TPS3R Kesiman Kertalangu Jadi Pilot Projek Daur Ulang
DENPASAR, NusaBali
Perwakilan Ditjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI mengadakan kunjungan ke Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Kesiman Kertalangu, Denpasar, Rabu (1/12).
Kunjungan ini dalam rangka pemantauan pilot project daur ulang sampah kemasan di TPS3R Kesiman Kertalangu. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bermitra dengan Indonesia PRO (IPRO) yang merupakan kepanjangan tangan dari produsen. “Ada tanggungjawab produsen, yakni menarik kembali sampah kemasannya terutama plastik atau gelas plastik. Dan di sini IPRO ada tiga jenis pemilahan, yakni botol plastik, kemasan bekas minuman dari kertas, dan kertas lainnya,” kata Kasubdit Barang dan Kemasan Direktorat Pengolahan Sampah KLHK, Ujang Solihin Sidik.
Dia mengatakan melakukan pemantauan di lapangan terkait pelaksanaan daur ulang ini. “Kami melihat tantangannya seperti apa dan bagaimana pelaksanaannya di lapangan. Kalau berjalan dengan baik, nanti bisa direplikasi di tempat lain tidak hanya di Denpasar tapi juga di tempat lain,” ungkapnya.
Saat ini proyek ini masih tahap awal dan diharapkan dengan beberapa program hal ini akan bisa berjalan. Intinya mereka datang untuk mengetahui bagaimana produsen bertanggungjawab terhadap kemasan produknya. Jika tidak bertanggungjawab ada semacam sanksi administrasi. Selanjutnya, pihaknya mengaku akan melakukan hal serupa di beberapa tempat di Bali yang bekerjasama dengan beberapa komunitas atau kelompok yang peduli sampah daur ulang.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Denpasar, Ida Bagus Putra Wirabawa mengatakan untuk di TPS3R Kesiman Kertalangu ini ada beberapa pengolahan sampah yang dilakukan. Mulai dari pengolahan sampah organik menjadi kompos maupun pelet.
Selain itu, ada juga budidaya magot yang digunakan sebagai pakan lele dengan memanfaatkan sisa buah atau sayur. Sementara untuk sampah non organik ditabung di bank sampah untuk kemudian melewati proses daur ulang.
Dalam sehari, TPS3R Kesiman Kertalangu ini mengolah hingga 3 ton sampah. “Tantangan kami selama ini adalah pemilahan sampah ini di tingkat rumah tangga. Bagaimana agar yang masuk ke TPA hanya residu saja,” imbuhnya.
Hasil dari pengolahan sampah organik menjadi kompos maupun pelet ini nantinya dibagikan kepada komunitas-komunitas, desa, banjar, maupun sekolah secara gratis. “Ini sudah dimulai dari tahun 2010 dan dioptimalisasi tahun 2017,” tandasnya. *mis
1
Komentar