Evaluasi 8 Standar Pendidikan Belum Memuaskan
AMLAPURA, NusaBali
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem menggelar evaluasi delapan standar pendidikan dan desiminasi sistem penjaminan mutu internal di Aula Sabha Widya Praja Kantor Disdikpora Karangasem, Jalan Veteran Amlapura, Selasa (7/12).
Hasil evaluasi capaian delapan standar pendidikan tahun 2020 di 362 SD dan 48 SMP se-Karangasem belum memuaskan. Penyebabnya, kesulitan menyusun RAKS (rencana anggaran kegiatan sekolah) karena kedatangan rapor mutu yang terlambat.
Narasumber I Wayan Mertayasa mengungkapkan dari 48 SMP, sebanyak 38 SMP belum punya tenaga lab yang berkompeten. Ada juga penempatan tenaga kerja tidak tepat. Misalnya, tenaga tata usaha ditugaskan mengurus lab. Dari 48 SMP, baru 9 SMP memenuhi sarana prasarana. Hasil survei lainnya, banyak ada ekstrakurikuler, setelah dicek banyak ekstrakurikuler tidak bisa jalan. Hanya ekstrakurikuler pramuka yang aktif, itu pun karena diwajibkan. Begitu juga untuk menjalin kemitraan dengan pihak ketiga, dua SMP belum mampu melaksanakannya.
Permasalahan di SD juga sama dengan SMP. Kasek SDN 3 Bungaya Kecamatan Bebandem I Gede Winarti dan Kasek SDN 2 Bungaya I Ketut Sana mengaku kesulitan menyusun RAKS karena rapor mutu sebagai acuan terlambat datang. “Rapor mutu mencakup semua aktivitas di sekolah. Karena rapor mutu terlambat datang, terpaksa menggunakan rapor mutu dua tahun lalu,” kata Gede Winarti dan I Ketut Sana. Hal senada diungkapkan Kasek SDN 7 Sibetan I Made Suartika. *k16
Narasumber I Wayan Mertayasa mengungkapkan dari 48 SMP, sebanyak 38 SMP belum punya tenaga lab yang berkompeten. Ada juga penempatan tenaga kerja tidak tepat. Misalnya, tenaga tata usaha ditugaskan mengurus lab. Dari 48 SMP, baru 9 SMP memenuhi sarana prasarana. Hasil survei lainnya, banyak ada ekstrakurikuler, setelah dicek banyak ekstrakurikuler tidak bisa jalan. Hanya ekstrakurikuler pramuka yang aktif, itu pun karena diwajibkan. Begitu juga untuk menjalin kemitraan dengan pihak ketiga, dua SMP belum mampu melaksanakannya.
Permasalahan di SD juga sama dengan SMP. Kasek SDN 3 Bungaya Kecamatan Bebandem I Gede Winarti dan Kasek SDN 2 Bungaya I Ketut Sana mengaku kesulitan menyusun RAKS karena rapor mutu sebagai acuan terlambat datang. “Rapor mutu mencakup semua aktivitas di sekolah. Karena rapor mutu terlambat datang, terpaksa menggunakan rapor mutu dua tahun lalu,” kata Gede Winarti dan I Ketut Sana. Hal senada diungkapkan Kasek SDN 7 Sibetan I Made Suartika. *k16
1
Komentar