Pentas Calonarang Dikabarkan Ricuh, Begini Fakta Sebenarnya
GIANYAR, NusaBali.com – Pentas budaya Calonarang di Pura Sakti Banjar Baung, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar pada Selasa (7/12/2021), diviralkan dengan kabar terjadinya kericuhan. Benarkah?
Pergelaran Calonarang sebagaimana pertunjukan Calonarang lainnya, memang selalu ditunggu-tunggu penonton. Tak heran jika pergelaran Calonarang di Pura Sakti Banjar Baung, Desa Sayan juga dihadiri ribuan penonton.
“Saya berada di lokasi saat itu, sangat ramai. Mungkin sampai ribuan yang menonton,” ujar Kadek Arianta, Kelian Dinas Banjar Baung saat dikonfirmasi, Kamis (9/12/2021).
Tidak hanya disaksikan oleh masyarakat di sekitar Kabupaten Gianyar, Kadek Arianta mengatakan bahwa penonton juga berasal dari luar wilayah Gianyar, seperti Nusa Dua, Kabupaten Badung dan Baturiti, Kabupaten Tabanan. “Masyarakat melepas rindunya, karena sebelum masa PPKM dilonggarkan, kegiatan pertunjukkan seperti ini tidak bisa diadakan,” tambah Kadek Arianta.
Namun sayang, viral beredar di media sosial sebuah video yang menunjukkan suasana ricuh saat menyaksikan pertunjukan Calonarang di Banjar Baung tersebut. Yang seharusnya Calonarang disaksikan dengan menghayati, nilai-nilai keagamaan Hindu dan mengapresiasi seni serta budaya yang ditampilkan.
Dalam video yang berdurasi 13 detik tersebut, terdapat seorang pria berteriak ‘adi rusuh ne di? kenken ne?’ (kok rusuh ini? Kenapa ini?).
Mengklarifikasi kebenaran video viral tersebut, Kadek Arianta menyatakan bahwa tidak benar saat pertunjukan Calonarang terdapat sebuah kericuhan atau kerusuhan. “Dalam video itu orang mabuk. Karena panggung saat itu penuh, ada sebagian masyarakat yang tidak kebagian tempat menonton. Nah, yang tidak dapat menonton itu dia minum minuman keras di pinggir jalan,” ungkapnya.
Kadek Arianta mengungkapkan sudah menerjunkan 150 pecalang. Namun karena saking banyaknya penonton, pecalang kewalahan mengawasi ketertiban dalam pelaksanaan pertunjukan seni tersebut. “Saya tidak masalah Calonarang disaksikan oleh masyarakat luar daerah penyelenggara. Hanya saja kegiatan minum-minum itu perlu dikontrol. Kalau menurut saya boleh minum asal sebatas wajar,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Gianyar I Wayan Ardana merespons video viral tersebut, menyatakan bahwa seharusnya pelaksanaan Calonarang dapat terlaksana dengan tertib, dan masyarakat yang ada di dalamnya harus bersama menjaga kesakralan dari Calonarang tersebut.
Ia pun menambahkan bahwa kejadian tersebut merupakan tindakan spontan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang tidak sadar bahwa pertunjukkan Calonarang adalah bersifat sakral. “Ini merupakan kegagalan prajuru penyelenggara, ini patut disesalkan. Dan harapan saya jangan sampai terulang lagi, dan penyelenggara harus mengevaluasi kenapa bisa terjadi seperti itu,” sorot I Wayan Ardana.
Pertunjukan Calonarang i di Pura Sakti Banjar Baung, Desa Sayan, dalam rangka upacara Ngunya Desa yang melibatkan Sesuhunan dari Pura Gunung Raung, Desa Taro yang terakhir dilaksanakan 18 tahun yang lalu.
Pentas Selasa (7/12/2021) digelar pukul 21.00 hingga 03.00 Wita. Namun beberapa jam kemudian muncul video viral di media sosial yang menunjukkan aksi kericuhan pada pertunjukan Calonarang tersebut, dan menuai banyak komentar negatif oleh para netizen. *rma
1
Komentar