nusabali

Kuta Dikepung Banjir, Warga Dievakuasi

  • www.nusabali.com-kuta-dikepung-banjir-warga-dievakuasi

Bupati Giri Prasta sebut pendangkalan bagian hilir Tukad Mati ikut jadi biang banjir di kawasan Kuta.

MANGUPURA, NusaBali

Banjir parah terjang kawasan wisata Kuta, Kecamatan Kuta, Badung, Senin (6/12) pagi, akibat hujan lebat yang terjadi sejak malam sebelumnya. Sejumlah karyawan perkatoran dan warga pun terpaksa dievakuasi ke tempat aman.

Data di lapangan, di kawasan Kelurahaan Legian, Kecamatan Kuta saja terdapat 9 ruas jalan yang diterjang banjir, Senin kemarin. Belum lagi banjir di Jalan Dewi Kunti Seminyak, Jalan Belong I Seminyak, dan Jalan Pantai Kuta (Kelurahan Kuta).

Ada pun 9 ruas jalan di kawasan Kelurahan Legian yang diterjang banjir dengan ketinggian air bervariasi 0,5 meter hingga 2 meter, masing-masing Jalan Sri Kresna, Jalan Sri Rama, Jalan Dewi Sri (I -XII), Jalan Pandawa, Jalan Ekalaweya, Jalan Kosalia, Jalan Vila Biru, Jalan Pararaton, dan Jalan Campuhan. Akibatnya, bangunan rumah, hotel, vi-la, restoran, dan perkantoran yang berada di kawasan ini pun tenggelam.

Titik terparah diterjang banjir adalah Jalan Dewi Sri Legian, dengan ketinggian air hingga sepinggang orang dewasa. Pantauan NusaBali, sejumlah karyawan perkantoran harus dievakuasi oleh petugas, karena terjebak banjir. Mereka dievakuasi menggunakan perahu karet, siang sekitar pukul 12.00 Wita. Bahkan, banyak pula karyawan perkantoran di Jalan Dewi Sri yang dievakuasi menggunakan gerobak dan diangkut ke tempat aman yang berjarak 200 meter.

Ketua LPM Legian, I Wayan Puspa Negara, menerangkan hujan yang mengguyur kawasan wisata ini terjadi sejak Minggu (5/12) malam pukul 23.00 Wita. Saat itu, Jalan Dewi Sri sempat tergenang air setinggi 50 cm. Hujan kemudian reda tengah malam pukul 00.00 Wita, sehingga genangan air surut.

Menurut Puspa Negara, surutnya genangan air juga terjadi karena pihaknya melakukan pemompaan dekat Jembatan Naga. Namun, Senin dinihari pukul 01.00 Wita, hujan kembali mengguyur lebat hingga hari. Akibatnya, genangan air kembali terjadi. Kondisi ini diperparah luapan air di Tukad Mati.

“Ketinggian air hari ini (kemarin) bahkan sempat mencapai 2 meter. Makanya, kami langsung berkoordinasi dengan sejumlah instansi mulai dari BPBD, Balawista, hingga Basarnas,” terang Puspa Negara kepada NusaBali, Senin siang.

Puspa Negara menyebutkan, dari pengecekan lokasi, terdapat 9 ruas jalan yang terendam banjir hingga menyebabkan lumpuhnya aktivitas. Bahkan, bangunan rumah, vila, hotel, restoran pertokoan, perkantoran, dan lainnya ikut tenggelam.

Menurut Puspa Negara, 9 ruas jalan yang banjir ini dulunya merupakan lawan persawahan seluas 275 hektare yang dikenal sebagbai Subak Ulun Tanjung. Seiring perkembangan wilayah, lahan sawah tersebut kini berubah menjadi pemukiman dan tempat usaha yang padat. “Kawasan itulah yang paling terdampak banjir hari ini,” saat ini, karena dulu itu bukan tempat pemukiman,” tandas Puspa Negara.

Sementara, seorang warga yang tinggal di Jalan Dewi Sri Legian, Ida Maya, 29, mengakui banjir kali ini merupakan yang terparah dalam 5 tahun terakhir. Menurut wanita asal Banyuwangi, Jawa Timur ini, tahun-tahun sebelumnya memang ada banjir, namun ketinggian air tidak separah sekarang. “Memang setiap tahun banjir, tapi ini yang terparah. Kalau dulu, genangan air sedikit dan cepat surut,” tutur perempuan yang sudah 10 tahun tinggal di Legian ini.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Badung, I Wayan Wirya, mengatakan curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan banjir banjir di sejumlah titik kawasan wisata Kuta. Termasuk di antaranya di Jalan Dewi Kunti Seminyak, Jalan Belong I Seminyak, Jalan Pantai Kuta, Jalan Nakula Legian, dan Jalan Dewi Sri Legian. “Kami bersama instansi terkait sudah turun mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Kami imbau masyarakat waspada,” kata Wayan Wirya yang juga Kadis Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung.

Menurut Wayan Wirya, wilayah Kecamatan Kuta memang masuk daerah rawan banjir, berdasarkan pemetaan yang dilakukannya. Daerah rawan bencana lainnya di Badung adalah Kecamatan Kuta Selatan dan Kecamatan Kuta Utara. Untuk daerah rawan longsor ada di kawasan Badung Utara, yakni Kecamatan Abiansemal dan Kecamatan Petang.

Sedangkan daerah rawan tsunami, kata Wayan Wirya, ada di wilayah Kecamatan Mengwi, Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Kuta, dan Kecamatan Kuta Selatan. “Untuk potensi gempa, pohon tumbang, dan angin kencang itu di semua kecamatan,” kata Wirya saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Senin kemarin.

Wirya menegaskan, untuk mengantisipasi terjadinya bencana susulan, BPBD Badung menyiagakan 40 personel di lapangan. “Staf yang di dalam kantor juga bisa kami kerahkan juga ke lapangan, apabila membutuhkan tambahan personel,” katanya.

Mantan Camat Kuta Selatan ini menyebutkan, BPBD Badung berkoordinasi dengan institusi terkait seperti Basarnas, BPBD Provinsi Bali, PMI, dan TNI/Polri dalam penanganan bencana. Penanganan bencana tidak saja tanggung jawah kami, melainkan kita semua,” tegas Wirya.

Di sisi lain, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta yang kemarin turun langsung memantau banjir di Kuta, mengatakan bencana di sejumlah titik ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi. Parahnya, di hilir Tukad Mati terjadi pendangkalan sungai, sehingga air meluap.

“Aliran air di hulu Tukad Mati lancar, namun di bagian hilir sepanjang 1,2 kilometer ada endapan. Nah, endapan inilah yang mengakibatkan air naik. Ini akan segera diselesaikan,” tandas Bupati Giri Prasta. “Kami akan mempersiapkan anggaran setiap tahun untuk menangani masalah ini, sehingga ke depan tidak terulang banjir serupa,” tegas Bupati dua kali periode asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung ini.

Giri Prasta menambahkan, ke depan pihaknya akan melakukan analisa terkait dengan lebar sungai dan keadaan drainase, serta jalan sekitarnya. “Ke depannya kami akan melakukan kajian, apakah mengedepankan penambahan drainase atau menaikan level aspal? Jangan sampai aspal itu di bawah permukaan saat air sungai naik,” papar Bupati yang juga Ketua DPC PDIP Badung ini. *asa,dar

Komentar