nusabali

Banjir dan Rob Melanda 4 Lokasi di Jembrana

  • www.nusabali.com-banjir-dan-rob-melanda-4-lokasi-di-jembrana

Banjir rob di pesisir Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru merongrong bagian bawah landasan jalan berupa rabat beton yang menjadi akses keluar-masuk warga.

NEGARA, NusaBali

Hujan deras di wilayah Kabupaten Jembrana sejak Minggu (5/12) malam hingga Senin (6/12) pagi, mengakibatkan musibah banjir di 4 lokasi. Keempat lokasi dimaksud adalah banjir dampak luapan sungai di 2 lokasi wilayah Banjar Loloan, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan dan Banjar Pasar, Desa/Kecamatan Pekutatan. Di samping banjir, juga terjadi banjir rob di wilayah pesisir Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, dan pesisir Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara.

Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) langsung meninjau lokasi bencana, yakni dampak banjir di wilayah Banjar Loloan, Desa Medewi. Banjir dari luapan Sungai Yeh Satang di wilayah Banjar Loloan, Desa Medewi, diketahui mengakibatkan kerusakan satu unit bangunan warung.

Bangunan warung milik Agus Suprawan, 30, yang berada dekat sungai nyaris roboh setelah tertimpa sebatang pohon yang tumbang akibat tergerus derasnya aliran sungai setempat. Pohon tumbang yang menimpa bangunan warung itu sudah ditangani oleh warga setempat bersama petugas terkait dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana maupun aparat desa setempat.

Setelah ke Banjar Loloan, Desa Medewi, Wabup Ipat melanjutkan peninjauan ke Banjar Pasar, Desa/Kecamatan Pekutatan. Di wilayah banjar tersebut ada 16 kepala keluarga (KK) yang rumahnya sempat terendam banjir dari luapan Sungai Pulukan. Belasan KK yang terdampak banjir itu mengalami kehilangan sejumlah peralatan rumah tangga. Begitu juga sejumlah peralatan rumah tangga diketahui terendam lumpur yang sempat terbawa banjir pada Senin dinihari kemarin.

“Banjir sekitar pukul 04.00 Wita. Ini sekarang masih bersih-bersih. Memang di sini langganan banjir. Tetapi ini tumben sampai bawa lumpur setebal ini. Kami juga waswas kalau nanti terjadi hujan dan banjir,” ucap Ketut Soma, salah seorang korban banjir di Bajar Pasar, Desa Pekutatan.

Usai meninjau banjir di Banjar Pasar, Desa/Kecamatan Pekutatan, Wabup Ipat yang didampingi Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Putu Agus Artana, melanjutkan peninjauan dampak banjir rob di pesisir Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo. Banjir rob yang terjadi di pesisir Banjar Pasar, Desa Yehembang itu sempat menerjang dua bangunan warung dan semakin memperparah kerusakan senderan di sisi pantai setempat. Karena semakin terancam abrasi, pemilik pun terpaksa membongkar kedua bangunan warung tersebut.

Selain banjir rob di pesisir Banjar Pasar, Desa Yehembang, hal yang sama juga sempat terjadi di pesisir Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru. Di wilayah pesisir yang sudah lama abrasi ini, belakangan semakin terkikis dengan gelombang pasang yang sempat naik dalam sepekan terakhir. Selain beberapa rumah warga hancur, abrasi yang semakin melebar itu, juga merongrong bagian bawah landasan jalan berupa rabat beton yang menjadi akses keluar-masuk warga. Sebagai upaya mengantisipasi agar jalan tidak sampai putus, sejumlah warga memasang tanggul sementara dengan menggunakan ban bekas ataupun kaping berisi pasir yang sudah berulangkali diporak-porandakan gelombang tinggi di pantai setempat.

Wabup Ipat usai peninjauan tersebut mengatakan turut prihatin atas sederet bencana yang menimpa warga di beberapa wilayah di Kabupaten Jembrana. Menurutnya, sejumlah bencana tersebut tidak terlepas oleh cuaca ekstrem belakangan ini. Khususnya akibat fenomena La Nina di Pulau Bali dan beberapa pulau sekitar yang berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan maupun gelombang pasang air laut.

“Untuk itu, saya berharap kepada warga senantiasa selalu waspada. Khususnya bagi warga yang tinggal di dekat-dekat sungai, pinggir pantai, dan di dekat tebing-tebing yang tinggi. Bencana bisa terjadi kapan saja. Tidak bisa kita prediksi. Jadi harus betul-betul waspada,” ucap Wabup Ipat.

Wabup Ipat mengatakan, Pemkab Jembrana akan berupaya menanggulangi bencana-bencana yang terjadi ini. Koordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWSBP) sebagai pihak yang berwenang dalam menangani abrasi pantai maupun permasalahan sungai akan terus ditingkatkan, dengan harapan bisa segera ditangani. “Saat ini, terlebih dahulu saya minta kepada BPBD Jembrana agar segera menginventarisasi warga yang terdampak musibah tersebut. Supaya bisa segera dilakukan penyaluran bantuan, sehingga mampu meringankan beban masyarakat yang tertimpa musibah,” kata Wabup Ipat. *ode

Komentar