Pekak Nekat Gantung Diri
SINGARAJA, NusaBali
Diduga persoalan ekonomi, seorang pekak (kakek) berusia 67 tahun bernama Nengah Soliana memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Korban yang merupakan warga Banjar Dinas Kanginan, Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula ini pertama kali ditemukan tewas oleh istrinya, pada Minggu (5/12) sekitar pukul 10.30 Wita. Menurut informasi yang diterima, sebelum mengakhiri hidupnya, korban Soliana sekitar pukul 08.00 wita pergi dari rumahnya di Banjar Dinas Kanginan Desa Penuktukan dengan berjalan kaki. Selanjutnya pukul 09.00 Wita, istri korban yakni Nengah Biniasih sedang berada di rumahnya yang merupakan lokasi kejadian.
Kemudian sekitar pukul 10.30 Wita, datang salah satu keluarga korban yakni Made Sitawan menanyakan keberadaan korban Soliana untuk meminjam alat perangkap (jebag). Lantaran istri korban mengaku tidak mengetahui keberadaan korban, Sitawan meminta tolong istri korban mengambilkan alat tersebut.
Ketika masuk ke dalam rumah, betapa kagetnya istrinya sudah nendapati suaminya tewas dalam kondisi tergantung di balok kayu dinding menggunakan tali nillon dengan panjang 1,5 meter. Seketika saksi Sitawan dan istri korban pun langsung meminta bantuan warga sekitar untuk ikut mengevakuasi korban.
Seizin Kapolres Buleleng, Kasi Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya mengatakan, kasus bunuh diri tersebut sekarang masih ditangani Polsek Tejakula. Pihak tim medis dari Puskesmas Tejakula I sudah melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah korban.
"Hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dari pemeriksaan, diperkirakan korban sudah meninggal dunia empat jam sebelum jenazah ditemukan tewas. Kasusnya masih ditangani Polsek Tejakula," kata Iptu Sumarjaya.
Atas kejadian tersebut, keluarga korban tidak bersedia dilakukan visum terhadap jenazah korban dan mengikhlaskan kematian korban karena menganggap kejadian ini adalah sebuah musibah. "Untuk sementara, penyebab korban tewas gantung diri diduga karena faktor ekonomi," pungkas Iptu Sumarjaya. *mz
Komentar