Jembatan Desa Tunjuk-Desa Tajen Amblas Usai Dicor
Jembatan penghubung Banjar Cepik, Desa Tajen (Kecamatan Penebel, Tabanan) dan Banjar Tunjuk Kaja, Desa Tunjuk (Kecamatan Tabanan) amblas pasca proses pengecoran, Rabu malam sekitar pukul 22.10 Wita.
TABANAN, NusaBali
Masalahnya, beberapa kayu penyangga bergeser dari posisinya, karena tidak kuat menahan beban. Gara-gara amblas, jembatan dengan panjang 23 meter dan lebar 2,5 meter yang sebetulnya sudah hampir rampung ini pun terpaksa harus dibongkar ulang sampai dasar penyangga, hingga pengerjaan dari nol lagi. Padahal, jembatan proyek senilai Rp 1,79 miliar ini ditarget sudah harus selesai, April 2017 nanti.
Informasi di lapangan, proses pengecoran jembatan sebelum amblas dimulai Rabu sore pukul 15.00 Wita, dengan mengerahkan 16 pekerja. Ketika pengecoran sudah hampir selesai malam sekitar pukul 22.00 Wita, tiba-tiba terdengar suara krepet-krepet. Sekitar 10 menit setelah pengecoran, sisi selatan jembatan malah amblas. Walhasil, jembatan pun berubah bentuk jadi cekung. "Karena tak kuat menahan beban, kayu stegernya bergeser, ada pula yang patah karena menggunakan kayu bekas," ungkap sumber di lapangan, Kamis kemarin.
Jembatan penghubung Desa Tunjuk-Desa Tajen ini mulai dikerjakan sejak 3 November 2016 lalu oleh kontraktor pelaksana PT Surya Agung Kencana Mas dan konsultan pengawas PT Manik Tribuana. Proyek jembatan senilai Rp 1.790.295.000 atau Rp 1,79 miliar lebih ini sebenarnya ditarget rampung April 2017 nanti.
Kepala Mandor Proyek, Suparlan, 42, menyatakan cor yang sudah merekat pun terpaksa dibongkar lagi. Bahkan, petugas Pemadam Kebakaran sempat terjun ke lapangan, Rabu malam pukul 23.00 Wita, untuk bantu menyemprot hasil cor jembatan amblas tersebut. Namun, hingga Kamis dinhari pukul 04.00 Wita, usaha tersebut tidak berhasil, karena coran beton sudah keburu mengeras. "Sekarang kita bor dulu dan jembatan akan dibongkar sampai penyangga bawah," ujar Suparlan.
Sementata itu, Kabid Bina Marga Dinas PU Tabanan, I Gusti Agung Krisna Kamasan, berdalih jembatan yang hampir rampung ini amblas karena adanya pergerakan tanah dan luberan air, sehingga stegernya mengalami pergeseran. "Ini karena adanya pergerakan tanah dan volume air, makanya terjadi amblas di sisi selatan," ujar Krisna Kamasan di lokasi jembatan amblas, Kamis kemarin.
Menurut Krisna Kamasan, dari segi teknis, jembatan ini sudah memenuhi syarat dan sesuai dengan gambar. Begitu pula sudah ada direksi PPK, PTK, kepala pengawas, pengawas lapangan, dan konsultan pengawas. Bahkan, sudah ada uji laboratorium untuk bahan dan ada pembandingan material. "Jadi, kalau dari segi teknis bahan, semuanya sudah sesuai persyaratan. Bencana ini hanya karena ada pergerakan tanah saja," tandas Kresna Kamasan.
Pada hari yang sama, Kamis kemarin, ketia Komisi II DPRD Tabanan, Nyoman Komet Arnawa, turun ke lapangan meninjau proyek jembatan yang amblas ini. Berbeda dengan pihak Dinas PU Tabanan, Komet Arnawa justru mengatakan dari segi teknis, pengerjaan jembatan ini sudah tidak bisa diterima. Bahkan dari bahan, pengawas, pelaksana, dan cara pengerjaannya juga disebutkan tidak benar dan diragukan.
