama tukang kerangka baja," jelasnya. Pengerjaan dikebut agar bisa selesai Desember ini. "Dananya sudah pasti. Sedang proses pengajuan di Bappeda dan Dinas PUPR Gianyar," ujarnya.
Selanjutnya untuk dana operasional TPS3R sudah disepakati menggunakan APBDes Mas. "Yang mengerjakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Kalau sudah selesai, ada tenaga. Mulai manajer, petugas angkut sampai sopir truk. Dianggarkan dari dana desa. Regulasi juga sudah ada. Cuma nanti biar tidak tumpang tindih perbedaan honor. Kami maunya samakan dengan honor pekerja TPS3R di desa lain," jelas Darmayuda.
Terkait iuran sampah, Perbekel Darmayuda sedang mengkaji. Rencananya kisaran Rp 20.000 - Rp 25.000 per bulan tiap KK. "Untuk villa dan warung beda lagi. Dan juga sampah harus sudah dipilah. Yang kita ambil sesuai jadwal, sampah organik hari apa, plastik hari apa. Residu bawa ke TPA Temesi. Saat ini pelatihan pengelolaan sampah sudah berjalan, dianggarkan dari DAK (dana alokasi khusus)," terangnya.*nvi
1
Komentar