Masyarakat Dituntut Lebih Rajin di Tahun Ayam Api
Tahun Baru Imlek 2568 yang jatuh pada Sabtu (28/1) menandai dimulainya 'Tahun Ayam Api'.
Dari Perayaan Imlek 2568/2017 Inti Bali
DENPASAR, NusaBali
Sebagai unggas yang bertugas membangunkan seisi rumah lewat kokokannya di pagi hari, ayam sangat menekankan ketepatan dalam waktu dan sangat terfokus. Sifat positif ayam inilah yang diharapkan bisa dimaknai di tahun ayam api ini.
“Kita dituntut untuk lebih rajin di ‘Tahun Ayam Api’ ini. Artinya kita harus rajin bangun pagi. Selain itu, kita juga harus mengajak keluarga, sahabat dan relasi untuk ayo lebih rajin lagi,” ujar Pengurus Daerah (PD) Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Bali Sudiarta Indrajaya ditemui disela-sela perayaan Imlek, Selasa (7/2) di Ksirarawa Art Centre, Denpasar.
Tuntutan agar lebih rajin, kata Sudiarta sangat penting untuk dilakukan mengingat kondisi perekonomian dunia yang sedang lesu. Sebab orang yang mempunyai semangat tinggi, masih membawa harapan. “Tahun Ayam Api ini adalah tahun harapan bagi orang yang bekerja keras, lebih rajin, rajin belajar dan penuh semangat,” jelasnya. Ayam sebagai simbol pandai mencari makanan, kata Sudiarta juga harus dimaknai bahwa sebagai tulang punggung keluarga, bagaimana bisa menghidupi anggota keluarga. “Tak bisa hanya menggantungkan hidup pada orang lain. Kita harus bisa cari makan dengan cara yang rajin,” tegasnya.
Sifat ayam yang pandai melindungi anak-anaknya, juga diharapkan dapat diaplikasikan oleh masyarakat. Sebab perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih berpotensi untuk mengubah kehidupan seseorang ke arah yang tidak baik. Maka itu perlindungan dan kepedulian terhadap keluarga yang utama. “Karena banyak kehidupan yang rusak karena keluarga yang tercerai-berai. Maka itu jagalah keluarga layaknya induk ayam yang menjaga anak-anaknya dari marabahaya,” jelasnya. Selain itu masih banyak sifat-sifat positif ayam yang patut ditiru, termasuk keahliannya dalam hal bertarung. Namun menurut pria yang akrab disapa Sin ini, bertarung tidak harus dengan mengalahkan musuh. Melainkan bertarung dengan ego diri sendiri. Bertarung dengan rasa malas, iri hati dan kebencian. “Ayam juga simbol keperkasaan, keberanian dan kemenangan. Bertarung jangan diartikan hanya sebatas melawan musuh, tapi bagaimana kita bertarung mengalahkan musuh dalam diri. Dari malas menjadi rajin, berani menghadapi masa tua, dan semangat menghadapi tantangan hidup. Bertarunglah melawan sifat buruk, intoleransi, merasa diri paling benar,” sarannya.
Sementara terkait perayaan Imlek 2568/2017 ini, Ketua Panitia Dr Kadek Dewi Indah Sri Laksemini menjelaskan, perayaan dilangsungkan selama 2 hari hingga Rabu (8/2) hari ini. Hari pertama dimeriahkan dengan kegiatan dialog bersama motivator Andrie Wongso dengan topik ‘Hidup Sehat dan Bahagia di Usia Tua’. Selain itu, juga dibuka stan sembako murah seharga Rp 50 ribu perbungkus yang berisi beras 5 kg, gula pasir 2 kg, serta minyak goreng 2 liter. “Kita siapkan 1.000 bungkus sembako ini untuk masyarakat sekitar,” jelasnya. Selanjutnya, akan digelar malam keakraban yang dimeriahkan dengan pementasan Barongsai pada puncak acara. “Besok malam (malam ini, red) akan hadir 40 artis Tiongkok, pementasan fragmen Kangcingwi dari seniman Tabanan, serta tentunya ada barongsai dan naga,” terangnya. * nvi
Komentar