Pembiayaan Sektor Pariwisata Menyusut
DENPASAR, NusaBali
Pembiayaan untuk usaha sektor perdagangan mendominasi penyerapan kredit dari lembaga pembiayaan di masa dampak pandemi yang masih berlanjut.
Sebaliknya untuk pembiayaan di sektor pariwisata menyusut. Hal itu sesuai dengan kebijakan kalangan lembaga pembiayaan yang harus menyesuaikan bisnis dengan situasi dan kondisi.
“Pembiayaan untuk sektor perdagangan sekitar 50-60 persen dari total porsi pembiayaan,” ujar I Made Ardika, Kepala Divisi Investasi PT Sarana Bali Ventura(PT SBV), Kamis (8/12).
Untuk diketahui PT Sarana Bali Ventura merupakan salah satu lembaga keuangan alternatif bagi UMKM di Bali. Dikatakan Ardika, pandemi Covid-19 memang berdampak terhadap bisnis jasa pembiayaan. Hal tersebut disebabkan melesunya sektor pariwisata. Diantaranya perhotelan, restoran dan usaha pendukung lainnya.
“Itu semua tentu berpengaruh terhadap bisnis,” kata Ardika. Namun demikian ada juga beberapa sektor yang tetap eksis, yang membutuhkan pembiayaan. Sektor tersebut antara lain perdagangan, usaha kuliner atau olahan dan sektor pertanian. Sektor-sektor inilah yang banyak menyerap pembiayaan di masa pandemi.
“Peternakan babi yang bagus sekarang,” sebut Ardika. Namun demikian porsi pembiayaan masih dominan diserap sektor perdagangan. Hal itu karena aktivitas sektor perdagangan bertalian kebutuhan sehari- hari masyarakat. Porsi kredit untuk sektor perdagangan, dikatakan 50-60 persen. Sedang untuk pertanian dalam arti luas, termasuk peternakan sekitar 10 persen. “Dominan pembiayaan di sektor perdagangan.Termasuk kuliner,” kata Ardika. *K17.
Komentar