Pamangku Sebut Kawasan Suci Pura Sad Kahyangan Lempuyang Menjadi Cuntaka
Pasca Bule Prancis Meninggal Saat Ikut Rombongan Upacara Meajar-ajar Keluarga Istrinya
Guna menentukan apakah areal tersebut cuntaka atau tidak, masih menunggu paruman Desa Adat Purwayu yang melibatkan segenap pamangku di Pura Sad Kahyangan Lempuyang.
AMLAPURA, NusaBali
Pasca meninggalnya seorang bule Prancis bernama Domenik Stiker, 72, di kawasan suci Pura Lempuyang, tepatnya di hulu Pura Pasar Agung kawasan Puncak Bukit Bisbis, Desa Adat Purwayu, Kecamatan Abang, Karangasem, Jumat (3/12) siang, Pamangku di Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Jro Mangku Gede Wangi, menyebutkan Kawasan Suci Pura Sad Kahyangan Lempuyang menjadi cuntaka.
Alasannya jalur Pura Pasar Agung menuju Pura Pucak Luhur Lempuyang merupakan jalan yang menghubungkan dua pura dan masih di Kawasan Suci Pura Sad Kahyangan Lempuyang. "Saya pribadi mengatakan dampak dari meninggalnya wisatawan Prancis di jalur Pura Pasar Agung menuju Pura Pucak Luhur Lempuyang, menjadi cuntaka," jelas Mangku Gede Wangi saat dihubungi NusaBali di Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Banjar/Desa Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu (4/12).
Hanya saja menurut Mangku Gede Wangi, hal itu belum menjadi keputusan paruman. Guna menentukan apakah areal tersebut cuntaka atau tidak, masih menunggu paruman Desa Adat Purwayu yang melibatkan segenap pamangku di Pura Sad Kahyangan Lempuyang.
Terkait rencana paruman membahas hal itu, pamangku kelahiran 19 November 1965 yang aktif ngayah jadi pamangku sejak tahun 1987 ini mengaku belum ada yang menghubungi. Di bagian lain, Bendesa Adat Purwayu I Nyoman Jati, mengatakan dalam waktu dekat melakukan koordinasi membahas terkait adanya pamedek yang tengah menggelar upacara meajar-ajar meninggal di areal Kawasan Suci Pura Sad Kahyangan Lempuyang.
"Kami masih berkoordinasi dulu dengan pamangku di Pura Sad Kahyangan Lempuyang, selanjutnya dibahas dalam paruman," jelas Bendesa Nyoman Jati. Bule Prancis, Domenik Stiker, 72, meninggal di Kawasan Suci Pura Sad Kahyangan Lempuyang, tepatnya di hulu Pura Pasar Agung. Seperti diberitakan sebelumnya seorang bule Prancis bernama Domenik Stiker, 72, meninggal secara tragis di kawasan suci Pura Lempuyang, tepatnya di hulu Pura Pasar Agung kawasan puncak Bukit Bisbis, Desa Adat Purwayu, Kecamatan Abang, Karangasem, Jumat (3/12) siang. Bule berusia 72 tahun ini tewas dengan luka gores di bagian pelipis, setelah terpelesat jatuh saat hendak naik menuju Pura Lempuyang Luhur.
Informasi di lapangan, bule Prancis yang memiliki riwayat sesak napas ini sebenarnya hendak melakukan persembahyangan, satu rombongan dengan krama dari Banjar Taksu, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Bangli, yang menggelar upacara meajar-ajar pasca melaksanakan upacara ngalinggihang. Korban Domenik Stiker selama ini tinggal di Desa Batur Selatan. Sebab, pensiunan guru ini menikahi perempuan Bali asal Banjar Taksu, Desa Batur Selatan, Ni Made Yasmini, 52. Hingga Sabtu kemarin jenazah korban Domenik Stiker masih dititipkan di ruang Instalasi Pemulasaraan RSUD Karangasem. *k16
Alasannya jalur Pura Pasar Agung menuju Pura Pucak Luhur Lempuyang merupakan jalan yang menghubungkan dua pura dan masih di Kawasan Suci Pura Sad Kahyangan Lempuyang. "Saya pribadi mengatakan dampak dari meninggalnya wisatawan Prancis di jalur Pura Pasar Agung menuju Pura Pucak Luhur Lempuyang, menjadi cuntaka," jelas Mangku Gede Wangi saat dihubungi NusaBali di Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Banjar/Desa Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu (4/12).
Hanya saja menurut Mangku Gede Wangi, hal itu belum menjadi keputusan paruman. Guna menentukan apakah areal tersebut cuntaka atau tidak, masih menunggu paruman Desa Adat Purwayu yang melibatkan segenap pamangku di Pura Sad Kahyangan Lempuyang.
Terkait rencana paruman membahas hal itu, pamangku kelahiran 19 November 1965 yang aktif ngayah jadi pamangku sejak tahun 1987 ini mengaku belum ada yang menghubungi. Di bagian lain, Bendesa Adat Purwayu I Nyoman Jati, mengatakan dalam waktu dekat melakukan koordinasi membahas terkait adanya pamedek yang tengah menggelar upacara meajar-ajar meninggal di areal Kawasan Suci Pura Sad Kahyangan Lempuyang.
"Kami masih berkoordinasi dulu dengan pamangku di Pura Sad Kahyangan Lempuyang, selanjutnya dibahas dalam paruman," jelas Bendesa Nyoman Jati. Bule Prancis, Domenik Stiker, 72, meninggal di Kawasan Suci Pura Sad Kahyangan Lempuyang, tepatnya di hulu Pura Pasar Agung. Seperti diberitakan sebelumnya seorang bule Prancis bernama Domenik Stiker, 72, meninggal secara tragis di kawasan suci Pura Lempuyang, tepatnya di hulu Pura Pasar Agung kawasan puncak Bukit Bisbis, Desa Adat Purwayu, Kecamatan Abang, Karangasem, Jumat (3/12) siang. Bule berusia 72 tahun ini tewas dengan luka gores di bagian pelipis, setelah terpelesat jatuh saat hendak naik menuju Pura Lempuyang Luhur.
Informasi di lapangan, bule Prancis yang memiliki riwayat sesak napas ini sebenarnya hendak melakukan persembahyangan, satu rombongan dengan krama dari Banjar Taksu, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Bangli, yang menggelar upacara meajar-ajar pasca melaksanakan upacara ngalinggihang. Korban Domenik Stiker selama ini tinggal di Desa Batur Selatan. Sebab, pensiunan guru ini menikahi perempuan Bali asal Banjar Taksu, Desa Batur Selatan, Ni Made Yasmini, 52. Hingga Sabtu kemarin jenazah korban Domenik Stiker masih dititipkan di ruang Instalasi Pemulasaraan RSUD Karangasem. *k16
Komentar