Permintaan Kopi dari Wisdom Bertambah
Kunjungan ke DTW Meningkat
DENPASAR,NusaBali
Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), kunjungan ke daya tarik wisata (DTW) mulai mengalami peningkatan.
Hal itu diakui kalangan pengelola DTW. Salah satunya 'Rumah Desa' di Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan. "Sudah mulai ada peningkatan sejak akhir November sampai jelang pertengahan Desember ini," ujar I Wayan Sudiantara, pengelola 'Rumah Desa' , Sabtu (11/12).
Jika sebelumnya kunjungan berkisar sekitar 20 orang per hari, sejak beberapa waktu belakangan merangkak naik, jadi 40 sampai 60 orang. "Semuanya domestik," kata Sudiantara.
Selain menikmati suasana, pengunjung juga menikmati produk lainnya. Salah satunya sajian minum kopi. "Ini salah satu dari produk untuk suasana pedesaan," kata Sudiantara.
Dia mengiyakan produk wisata minum kopi, merupakan salah satu upaya membantu pemasaran kopi lokal Bali. Sebelumnya kalangan pebisnis kopi mengaku ada peningkatan permintaan kopi jelang Nataru.
Hal itu diperkirakan mulai menggeliatnya pariwisata, walau baru kunjungan wisatawan domestik. “Untuk kopi sudah peningkatan,” ujar I Komang Sukarsana, salah seorang pelaku UMKM kopi dari Kintamani, Bangli.
Kata Sukarsana, belakangan kedai kopi maupun coffee shop semakin banyak yang buka. Yang sebelumnya sempat tutup kini beroperasi kembali. Tidak saja di Bali, tetapi di luar Bali. Malah di luar Bali yang lebih banyak, sehingga ikut berimbas pada meningkatnya penyerapan produk kopi Bali .
"Memang belum banyak, mungkin sekitar 5 persen. Tetapi sudah ada peningkatan, "kata Sukarsana. Ada yang meminta kopi sudah dalam bentuk olahan seperti kopi sachet, ada juga dalam bentuk biji. “Karena mereka sudah punya alat mengolahnya,” kata Sukarsana.
Selain itu, produk kopi Bali dan produk UMKM lainnya juga dipromosikan dalam perhelatan seperti G20 di Nusa Dua, Bali. “Walau secara fisik kita tak hadir, namun produk kita sudah ada di sana (Nusa Dua),” kata Sukarsana. *K17.
Jika sebelumnya kunjungan berkisar sekitar 20 orang per hari, sejak beberapa waktu belakangan merangkak naik, jadi 40 sampai 60 orang. "Semuanya domestik," kata Sudiantara.
Selain menikmati suasana, pengunjung juga menikmati produk lainnya. Salah satunya sajian minum kopi. "Ini salah satu dari produk untuk suasana pedesaan," kata Sudiantara.
Dia mengiyakan produk wisata minum kopi, merupakan salah satu upaya membantu pemasaran kopi lokal Bali. Sebelumnya kalangan pebisnis kopi mengaku ada peningkatan permintaan kopi jelang Nataru.
Hal itu diperkirakan mulai menggeliatnya pariwisata, walau baru kunjungan wisatawan domestik. “Untuk kopi sudah peningkatan,” ujar I Komang Sukarsana, salah seorang pelaku UMKM kopi dari Kintamani, Bangli.
Kata Sukarsana, belakangan kedai kopi maupun coffee shop semakin banyak yang buka. Yang sebelumnya sempat tutup kini beroperasi kembali. Tidak saja di Bali, tetapi di luar Bali. Malah di luar Bali yang lebih banyak, sehingga ikut berimbas pada meningkatnya penyerapan produk kopi Bali .
"Memang belum banyak, mungkin sekitar 5 persen. Tetapi sudah ada peningkatan, "kata Sukarsana. Ada yang meminta kopi sudah dalam bentuk olahan seperti kopi sachet, ada juga dalam bentuk biji. “Karena mereka sudah punya alat mengolahnya,” kata Sukarsana.
Selain itu, produk kopi Bali dan produk UMKM lainnya juga dipromosikan dalam perhelatan seperti G20 di Nusa Dua, Bali. “Walau secara fisik kita tak hadir, namun produk kita sudah ada di sana (Nusa Dua),” kata Sukarsana. *K17.
Komentar