Pelaku Pariwisata Minta Event ‘Disebar’
Kawasan wisata seperti Sanur, Kuta dan Ubud serta kawasan wisata lain masih sepi
DENPASAR,NusaBali
Pelaku pariwisata meminta Pemerintah mendistribusikan kegiatan atau event- event, baik event skala nasional dan internasional ke ‘daerah’. Maksudnya ke kawasan-kawasan wisata lain di luar Nusa Dua sekitarnya. Alasannya kawasan-kawasan ‘daerah’ tersebut diantaranya, Sanur, Kuta dan Ubud relatif masih sepi wisatawan.
Dengan demikian geliat pariwisata Bali akan terasa lebih merata dan lebih hidup suasananya. Tidak hanya fokus di kawasan wisata Nusa Dua saja.
“Kalau bisa itu kita harapkan,” ujar I Gede Paskara Karilo, Ketua Ubud Hotel Association (UHA), Minggu (5/12).
Untuk hotel- hotel di kawasan Ubud, kata Paskara Karilo tingkat hunian masih kecil. Memang sudah ada pergerakan, namun hunian masih minim, yakni di bawah sepuluh persen. Wisatawan yang menginap semuanya wisatawan domestik. “Karena memang tidak ada wisman,” jelasnya.
Karena itulah mengapa Pemerintah diharapkan, kalau bisa mendistribusikan atau memberi porsi kepada kawasan- kawasan wisata seperti Sanur, Kuta dan Ubud serta kawasan wisata lain yang masih sepi.
Soal kesiapan ? Paskara Karilo, menyatakan sudah tidak ada masalah. Kalau memang event disebar, hotel seperti di kawasan Ubud sudah siap. Karena semua persyaratan menyangkut prokes/CHSE untuk penanggulangan Covid-19 sudah terkonfirmasi. Karena sebelumnya sudah ada proses sertifikasi, termasuk penerapan aplikasi PeduliLindungi.
Selain itu, sektor lain seperti ritel maupun sektor penunjang yang lain juga secara bertahap diharap ikut juga buka beroperasi. Tujuannya agar sinkron dan saling mendukung.
“Hotel buka, sektor lain seperti ritel juga buka,” ucap Paskara Karilo. Karena itulah salah satu untuk menunjukkkan geliat pariwisata, sehingga menjadi promosi agar wisatawan lebih banyak datang ke Bali.
Walau berharap wisman bisa datang, namun mengingat belum ada penerbangan internasional ke Bali, kecil kemungkinan wisman datang ramai ke Bali belakangan ini. Sehingga wisdom yang menjadi tumpuan industri pariwisata Bali khususnya industri hotel. Khususnya pada liburan Nataru. Jumlah anggota UHA saat ini 110, dengan total kamar diperkirakan sekitar 2.200.
Terpisah Sekretaris BPC PHRI Badung I Gede Sukarta,mengiyakan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kewaspadaan terhadap varian baru Covid-19 yakni Omicron akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Bali pada jelang Nataru. “Tentu nanti terpengaruh,” ujar Sukarta. Antusias kunjungan wisdom pun kemungkinan juga akan menurun.
Dia pun menyatakan harus berpikir dan bersabar terhadap kondisi yang ada. “Kita tidak menyalahkan siapa-siapa. Tetapi kondisi pariwisata Bali memang masih berat,” kata Sukarta. *K17.
Dengan demikian geliat pariwisata Bali akan terasa lebih merata dan lebih hidup suasananya. Tidak hanya fokus di kawasan wisata Nusa Dua saja.
“Kalau bisa itu kita harapkan,” ujar I Gede Paskara Karilo, Ketua Ubud Hotel Association (UHA), Minggu (5/12).
Untuk hotel- hotel di kawasan Ubud, kata Paskara Karilo tingkat hunian masih kecil. Memang sudah ada pergerakan, namun hunian masih minim, yakni di bawah sepuluh persen. Wisatawan yang menginap semuanya wisatawan domestik. “Karena memang tidak ada wisman,” jelasnya.
Karena itulah mengapa Pemerintah diharapkan, kalau bisa mendistribusikan atau memberi porsi kepada kawasan- kawasan wisata seperti Sanur, Kuta dan Ubud serta kawasan wisata lain yang masih sepi.
Soal kesiapan ? Paskara Karilo, menyatakan sudah tidak ada masalah. Kalau memang event disebar, hotel seperti di kawasan Ubud sudah siap. Karena semua persyaratan menyangkut prokes/CHSE untuk penanggulangan Covid-19 sudah terkonfirmasi. Karena sebelumnya sudah ada proses sertifikasi, termasuk penerapan aplikasi PeduliLindungi.
Selain itu, sektor lain seperti ritel maupun sektor penunjang yang lain juga secara bertahap diharap ikut juga buka beroperasi. Tujuannya agar sinkron dan saling mendukung.
“Hotel buka, sektor lain seperti ritel juga buka,” ucap Paskara Karilo. Karena itulah salah satu untuk menunjukkkan geliat pariwisata, sehingga menjadi promosi agar wisatawan lebih banyak datang ke Bali.
Walau berharap wisman bisa datang, namun mengingat belum ada penerbangan internasional ke Bali, kecil kemungkinan wisman datang ramai ke Bali belakangan ini. Sehingga wisdom yang menjadi tumpuan industri pariwisata Bali khususnya industri hotel. Khususnya pada liburan Nataru. Jumlah anggota UHA saat ini 110, dengan total kamar diperkirakan sekitar 2.200.
Terpisah Sekretaris BPC PHRI Badung I Gede Sukarta,mengiyakan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kewaspadaan terhadap varian baru Covid-19 yakni Omicron akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Bali pada jelang Nataru. “Tentu nanti terpengaruh,” ujar Sukarta. Antusias kunjungan wisdom pun kemungkinan juga akan menurun.
Dia pun menyatakan harus berpikir dan bersabar terhadap kondisi yang ada. “Kita tidak menyalahkan siapa-siapa. Tetapi kondisi pariwisata Bali memang masih berat,” kata Sukarta. *K17.
Komentar