"Jadi, bagaimana pun caranya, saya tuntut jembatan ini harus sudah selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (April 2017)," tegas politisi PDIP yang kemarin terjun bersama dua anggota Komisi II DPRD Tabanan, I Gede Putu Desta Kumara dan I Wayan Lara ini. * d
Informasi di lapangan, proses pengecoran jembatan sebelum amblas dimulai Rabu sore pukul 15.00 Wita, dengan mengerahkan 16 pekerja. Ketika pengecoran sudah hampir selesai malam sekitar pukul 22.00 Wita, tiba-tiba terdengar suara krepet-krepet. Sekitar 10 menit setelah pengecoran, sisi selatan jembatan malah amblas. Walhasil, jembatan pun berubah bentuk jadi cekung. "Karena tak kuat menahan beban, kayu stegernya bergeser, ada pula yang patah karena menggunakan kayu bekas," ungkap sumber di lapangan, Kamis kemarin.
Jembatan penghubung Desa Tunjuk-Desa Tajen ini mulai dikerjakan sejak 3 November 2016 lalu oleh kontraktor pelaksana PT Surya Agung Kencana Mas dan konsultan pengawas PT Manik Tribuana. Proyek jembatan senilai Rp 1.790.295.000 atau Rp 1,79 miliar lebih ini sebenarnya ditarget rampung April 2017 nanti.
Kepala Mandor Proyek, Suparlan, 42, menyatakan cor yang sudah merekat pun terpaksa dibongkar lagi. Bahkan, petugas Pemadam Kebakaran sempat terjun ke lapangan, Rabu malam pukul 23.00 Wita, untuk bantu menyemprot hasil cor jembatan amblas tersebut. Namun, hingga Kamis dinhari pukul 04.00 Wita, usaha tersebut tidak berhasil, karena coran beton sudah keburu mengeras. "Sekarang kita bor dulu dan jembatan akan dibongkar sampai penyangga bawah," ujar Suparlan.
Sementata itu, Kabid Bina Marga Dinas PU Tabanan, I Gusti Agung Krisna Kamasan, berdalih jembatan yang hampir rampung ini amblas karena adanya pergerakan tanah dan luberan air, sehingga stegernya mengalami pergeseran. "Ini karena adanya pergerakan tanah dan volume air, makanya terjadi amblas di sisi selatan," ujar Krisna Kamasan di lokasi jembatan amblas, Kamis kemarin.
Menurut Krisna Kamasan, dari segi teknis, jembatan ini sudah memenuhi syarat dan sesuai dengan gambar. Begitu pula sudah ada direksi PPK, PTK, kepala pengawas, pengawas lapangan, dan konsultan pengawas. Bahkan, sudah ada uji laboratorium untuk bahan dan ada pembandingan material. "Jadi, kalau dari segi teknis bahan, semuanya sudah sesuai persyaratan. Bencana ini hanya karena ada pergerakan tanah saja," tandas Kresna Kamasan.
Pada hari yang sama, Kamis kemarin, ketia Komisi II DPRD Tabanan, Nyoman Komet Arnawa, turun ke lapangan meninjau proyek jembatan yang amblas ini. Berbeda dengan pihak Dinas PU Tabanan, Komet Arnawa justru mengatakan dari segi teknis, pengerjaan jembatan ini sudah tidak bisa diterima. Bahkan dari bahan, pengawas, pelaksana, dan cara pengerjaannya juga disebutkan tidak benar dan diragukan.
"Jadi, bagaimana pun caranya, saya tuntut jembatan ini harus sudah selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (April 2017)," tegas politisi PDIP yang kemarin terjun bersama dua anggota Komisi II DPRD Tabanan, I Gede Putu Desta Kumara dan I Wayan Lara ini. * d
1
Komentar