Air Sungai Meluap, Terjang 6 Rumah
Selain menimbun hampir setengah tembok rumah warga, air sungai yang meluap juga menyeret pinggiran pabrik tahu
Sisakan Lumpur, Pasir, dan Sampah Kayu
DENPASAR, NusaBali
Air sungai DAM Oongan, Kelurahan Noja, Denpasar Timur meluap terjang 6 rumah penduduk di seputaran bantaran sungai, Jumat (10/2) dini hari sekitar pukul 04.00 Wita. Meluapnya air yang membawa pasir dan lumpur itu diperkirakan karena banjir di hulu sungai ditambah longsor, hingga sebabkan banyaknya sampah kayu yang tersangkut pada tanggul DAM.
Salah satu pemilik rumah I Nyoman Kobong mengatakan, meluapnya sungai lebih besar dari luapan sebelumnya yakni pada 24 Desember 2016 lalu. Namun kali ini pasir dan lumpur yang dibawa air dari hulu lebih keruh bahkan membawa lumpur dan pasir hingga menimbun rumah setinggi 1 meter lebih.
"Kami sudah berpuluh tahun di sini baru sekarang kayak gini, besar banget airnya, lebih dari satu meter bahkan tembok pembatas rumah saya tenggelam, garasi tenggelam hingga kamar mandi masih tertimbun lumpur. Kejadiannya sekitar pukul 04.00 Wita, padahal kemarin masih normal saja, tiba-tiba air langsung besar," terangnya.
Kobong mengaku tidak bisa berbuat banyak lantaran ia menyadari bahwa kejadian itu merupakan musibah. Kemarin, dia dan ketiga anaknya tampak masih berusaha membersihkan lumpur yang ada kendati banjir bandang masih menghantui rumahnya. Saat ditanya apakan tidak ada rencana pindah, ia mengatakan masih tetap akan bertahan di rumahnya. "Kami bertahan di sini soalnya ini tanah dan rumah asli saya," ujarnya.
Selain menimbun hampir setengah tembok rumah warga, air sungai yang meluap juga menyeret pinggiran pabrik tahu milik Haliman, 52, asal Lombok, NTB. Haliman yang sudah 4,5 tahun ngontrak di tempat itu mengaku rugi hingga ratusan juta. Pasalnya, mesin pencetak dan pencampuran tahu miliknya tidak bisa terpakai lagi pasca diterjang air, bahkan sebagian kontrakannya roboh.
"Ada tempat cetakan dan mesin yang tidak bisa hidup, bahkan tahu saya yang baru jadi semua hanyut. Kemarin tinggi air hingga 1 meter lebih, sampai masuk ke kamar-kamar saya. Saya pastikan kerugian hampir Rp 100 juta, tumben sampai seperti ini," jelasnya sambil membongkar atap pabriknya yang masih tersisa.
Akhir-akhir ini memang diketahui hujan deras yang melanda Bali mengakibatkan rawannya tanah longsor dan banjir bandang. Dari pantauan NusaBali, sampah gelontongan kayu tersangkut di bibir sungai. Warga pun terlihat mulai berkumpul melihat sungai dan tumpukan sampah kayu yang tersangkut.
"Tadi memang besar sekali airnya, gak biasanya kayak gini, mudah-mudahan tidak ada korban jiwa," ujar salah satu warga Komang Ardika, 38, yang datang menyaksikan sungai dan tumpukan sampah itu. Bahkan hingga sore hari pihak terkait belum ada yang terlihat di lokasi tersebut. * cr63
DENPASAR, NusaBali
Air sungai DAM Oongan, Kelurahan Noja, Denpasar Timur meluap terjang 6 rumah penduduk di seputaran bantaran sungai, Jumat (10/2) dini hari sekitar pukul 04.00 Wita. Meluapnya air yang membawa pasir dan lumpur itu diperkirakan karena banjir di hulu sungai ditambah longsor, hingga sebabkan banyaknya sampah kayu yang tersangkut pada tanggul DAM.
Salah satu pemilik rumah I Nyoman Kobong mengatakan, meluapnya sungai lebih besar dari luapan sebelumnya yakni pada 24 Desember 2016 lalu. Namun kali ini pasir dan lumpur yang dibawa air dari hulu lebih keruh bahkan membawa lumpur dan pasir hingga menimbun rumah setinggi 1 meter lebih.
"Kami sudah berpuluh tahun di sini baru sekarang kayak gini, besar banget airnya, lebih dari satu meter bahkan tembok pembatas rumah saya tenggelam, garasi tenggelam hingga kamar mandi masih tertimbun lumpur. Kejadiannya sekitar pukul 04.00 Wita, padahal kemarin masih normal saja, tiba-tiba air langsung besar," terangnya.
Kobong mengaku tidak bisa berbuat banyak lantaran ia menyadari bahwa kejadian itu merupakan musibah. Kemarin, dia dan ketiga anaknya tampak masih berusaha membersihkan lumpur yang ada kendati banjir bandang masih menghantui rumahnya. Saat ditanya apakan tidak ada rencana pindah, ia mengatakan masih tetap akan bertahan di rumahnya. "Kami bertahan di sini soalnya ini tanah dan rumah asli saya," ujarnya.
Selain menimbun hampir setengah tembok rumah warga, air sungai yang meluap juga menyeret pinggiran pabrik tahu milik Haliman, 52, asal Lombok, NTB. Haliman yang sudah 4,5 tahun ngontrak di tempat itu mengaku rugi hingga ratusan juta. Pasalnya, mesin pencetak dan pencampuran tahu miliknya tidak bisa terpakai lagi pasca diterjang air, bahkan sebagian kontrakannya roboh.
"Ada tempat cetakan dan mesin yang tidak bisa hidup, bahkan tahu saya yang baru jadi semua hanyut. Kemarin tinggi air hingga 1 meter lebih, sampai masuk ke kamar-kamar saya. Saya pastikan kerugian hampir Rp 100 juta, tumben sampai seperti ini," jelasnya sambil membongkar atap pabriknya yang masih tersisa.
Akhir-akhir ini memang diketahui hujan deras yang melanda Bali mengakibatkan rawannya tanah longsor dan banjir bandang. Dari pantauan NusaBali, sampah gelontongan kayu tersangkut di bibir sungai. Warga pun terlihat mulai berkumpul melihat sungai dan tumpukan sampah kayu yang tersangkut.
"Tadi memang besar sekali airnya, gak biasanya kayak gini, mudah-mudahan tidak ada korban jiwa," ujar salah satu warga Komang Ardika, 38, yang datang menyaksikan sungai dan tumpukan sampah itu. Bahkan hingga sore hari pihak terkait belum ada yang terlihat di lokasi tersebut. * cr63
Komentar